Senin, 30 September 2013

Lorong Waktu Amigos

“...aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini, ingin itu, banyaaaak sekaliiiiiiiiii.....”
~Theme song Doraemon~

Once upon a time in the village...
“Teman-teman, aku punya rahasia...”
“Apa... apaa?”
“Janji yaa ini cuma kita doang yang bakal tau. Ini rahasia banget... Aku baru nemu ini kemarin sore.”
“Apaa? Ayo cerita doong cerita... Iya ini rahasia antara kita aja.. Rahasia Amigos.”
“Hmm... kemarin sore aku main ke sawah Emih (read: Emih:nenek). Di jalan utama menuju sawah Emih itu, aku ngerasa ada keanehan. Dan ternyata di sana emang aneh. Di jalan itu ada tai lepong (read: tai lepong:kotoran sapi). Sebelum aku ngelewatin tai lepong, matahari masih terang, panas, gak terlalu gede juga anginnya. Tapi setelah aku ngelewatin tai lepong, tiba-tiba hari jadi kelihatan udah sore. Mataharinya udah mau terbenam, anginnya sepoi-sepoi banget, mendadak sawah juga jadi sepi. Emih juga gak tau dimana. Aku seperti sendirian. Terus aku balik lagi ngelewatin tai lepong tadi, eeh suasananya berubah lagi kayak semula. Emih juga ada di sana. Hari emang masih siang, panas. Angin sepoi-sepoinya gak ada. Aku gak sendiri lagi. Tadinya pas sendirian aku agak takut. Tapi suasananya enak banget looh... Pas banget buat tiduran di sana atau buat kita main-main. Enak banget deh pokoknya. Kayak taman rahasia di tengah sawah.”
“Ssssttt.... Apa itu artinya.... Kita nemuin lorong waktu kita?”
“Aku juga gak tau... Tapi kayaknya sih gitu... Lorong waktunya di sana...”
“Waah... Ayo besok kita coba ke sana...”  
Keesokan harinya... Keenam bocah itu kembali ke sawah Emih untuk membuktikan. Dan ternyata benar! Bocah-bocah yang lain pun merasakan ‘keanehan’ itu. Tidak hanya satu kali mereka ke sana. Tetapi berulang kali, setiap hari. Mereka seperti sedang berpetualang dalam lorong waktu. ~Lorong waktu dalam fantasi mereka sendiri~

11 tahun kemudian... Dua bocah dari keenam bocah di atas bertemu kembali. Mereka membicarakan proyek lorong waktu mereka yang ditemukan 11 tahun yang lalu.
“De, apa kabar ya lorong waktu kita?”
“Iya ya, Bi.. Kangen aku sama masa-masa itu. Kapan ya kita nengok lorong waktu kita berenam? Masih ada gak ya? Hmm...”
Tawa rindu menggelegak. Diakhiri senyum simpul dari bibir kedua bocah itu... 
pict from here
And do you know? Aktris yang memerankan bocah provokator lorong waktu itu adalah aku, Syifa Azmy Khoirunnisa. Hahaha....
Gegara kebanyakan nonton cerita tentang lorong waktu, khayalanku waktu kecil tak jauh-jauh juga dari lorong waktu. Terutama telenovela Petualangan Amigos, sinetron Ramadhan Lorong Waktu, dan Doraemon, itu semua secara gak sadar ternyata mempengaruhi alam bawah sadarku. Sampai sekarang, aku masih suka berandai-andai, “andai di dunia ini ada lorong waktu... aku pasti bisa memperbaiki dunia ini, aku pasti bisa membuat cerita hidupku seindah yang kukhayalkan, aku pasti bisa hidup dalam tawa terus, akuu.... Ooh lorong waktu...”
Absurd memang. Tapi memang ini lah khayalanku. Khayalan yang tertinggi di atas khayalan-khayalan absurd lainnya; Ingin punya saudara kembar lah, ingin punya kamar rahasia di ruang bawah tanah lah, ingin jadi penyanyi terkenal nan glamour lah... Buanyaak banget yang absurd. Dan itu semua kayaknya dipengaruhi oleh apa yang aku tonton. Hahaha... terutama telenovela bocah tuuh... Makjleb banget dalam alam bawah sadarku.
And see... Walhasil aku sekarang jadi demen banget sama tontonan tentang time traveller atau cerita fiksi sefiksi-fiksinya. Andai lorong waktu itu ada.... Aku mau balik ke masa-masa pra persiapan giveaway khayalannya Mak Noorma, lalu aku mau bisikin Mak Noorma gini “catat nama Syifa Azmy Khoirunnisa sebagai salah satu pemenang giveaway ini”. Aahh... jadi berkhayal lagi deh. Heuu -_- :D


note: aku rindu kaliaan... sahabat kecilku yang sekarang entah dimana, kita sudah nyaris tidak pernah bertemu lagi yaa... ayo berkhayal bareng lagi seperti dulu... mumumuu :* :* ~Syifa, Bibi Ani, Nengsih, Iyom 1, Ramih, Iyom 2~

By. Si Famysa, tukang ngayal :P

Kamis, 26 September 2013

Mencintai Dengan Doa

Ini kisah orang terdekatku. Ini kisah sebuah keluarga yang menginspirasiku. Ini kisah lama. Kisah ini masih berlangsung. Dan akan terus berlangsung sampai akhir hayat mereka. Bahkan sampai akhir hayat manusia di bumi.

Sekitar 17 tahun yang lalu, ada sepasang muda-mudi yang mengikat janji suci mereka dalam bahtera pernikahan. Aku ada di sana. Aku turut menyaksikan senyum yang teramat manis dari mempelai wanita. Langkahnya anggun nan menawan. Sesekali ia tersipu malu dibalik kebaya dan kerudung putihnya. Sebentar lagi ia akan menjadi pendamping hidup kekasih hatinya.
Ada kisah lain yang mengawali perjumpaan mereka. Waktu masih duduk di bangku SMA, sang pengantin wanita pernah pacaran dengan teman sebayanya. Namun pacarnya ternyata berhati dua, menduakan sang pengantin wanita dengan temannya sendiri. Sang pengantin wanita tak pernah ambil pusing tentang pacarnya yang berhati dua. Ada pacar, ada juga fans. Sang pengantin wanita juga sempat memiliki fans berat yang selaluuu memberi perhatian padanya. Namun fans hanya sekedar fans, tidak lebih. Karena jelas sang artis memiliki kisahnya sendiri. Selain ada pacar dan fans di sekitar sang pengantin wanita, dia juga sedang dekat dengan seorang pria. Singkat cerita, di akhir kisah, menikahlah sang pengantin wanita dengan seorang pria itu. 

“waktu kami menikah, kami mulai semuanya dari minus, bukan dari nol,” kata sang pengantin wanita.
Pernikahan mereka bisa dibilang nekat. Hanya ridho dan pertolongan Alloh yang bisa membawa mereka sampai pada titik ini, mungkin. Sang pengantin wanita bekerja sebagai buruh pabrik. Sang pengantin pria, dia baru saja lulus sekolah pelayaran. Menjadi lulusan sekolah pelayaran bagi sang pengantin pria bukan sebuah hal yang bisa membuatnya tertawa lebar. Namun tetap saja itu merupakan sebuah prestasi baginya. Prestasi karena dia akhirnya bisa lulus sekolah dengan uang pinjaman dari sana-sini. Ketika menikah, belum bekerja, ada hutang di depan. Apa yang akan terjadi??
Mereka memulai hari mereka sebagai suami-istri seperti pasangan pengantin kebanyakan. Menumpang di rumah orang tua sang pengantin wanita. Meski belum mapan, mereka tetap berencana untuk memiliki anak tanpa menundanya. “anak dulu, atau kerja dulu ya, Pah? Hmm... apa aja dulu yang datang duluan deh ya.. segimana Alloh ngasihnya apa dulu,” kata sang pengantin wanita pada suaminya.
Sang pengantin pria tak henti-hentinya mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak untuk kebutuhan rumah tangga dan mencicil hutang. Penghasilan dari pelayaran dalam negeri waktu itu dirasa tidak cukup untuk memenuhi semuanya. “Mah, Papah berlayar ke Malaysia aja deh ya...” canda sang pengantin pria. “Kalau memang itu jalan yang diberikan Alloh, ya udah, Pah, gak apa-apa Papah pergi jauh juga.”
Paspor, visa, perijinan, dan segala tetek-bengek keperluan berlayar ke luar negeri sudah dilengkapi. Baru saja mereka mencicipi manisnya madu, kini mereka harus terpisah oleh jarak yang terbentang jauh. Sang pengantin wanita mengantar kepergian suaminya demi mencari nafkah. Di Bandara Soekarno-Hatta, ini lah awal segalanya.
--o--
Tergopoh-gopoh sang pengantin wanita menuju rumah tetangganya yang memiliki telepon rumah. Katanya ada kabar dari negeri seberang untuknya, dari suaminya. “Mah, Papah harus pulang dulu. Ada berkas yang belum Papah lengkapi. Papah harus bawa surat keterangan sehat dari tempat asal. Besok Papah pulang, diberikan ijin dua minggu untuk mengurus ini. Diongkosin pulang-pergi juga sama perusahaan. Sudah ya, Mah... wasalamu’alaikum.”
Alloh memberi kemudahan bagi hamba-Nya yang senantiasa berdoa pada-Nya. Mungkin ini jawaban dari kerinduan sang pengantin wanita. Suaminya akan pulang. Alhamdulillah tanpa biaya sepeser pun. Allah memudahkan segalanya.
Dua minggu berlalu. Sang pengantin pria harus kembali lagi ke Negeri Jiran.
Dua bulan berlalu. Sang pengantin wanita memberi kabar gembira pada suaminya. Sambil terisak penuh doa.. “Pah, Mamah hamil...”
Aku takjub mendengar setiap detail kisah ini. Setiap anak di bumi ini memang membawa rizkinya masing-masing. Pada akhirnya kerjaan dapat, anak pun dapat. Mereka semakin hari semakin mapan. Tadinya sang pengantin wanita ingin menamai anak pertamanya “Rizki Ananda”, tapi tidak jadi karena sudah terlanjur diberi nama lain, nama yang sama indahnya dengan Rizki Ananda.

“untung kamu nikahnya sama suamimu yang sekarang ini ya.. bukan sama fansmu dulu, yang dulu tajir tiada tara, sekarang hidupnya gak jelas” ~testimoni seorang kawan sang pengantin wanita terhadap fansnya dulu~
Hutang terbayar, tiga bidadari penyejuk hati, rumah mewah, mobil, motor, gadget, usaha dan pekerjaan, pergi haji, pendidikan anak, piknik keluarga, rohani islam yang semakin kuat, sekarang mereka memiliki semua itu. Dari dua, menjadi lima. Dari dua, bisa merangkul satu, dua, tiga, empat, lima orang, dan banyak lagiii... Karena sejatinya hidup memang untuk berbagi kebahagiaan. Ini lah yang sedang mereka lakukan sepanjang hidup mereka.
Cinta memang bisa mengubah segalanya. Air menjadi api. Pahit terasa manis. Lelah sirna menjadi canda tawa. Batu pun bahkan melunak. Mungkin benar kata ilmu pasti, matematika. Minus (-) dapat menjadi plus (+) ketika minus dikalikan dengan minus ((-)x(-)). Lalu ditambah oleh rumusan cinta, sehingga satu plus (+) bisa berubah menjadi banyaaak sekali plus (+), plus (+), plus (+). 

“seayem-ayemnya rumah tangga terayem yang pernah aku lihat, ternyata dibalik sana tidak seayem luarnya” ~Famysa~
Sang pengantin pria tampaknya mulai jenuh. Pulang bukan membuatnya sumringah. Dia malah terus merenung dan pergi ke masjid lebih sering dari biasanya, hanya untuk menangis. Setiap rumah tangga pasti pernah atau akan melalui fase ini. Ketika jenuh melanda... “Mah, Papah ingin menikah lagi dengan gadis yang masih cantik,” jujur sang pengantin pria pada istrinya. “Papah gak usah nikah lagi. Mamah yang akan menjadi gadis itu.”
Mulai dari belly dance, senam, aerobik, diet makanan, suntik vitamin C, semua dilakukan sang pengantin wanita. Semata-mata demi suaminya yang sedang dilanda kejenuhan. Cukup lama meredakan kejenuhan itu. Hampir satu tahun. Hingga iman dan takwa mengembalikan segalanya. Bahtera yang hampir terbawa gelombang besar bisa menemukan kembali ketenangan laut lepas. Bersama, berlima, mereka melanjutkan perjalanan hidup....

“Rumah tangga kami pernah nyaris di ujung tanduk. Waktu itu aku sudah tidak bisa apa-apa. Aku hanya berdoa, berdoa, dan berdoa. Aku hanya mengajak suamiku untuk istighfar memohon ampun dan berdoa. Jika memang takdir Papah menikah lagi dengan gadis, bisa saja Mamah meninggal lebih dulu, lalu Papah bisa menikah lagi dengan gadis, tidak usah pakai poligami atau bercerai segala,” tutur sang pengantin wanita padaku...

Ini kisah nyata. Mereka adalah orang terdekatku. Mereka adalah keluarga yang sangat aku sayangi. Barakallah untuk keluarga yang senantiasa menginspirasiku ini... :’)
Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine 

barakallah pernikahannya, Mbak Uniek & suami... semoga tetap menjadi keluarga yang samara... semoga langgeng sampai kakek-nenek, biarlah maut menjadi satu-satunya hal yang bisa memisahkan... semoga dari tangan-tangan kalian tumbuh generasi pembela agama dan negara... puokoke sing apik-apik semoga selalu menyertai keluarga Mbak... aamiiin ya Robbal 'aalamiin... :))
doakan juga semoga diriku ini cepat mendapat jodoh yang terbaik ya, Mbak... hihihii :D

By. Si Famysa, :’)

Sabtu, 21 September 2013

Magang ooh Magang

sesuai judulnya, magang ooh magang... terdengar agak mengeluh yaa... hehehe
mungkin iya, aku mengeluh. tapi bukan mengeluhkan magangnya. melainkan mengeluhkan kesemrawutan jadwal menulisku di tahun ini. magang dari jaman kapaaan... baru bisa ditulis sekarang. ckckck *sibuk atau sok sibuk sih loe? -_-
maaf yaa kalau mungkin di beberapa postingan-postingan berikutnya aku masih ingin menyumpah-serapahi diriku sendiri yang malas menulis ini. very very big big big sorry.... T__T

well, forget it! yang penting sekarang aku ingin menulis. 
dengan tumpukan Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak RR Merapi
di awal tahun 2013, lembar kisahku dibuka oleh magang. sudah dari bulan Desember tahun lalu aku sibuk mengurusi magang. mulai dari pencarian tempat, pendaftaran, sampai perijinan ke sana-ke mari yang lumayan menguras emosi, materi, dan tenaga. hmm... itu lah birokrasi. harus dinikmati :)
how interesting you are, my jobs...
setelah melalui berbagai tahapan yang panjang, akhirnya aku diterima magang di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta. aku magang di BPBD bersama temanku, Isna. hari pertama magang, tanggal 21 Januari silam, belum ada pekerjaan yang kami lakukan. malah kami seolah disambut oleh peresmian gedung baru BPBD. ada acara tumpengan dan makan-makan. hihihi... *enak beneeer kan kesan pertama magangnya semenyenangkan ini :D
selesai acara peresmian gedung, aku dan Isna masih luntang-lantung. akhirnya kami bertanya dan minta ditempatkan di bidang yang kami tuju. aku minta ditempatkan di bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR), Isna di bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK). tujuannya supaya sesuai dengan bahasan skripsi kami masing-masing. 
ada yang lucu... ternyata bidang RR kantornya terpisah sendiri. RR beralamat di jalan Kledokan, Depok, Sleman, bukan di jalan Kenari (kantor BPBD). dan ternyata lagi, kantor RR dekat sekali dengan Bolo Resto, tempat kerjanya Ibank (waktu itu masih jadi pacar. hahahaa). aku hanya bisa nelen ludah *glek, kok jadi didekatkan dengan Ibank gini ya --", tapi dijauhkan dari kosan --". khusus bidang RR kenapa masih terpisah, karena gedung yang baru diresmikan belum siap menampung RR. huhuhuu *makanya RR sering disebut anak tiri oleh penghuni RRnya sendiri :P *peacee... 
makan-makan perpisahan pensiunnya Pak Aziz, Kabid RR
3 hari pertama aku di RR... kesannya bete pake banget. belum ada pekerjaan yang jelas. aku cuma disuruh belajar dan belajar oleh Pak Aziz, buku-buku tentang Merapi pun menumpuk di meja kerjaku. ya sudah akhirnya aku mencicil mengerjakan laporan magang. lama-lama bete. lalu main game. lama-lama makin bete. iseng-iseng aja aku ngintili Mas Agung. ngintipin dan ngerecokin kerjaannya. hehehe... walhasil, aku diisengin balik. mulai dari sini lah aku punya kerjaan yang berat *sampai keringatan loh, kayak kuli, ciyuus deh :D.  
RR Crew: Bu Heni, Bu Yani, Bu Ajun, Pak Aziz
di hari-hari berikutnya, kerjaanku makin numpuk. mulai dari A sampai Z. aaaaaa.... rasanya lelah dan mumet sekali. apalagi di dua minggu terakhir masa magangku, ada pemeriksaan dari BPK gitu. wah itu sibuknya gak ketulungan. Sabtu lembur pun aku ikutan. bisa pulang kerja tepat jam 4 sore ituu rasanya sangat beruntung sekali. karena hal itu jarang sekali terjadi, saking banyaknya kerjaan. aku sampai kos langsung tepar. tidur-tiduran sebentar saja, adzan magrib sudah memanggil. dari magrib ke isya itu rasanya lamaaa sekali... saking ngantuknya. dan setelah isya, sudah, good bye, sudah tidak ada kehidupan di kamarku, alias tidur pulas, zzzzz....   
RR Crew: Mbak Irsha, Mas Hafid, Bu Is, Mas Doma, Mbak Dian
aku yang tidak pernah bekerja kantoran sebelumnya agak merasa bahwa kerja kantoran itu capek dan membosankan. hehe... bagaimana tidak, kerja diatur oleh jam kerja, diatur oleh sistem dari atasnya, diatur oleh birokrasi, semua serba diatur. tapi yaa memang begitu lah kantor. ini juga tujuannya magang, supaya mahasiswa kenal dengan dunia kerja yang mungkin akan mahasiswa masuki kelak. setidaknya aku pernah beradaptasi dengan kantor publik. very interesting... banyak ilmu dan pengalaman yang didapat di sana.... terutama ilmu tentang disiplin dan melayani publik.
RR Crew: Mas Agung, Pak Tarno, Pak Mandala (gak kefoto -_-)
selain ilmu dan pengalaman dunia kerja di kantor publik, aku juga mendapat banyak berkah magang lainnya. tidurku teratur, jadi gak sering begadang lagi. tiap minggu olahraga, BBku jadi turun deh :P. isi dompetku teratur, tidak banyak pengeluaran, hihihii... ya iya lah, sarapan bawa susu sachet diseduh di kantor, makan siang ada jatah dari kantor, kalau pun sedang tidak ada jatah, tetap saja ada yang mentraktirku :P, pulangnya aku penuhi tumblerku dengan air galon di kantor :P, belum lagi kalau ada jajanan atau jatah makan siang berlebih, pasti aku yang jadi sasaran untuk membawanya. hahaha... dengan sangat senang hati :D apalagi waktu acara makan-makan Pak Aziz, aku kebagian bawa pulang ikan gurame utuh, guedee... dimakan berempat di kosan tanpa nasi pun sudah kenyang. alhamdulillaaaah :) 
nasi Padang; menu andalan makan siangnya RR. ini makan siang terakhirku di RR. higs :'(
nasi padang. 3 cewek Undip (aku, Mbak Dian, Mbak Irsha) VS 3 cowok UGM (Mas Agung, Mas Doma, Mas Hafid). "kalau lihat rak ini pasti inget sama Syifa, ini kan idenya Syifa", kata Mas Doma. ngerumpi di jam istirahat. nyicipin kosmetiknya Mbak Dian, hahahaa :D *ngakak banget di momen ini. becandain Mas Agung yang galau menjomblo *peacee, Mas :P. sabotase meja kerjanya Mas Hafid dan Mbak Dian karena mau ngeprint. gangguin Bu Heni, Mbak Irsha, Mbak Dian, Mas Agung, Mas Doma, ketika aku tidak mengerti atau tidak bisa mengerjakan sesuatu. main petak umpet sama SPK featuring Mas Agung *hahaa... curi-curi ngobrol sama Mas Agung di tengah kerjaan. ngobrolin diet. ngbrolin apaaa aja ngalor-ngidul...
semuanya bakal selalu bikin aku kangeeeeeennn.......................... :* :* :* 
laporan magang. masih punya hutang; belum mengumpulkan ke BPBD. hehehe :P
semua tentang RR akan selalu tersimpan rapi dalam memoriku... semoga di kemudian hari aku dipertemukan kembali dengan keluarga besar RR... aku rindu kalian... aku rindu keluargaku di RR... terima kasih semuanya... terima kasih sudah mengajari dan membimbingku dengan sabar... terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman yang kalian berikan... semoga aku dimaafkan atas segala kelalaianku selama magang... Syifa sayang RR :') ~Bu Heni, Pak Aziz, Mbak Dian, Mbak Irsha, Mas Agung, Mas Hafid, Mas Doma, Pak Aji, Bu Is, Pak Mandala, Pak Tarno~

by. si Famysa, sayang RR :*

Kamis, 19 September 2013

Campus Style ;)

akhirnyaaaa si aku bisa ngeblog lagi. setelah sekian lama vakum oleh kesibukan yang dibuat-buat oleh diri sendiri. hehehe...
maafkan aku yaa teman-temaan.... kumohon terima aku kembali di dunia yang menyenangkan ini... big pleaseee :))

ceritanya postingan ini untuk pemanasan... supaya aku tidak terlalu kaku untuk menulis yang lebih banyak ke depannya. ibarat kita mau olahraga gitu loh... kalau tidak pemanasan dulu kan nantinya bisa-bisa kram. hehehe *alasan mulu nih --"

dan kali ini, dalam rangka welcome party atas kembalinya aku ke dunia blog, aku mau menyuguhkan yang fresh-fresh buat teman-teman semua... sekalian promosi yang terbaru dari Famysa :D
kenapa kali ini Famysa menyuguhkan batik untuk Campus Style?
karena di bulan September ini merupakan bulan masuknya mahasiswa baru di hampir semua perguruan tinggi negeri maupun swasta. bukan begitu? ;)
sebenarnya pemotretannya siiih sudah lamaa sekali. sudah 3 bulan yang lalu. tepatnya setelah selesai tes SBMPTN. adikku dari pagi sampai siang hari panas mengerjakan soal, sore harinya langsung pemotretan. hihihi
oh ya, kenalan dulu yuuk sama model-modelnya....
yang sebelah kiri (dress hijau) namanya Litha Anistya, mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan Peternakan angkatan 2010. dan yang sebelah kanan (dress kuning) namanya Maria Ulfah, dia adikku, dia baru aja jadi mahasiswa di STIKes Guna Bangsa Jurusan Keperawatan :)
biasanya kalau di Undip ada hari pakai batik, yaitu hari Jumat. nah, biasanya juga masih banyak mahasiswa yang tidak mengenakan batik. boleh lah yaa kalau misalnya tidak mengenakan batik pada hari Jumat, tapi pernah pakai di hari lain, setidaknya dalam satu minggu itu ada deh ke kampus pakai batik. lah terus apa kabar yang gak pernah ngampus pakai batik sama sekali?? 
oleh karena ituu... si aku jadi terinspirasi ingin mengangkat tema Campus Style. semoga saja teman-teman jadi terinspirasi juga dengan gaya berbatik yang aku suguhkan di sini :)
dalam pemotretan ini aku tidak sendirian looh... *baru kali ini kan yaa aku gak jadi model berbatiknya. hehehe
di sini aku kerja sama dengan Salon Jilbab Annisa. makanya ada dua model dengan beda gaya *walaupun dengan dress yang sama. model berdress kuning (Ulfah) dari Famysa, dan model berdress hijau (Litha) dari Salon Jilbab Annisa.
yang mau berkenalan, yang mau tanya-tanya, monggo langsung aja diklik Salon Jilbab Annisa, atau bisa langsung ke ownernya, Mbak Siti Mutmainah (Muti). doi jago banget dalam hal rias-merias looh.... pelanggannya juga sudah banyaak... mulai dari yang wisuda sampai yang nikahan. hasil riasannya bisa teman-teman intip di Salon Jilbab Annisa. cakep-cakep deeh... sudah halal, syar'i lagi...
ki-ka: Litha, aku (Syifa), Mbak Muti, Ulfah
dan buat teman-teman yang kepincut sama dress batiknya, langsung aja meluncur ke Famysa yaa... atau sms/whatsapp langsung ke 08997185407 :D selain warna kuning dan hijau yang dipakai model, ada juga warna merah dan ungu. gak kalah cakep deeh... apalagi kalau sudah sampai ke tangan teman-teman, makin cakep deh.. hihihi

sudah dulu yaa.... selamat beraktivitas teman-temaan... semoga bermanfaat ^^

make up & hijab stylish: Salon Jilbab Annisa
busana: Famysa 
kode busana: Dr.Febiola-K, Dr.Febiola-Hj
fotografer: Ibank
lokasi: Gedung Widya Puraya Undip

Mijn Vriend