Cinta buta, adakah?
Kata orang semua cinta itu buta. Kata orang, orang
yang sedang saling jatuh cinta itu serasa dunia hanya milik berdua, yang lain
hanya numpang. Kata orang, orang yang sedang jatuh cinta itu tak tahu benar,
tak tahu salah, bahkan tai kucing pun rasanya seperti coklat.
Bagaimana dengan aku?
Aku bukan anak baik. Aku bukan gadis soleha. Aku
bukan anak penurut. Aku tergolong ke dalam remaja pada umumnya, remaja bebas,
remaja tak tahu aturan. Pacaran, pedekate sana-sini, tepe-tepe kiri-kanan,
selingkuhin pacar, putus nyambung, gonta-ganti pacar. Yaa seperti itu lah.
Pergaulanku ternyata sangat membentukku.
Aku mengenal cinta monyet sejak kelas 2 SD. Wow!
Ternyata bukan anak jaman sekarang saja sih yang sudah mulai cinta-cintaan dari
bangku merah-putih, aku anak jaman dulu pun sudah cinta-cintaan dari kelas 2
SD. Haha.. Tapi yaa mungkin beda kadarnya kali ya. Kalau dulu hanya sekedar
salam-salaman, sekarang sudah mulai jalan barengan. Kalau dulu hanya sekedar
surat-suratan, sekarang sudah mulai telponan atau smsan tiap malam.
Waktu terus berlalu, aku sudah jadi anak SMP.
Selama SD sampai SMP kelas 8, aku tidak pernah benar-benar terikat oleh pacar
atau kerennya disebut ‘jadian’. Walaupun nakal, aku tetap memegang prinsip
tidak mau pacaran (lebih tepatnya tidak mau ada status kali ya :P). Aku ingin
bebas, aku ingin berteman dengan laki-laki manapun tanpa status pacar. Saat
teman-teman yang lain satu per satu sudah punya pacar ketika kelas 7 SMP, aku
masih enggan dan tetap pada prinsipku.
Tiba di kelas 9 SMP, aku terperangkap oleh
‘jebakan’ permintaan teman-teman. Ceritanya aku sedang mengikuti perkemahan
Pramuka tingkat kecamatan, ada salah seorang kakak panitia yang killer naksir padaku, dia selalu
mendekatiku. Kata teman-teman, supaya kakak itu tidak killer pada regu kami, lebih baik aku terima saja dia jadi pacarku.
Selebihnya, setelah perkemahan usai, terserah aku, mau putus atau lanjut kalau
memang nyaman. Dan yaa, aku menyerah. Akhirnya dia menjadi pacar pertamaku.
Hanya satu bulan kami pacaran. Aku menggantungkannya karena aku jatuh cinta
pada laki-laki lain, haha..
Dari pacar 1 ke pacar lainnya, aku tidak pernah
menganggap mereka serius. Aku tidak pernah mau diajak jalan, tidak pernah mau
diapelin, tidak pernah mau diberi hadiah apapun. Aku akan menjadi sangat risih
ketika mereka melanggar aturanku. Langsung saja kuputuskan mereka jika ada yang
merajuk ingin malam mingguan atau apa lah. Idiiih aku sih ogah.. Aku masih
belum mengerti kenapa teman-temanku tidak punya rasa risih sama sekali ya..
Ketika aku terbentur pada satu masalah
–ketidakharmonisan kedua orang tuaku-, tepat ketika itu Ibank datang menawarkan
diri jadi pacarku. Aku dan Ibank berteman baik sejak SMP, gosip bahwa kami
pacaran juga sudah banyak beredar di antara teman-teman. Tapi sebenarnya kami
baru benar-benar jadi pacar saat kami kelas XI SMA. Saat itu aku tidak lagi
terpikir untuk memanfaatkan Ibank seperti aku memanfaatkan pacar-pacarku yang
lain. Aku hanya merasa bahagia karena ada seorang teman berbagi disaat aku
terjatuh. Dan benar saja, mungkin ini lah jalan-Nya. Pasca perceraian kedua
orang tuaku, masalah demi masalah berikutnya datang. Aku merasa tidak lagi
menjadi remaja bebas. Aku merasa menjadi remaja tertekan, remaja murung, remaja
yang tidak beruntung.
Seiring berjalannya waktu, seiring masalah demi
masalah yang pangkalnya adalah perceraian kedua orang tuaku, Ibank selalu ada
buatku. Walaupun kami tidak satu sekolah SMA & satu kampus kuliah, tapi dia
selalu ada waktu untuk mendengarkanku, untuk membantuku. Kukatakan aku
benar-benar jatuh cinta padanya. Tanpa ada niat memanfaatkan, tanpa memandang
kekayaan, tanpa memandang kepintaran, tanpa memandang apapun seperti dulu. Aku
hanya memandangnya sebagai dia apa adanya, dia seutuhnya yang selalu menemaniku
saat senang maupun susah.
Lantas, bagaimana jika orang tuaku tidak
mengijinkan kami menikah? Tentunya karena alasan yang benar. Dengan berat hati,
aku tidak akan melawan orang tuaku. Sungguh. Aku tidak akan memaksa harus
menikah dengan Ibank. Aku masih punya pikiran waras, bahwa orang tuaku,
keluargaku, sabahatku, itu jauh lebih penting, jauh lebih berharga daripada
Ibank yang belum tentu dia jodohku. Aku belum gila walaupun aku cinta.
Pun jika ternyata Ibank tidak setia, Ibank
meninggalkanku, Ibank menjauhkanku dari keluargaku, apalagi Ibank sampai
menyakitiku, jelas aku akan meninggalkannya tanpa jejak! Aku masih waras. Aku
masih punya hati nurani. Aku masih punya otak untuk berpikir yang baik dan
benar. Untuk apa mempertahankan laki-laki yang sudah jelas tampak keburukannya,
bukan?
Bagiku, apa yang kata orang disebut cinta buta
adalah cinta yang tidak dilandasi iman secuil pun, cinta yang tidak
menghadirkan hati dan otak dalam setiap perjalanannya, cinta yang hanya
dilandasi nafsu, entah itu nafsu ingin memiliki, nafsu karena takut jomblo atau
apapun sejenisnya. Cinta buta hanya akan berujung menyakiti masing-masing,
bahkan menyakiti orang lain.
Lihat pasangan yang MBA! Mereka adalah contoh cinta
buta. Akhirnya, siapa yang tersakiti? Banyak orang, kan. Mulai dari mereka
sendiri, orang tua, bahkan semua orang yang mengasihi mereka. Lalu lihat
pasangan yang rela bunuh diri mengatasnamakan cinta! Mereka sendiri yang paling
sakit, sakit menanggung dosa yang tak lagi bisa diampuni. Lihat pasangan yang
berbeda agama tapi memaksakan diri untuk bersama! Lihat pasangan yang sampai
hati menelantarkan anak-anaknya demi cinta yang baru! Lihat pasangan yang
sampai hati menyakiti pasangan resminya demi cinta yang baru! Lihat pasangan
yang rela memberikan APAPUN, dari mulai harta sampai jiwa dan raga, tanpa
memikirkan keluarganya! *banyak ngelus dada, Yaa Alloh… Alhamdulillah aku
dijauhkan dari cinta yang seperti itu.
Sekali lagi kukatakan, secinta-cintanya aku pada
Ibank yang kini sudah menjadi suamiku, aku tidak akan buta dalam mencintainya.
Semoga aku, keluargaku, sahabat-sahabatku, serta
teman-teman pembaca semua terhindar dari yang namanya cinta buta… Semoga –jika
ada- keluarga kita, orang terdekat kita yang sedang terjerat cinta buta segera
dibebaskan dari jeratannya… Semoga tidak ada lagi orang yang kita sayangi
menjadi korban, menjadi orang yang tersakiti akibat cinta buta… Semoga juga
tulisan ini sedikit bisa memberikan manfaat… Aamiin…
by. si Famysa, a lover :)
Semoga aku juga gitu mbak, bukan cinta buta yang didapat kelak :))
BalasHapusbtw, ada nama si mbak diliebster award yg saya posting, semoga kenan buat baca. hehe
aamiin :)
Hapusmeluncur ke tekape :D
pernah mengalami cinta buta, tapi terus dicerahkan hehehe..rasanya cinta ngg buta-buta amaaat yaa :), harus seimbang dan rasional..
BalasHapusiya bener banget mba.. kita kan manusia, bukan hewan ;)
Hapusaamiin
BalasHapusmakasih mba ke, nai :*
HapusAku doakan Syifa dan Ibank langgeng terus ya. Aamiin
BalasHapusaamiin... makasih doanya tante :)
HapusSemoga aja ya mbak kita semua terhindar dari cinta buta hihi
BalasHapusSaya malah menikah tanpa cinta lo neng......Tapi sudah 16 tahun berjalan baik baik saja dan harmonis.
BalasHapus