Senin, 31 Oktober 2011

Kentut 'Anti Kemunafikan'

suatu hari di kabupaten Kuncup Mekar...

"saudara-saudaraku, rakyat sudah bosan dengan kemunafikan. rakyat sudah bosan dengan pemimpin yang sok bersih. rakyat merindukan pemimpin yang punya prinsip. ini bukan masalah baik atau buruk, bukan masalah salah atau benar, sedikit ngawur gak apa-apa yang penting rakyat bisa sejahtera. heeeyy... kalian di sana, pemuda-pemudi, jangan cuma bisa langak-longok, kayak pencelongok. hidup adalah kerja. ayo maju bersamaku, ikuti perkembangan dunia, jangan tulalit kayak handphone kejepit. ayo bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain. kita ini adalah bangsa yang besar, bukan bangsa yang minder. harus bersikap tegas dan jelas, jangan muter-muter. kamu ini bukan makhluk sempurna. kamu manusia, bukan Tuhan yang bisa memuaskan semua orang. jadi, tanya hatimu. kalau kamu yakin itu yang terbaik, kerjakan. sikat dulu, urusan belakangan. jadi kalau masih ada yang tergilas, itu wajar. kalau masih merasa ada yang tertindas, itu juga masih wajar. sebab kesengsaraan diciptakan memang untuk manusia. jadi kalau ada yang tidak siap sengsara jangan memilih jadi manusia."

"kalau kita sudah terjepit, jangan kasih pikir aturan. mana ada di negara ini peraturan yang tidak dilanggar."

"setiap pembangunan itu butuh biaya. dan pada saat kemiskinan di negeri ini sangatlah tidak mungkin untuk menaikkan pajak daerah. maka program pertama saya adalah melegalkan perjudian untuk membiayai pembangunan agar rakyat bisa segera jadi kaya raya."
"anda keterlalulan. rakyat kita ini kan sangat religius, Pak Jas Merah. kalau anda sampai melakukan hal itu maka akan timbul masalah sosial baru."
"nah inilah yang selalu saya tentang. pemimpin yang munafik. anda bisa bicara seperti ini karena anda terlahir sebagai orang kaya. kalau anda terlahir sebagai orang miskin bagaimana?"
"jangan-jangan kalau anda jadi bupati, pelacuran pun akan anda legalkan?"
"iya. kenapa tidak. daripada mereka ngeteng di jalan. sebagai komoditi, nilai jualnya sangat rendah. apa salah jika kita kelola secara profesional sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah. dibandingkan dengan mengumpulkan mereka semua kemudian kita mengirim mereka ke luar negeri sebagai pembantu, lalu pulang kembali ke tanah air sebagian mereka bunting. anda pilih mana?" 

"saya penganut hedonisme. tetapi hedonisme yang terkontrol dan bertanggung jawab. hidup hedonisme!"

"kesehatan lebih penting dari kesopanan."

"bagi kami semua pasien itu penting. kami tidak pernah membedakan pelayanan berdasarkan ukuran kantong pasien. jadi kami menunjuk dokter untuk menangani sesuai dengan kondisi pasien itu sendiri."

"hanya orang cantik yang bisa membuat gaun buruk tetap terlihat indah."

"wahai rakyatku, mulai hari ini panggil aku H. Jas Mera."

pict here
begitulah sekilas tentang percakapan yang ada di film Kentut karya Deddy Mizwar. ini hanya sekilas ya.. masih banyak percakapan lainnya yang keren bin mantap binti luar biasa #loh. menarik untuk ditonton bukan? ;D      
film ini mengisahkan tentang pemilu kada di kabupeten Kuncup Mekar. calonnya adalah pasangan Jas Merah - Delarosa (artis dangdut) dan Patiwa - Ki Orka. program dari kedua pasang calon sangat berbeda. yang satu ke Selatan, yang satu ke Utara. suatu hari Patiwa mendapat musibah. dia (entah) tertembak atau ditembak oleh seseorang yang tidak dikenal bahkan tidak nongol di filmnya #nah loh kok bisa. akibat dari tembakan itu Patiwa jadi harus dirawat serius di rumah sakit. ada satu indikator kesembuhan Patiwa, yaitu KENTUT. tetapi justru kentut ini menjadi kendala. setelah beberapa hari dirawat Patiwa tak kunjung kentut. hingga akhirnya suatu hari............ ---> tonton sendiriiii!! hehe
hmm... film ini mungkin sedikitnya merupakan gambaran dari dunia perpolitikan di Indonesia. tentang pentingnya kentut yang terkadang dianggap hal tidak penting bahkan aib, tentang bagaimana rupa-rupa para calon kepala daerah kampanye, tentang 'santet' yang selalu mewarnai di balik pemilu tersebut, tentang realita bagaimana warga Indonesia sudah tidak memperhatikan peraturan lagi, tidak bisa menghargai privacy orang lain, dls. segala hal yang ingin disampaikan oleh Deddy Mizwar melalui film ini benar-benar sampai. pesan moralnya mantap!
bagi yang doyan dunia politik, monggo nonton film ini! bagi yang kurang suka juga apa salahnya mencari ilmu dari sebuah film karya sutradara terbaik Indonesia. dijamin bermanfaat, dijamin gak buang-buang waktu, soalnya ini bukan hanya sekedar tontonan, tapi juga sarat akan tuntunan. ;D
oh ya, jika teman-teman semua sudah menontonnya, dapatkah kalian menemukan makna dari closing statement dari Jas Merah (Deddy Mizwar)? itu tuh kalimat di atas yang kutulis large and bold. selamat menemukan dan selamat menonton tentunya!! xD

by. si Famysa, lagi UTS malah ngeblog xP

Jumat, 28 Oktober 2011

Met Afifah Afra; My Fave Writer

hari Minggu, 23 Oktober lalu, sebenarnya adalah hari yang amaaaat ingin aku ceritakan pada Jejak Si Miaw. tapi baru sempat sekarang deh. hihiii

hari itu aku bangun pagi-pagi (lebih semangat daripada kuliah #asli deh), setelah siap dan cantik *tentunya* aku segera berangkat ke Masjid Al Huda diantar oleh Ayu. rajin amat ya pagi-pagi sudah ke masjid. mau apakah saya? mau solat duha yaaa?? oowhh tidaak... :D #padahal tidak semestinya dijawab dengan ekspresi seperti itu --" 
hari itu adalah hari pelantikan pengurus FLP Semarang periode 2011-2013. jelas aku ikut karena aku anggotanya. *jadi Be gitu ya? iya lahh.. bangga gitu loh jadi bagian dari keluarga besar FLP, walaupun baru anggota dan numpang eksis aja. hehe.. 
sedang menunggu acara dimulai
katika aku sampai di Masjid Al Huda... ~loh kok kosong, cowok doank, ceweknya mana? hmm~ eh ternyata ceweknya ada di tempat solat cewek. wew jadi malu aku. setelah menghampiri, bersalaman, dan cipika-cipiki, duduklah aku sambil menunggu yang lain dan menunggu acara dimulai. mumpung acaranya belum dimulai, kubuka si PinkQ untuk mengerjakan tugas kuliah yang belum rampung. selagi masih ada waktu, kenapa tidak digunakan sebaik dan semaksimal mungkin?! akhirnya mbak-mbak di kanan-kiriku yang diabaikan. wahahaa resiko dekat orang sibuk ya, Mbak? #nah loh pede beudd :P
awalnya cewek-ceweknya hanya ada 3 orang termasuk aku, lalu bertambah jadi 4 orang, lalu bertambah lagi menjadi berapa ya... hitung aja sendiri nih di foto di bawah ini :D
hayooo ada berapa tuuh? hitung-hituung! :D
setelah makhluk-makhluk lainnya sudah mulai berdatangan, sekitar pukul 08.00 acara pun dimulai. acara dibuka oleh MC dan sambutan dari ketua baru kita. selanjutnya tiba giliran penjelasan program kerja terbaru oleh ketua, sekretaris, bendahara, dan divisi masing-masing.
--dreeett... dreeeett....-- hapeku bergetar. ternyata sms dari Kak Adi (ketua ranting Tembalang) yang isinya menugaskan aku untuk menjemput Mbak Muti (temanku, anggota FLP juga). ya sudahlah aku pun segera pergi menjemput Mbak Muti dengan meminjam motor Mbak Ririn. setelah sampai di gang kosannya, ternyata aku masih harus menunggu Mbak Muti mandi dan berdandan dulu. bete menunggu, warung pun terlihat, roti 2500an isi 6 potong pun kudapat #wahahaa apa sih --" habis lapar sih. maklum aja belum sempat sarapan saking kerajinannya. sambil menunggu, aku duduk-duduk sambil memandang motor Mbak Ririn. dalam hati... ~ini kok motor sudah dekil lagi, perasaan baru kemarin aku cuci~ aku merenung sambil berpikir. ketika ingat itu bukan motorku, tetapi motor Mbak Ririn, aku langsung bangkit dari renunganku. bodoh banget deh. jadi malu. ahaha... salah siapa motornya sama kayak Bepink. #lu kira yang punya beat pink cuma lu doank :P
ceritanya sudah sampai lagi di Masjid Al Huda aja deh ya, supaya cepat. hehe
sesampainya (lagi) di Masjid Al Huda, acaranya masih seputar penjelasan proker. tapi tak lama kemudian... datanglah sosok yang selama ini kutunggu-tunggu... siapa diaaa?? ini diaaaa....
Mbak Afifah Afra
ketika aku tau Mbak Afra sudah menginjakan kaki di satu ruanganan bersamaku, entah kenapa wajahku berat untuk menoleh barang sebentar saja (untuk menatapnya). apakah itu karena jaim, nervous, atau kenapa, yang jelas begitulah yang aku rasakan tiap kali bertemu dengan orang yang aku suka (ekstrimnya -yang aku idolakan-). Mbak Afra menyapa dan menyalami kami. ahihii senangnyaaa berjabat tangan dengan Mbak Afra. secara aku pengen banget ketemu beliau dari sejak SMA dulu, gara-gara banyak baca karya-karya dan beritanya. alhamdulillah yaa kesampaian juga :D Allah memang selalu mendengar pinta dari hamba-hamba-Nya sekecil apapun itu. 
kemudian tanpa banyak basa-basi lagi, MC langsung mempersilahkan Mbak Afra untuk segera melantik kepengurusan yang baru.
prosesi pelantikan oleh Mbak Afra
sebenarnya di sebelah kanannya Mbak Afra ada pengurus laki-laki berjajar juga, tapi karena juru kamera terhalang oleh hijab yang menghadang di depan Mbak Afra, jadi deh hanya ini yang bisa terabadikan oleh kamera mbaknya *mbak siapa gak tau :P
eh iya... kenapa Mbak Afra yang melantiiikk? soalnya Mbak Afra ini adalah ketua FLP Jawa Tengah. jadi untuk FLP-FLP cabang dalam wilayah Jateng ya ada dalam kekuasaannya beliau. *bagi yang tidak suka dengan kata 'kekuasaan', boleh diganti deh, bebas aja lah.
prosesi pelantikan berlangsung dengan khidmat dan merinding. hiiiyy... maklum aku baru mendengar dan menyaksikan prosesi pelantikan lagi sih. makanya kubilang merinding. takjub aja gitu melihatnya. dari mulai kata kesanggupan dari para pengurus, sampai ucap janji hingga peresmian, subhanallaaahh.... 
simbolik pemberian hadiah oleh Mbak Tuti (sekretaris FLP Semarang) pada Mbak Afra
pemberian hadiah di atas merupakan penutup dari serangkaian acara pelantikan FLP Semarang periode 2011-2013. setelah ini dilanjutkan oleh acara bincang-bincang ngalor-ngidul.
GUE MUPENG --"
haduuuh asli deh itu foto di atas si aku mupeng beudd. pengen ikutan Mbak Wiwit minta tanda tangannya Mbak Afra. tapi sayangnya aku gak bawa buku. nyesel deh iiihh gak bawa novel De Winst, karyanya Mbak Afra. huhuhuu... lain kali deh ya, Mbak :(
eh iya itu pantatnya siapa lagi yee... eksis banget sih. ngoookk
foto-foto di akhir acara sebelum Mbak Afra pulang
sebelum Mbak Afra pulang, beliau sempat mengobrol dulu denganku. ahihiii... #bukan denganku sih, tapi dengan kami xP Mbak Afra tau namaku dooonk... Syifa gitu lohh... *ganjen dih --"
wiww gue alaaayyy banget sumpah hari ini. gkgkgk

petualangan hari itu tidak berakhir sampai di sini saja. masih ada kelanjutannya loohh. karena setelah acara ini kita kan rame-rame mau kondangan ke nikahan Kak Ali (mantan ketua FLP Semarang, owner GM Press) ke Kudus. so tunggu kisahnya ya! ;D

by. si Famysa 4L@y

Kamis, 27 Oktober 2011

you are not BOS!

tahukah kamu apa itu BOS?
yang tidak tahu berarti tidak gahooolll....
itu loooh,,, BOS = Bantuan Operasional Sekolah.
ooowhh... iya... iyaa...
#orang gila ngomong sendiri.
pict here
mari kita lihat penampilan si BOS kita ini.
- sasaran: 
sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP) non-SBI.
- skema penyaluran BOS: 
bendahara umum negara --> kemendiknas --> kabupaten --> sekolah penerima BOS
- target penyaluran (hari): 
secepatnya

faktanya,  banyak sekolah penerima BOS yang sampai harus meminjam dana pada pihak ketiga akibat lambatnya penyaluran BOS. dimana BOS hanya menjadi satu-satunya sumber dana bagi sekolah-sekolah tersebut, namun ketika BOS tak jua kunjung datang, mereka (sekolah) kebakaran jenggot sehingga harus memutar otak dengan pinjaman. dengan keterlambatan BOS ini menyebabkan terganggunya penyelenggaraan pendidikan.
diduga keterlambatan tersebut diakibatkan oleh panjangnya skema penyaluran BOS. sehingga memperbesar peluang korupsi pada tiap badan penyalurnya. bagaimana tidak, mereka pasti berpikir untuk mengambil keuntungan dari BOS baik besar maupun kecil.
BOS yang awalnya bertujuan membantu pendidikan di Indonesia ternyata malah hanya sedikit manfaatnya yang terasa. contohnya seperti dana ekstrakurikuler (SMP x) yang macet karena pihak sekolah beralasan, "sekolah sudah gratis, buku gratis, maka sudah tidak ada lagi dana untuk ekskul." miris sekali bukan?! padahal seharusnya dana ekskul itu tersedia.
menurut kacamata saya pribadi, sebenarnya yang paling diuntungkan dari BOS ini bukanlah para pelajar maupun orang tua pelajar yang memang tidak mampu. tetapi lebih berpihak (menguntungkan) oknum sekolah, kabupaten, dan kemendiknas yang tidak bertanggung jawab.
ke depannya, pada tahun 2012, skema penyaluran BOS akan dirubah. bukan lagi seperti di atas, melainkan menjadi dari bendahara umum negara langsung ditransfer ke rekening-rekening sekolah penerima BOS. hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesempatan kosupsi pada kemendiknas dan kabupaten.
semoga saja berhasil... semoga BOS dapat tepat guna! 
doakan saja kawan... sambil tak lupa kita awasi perjalanannya. ;D

by. si Famysa, pengamat publik :P

Allah Menegurku

berawal dari sepulang kuliah tadi siang, aku, Ayu, Isna, dan Zizah janjian makan di warung pecel langganan kami. aku dan Ayu duluan ke tempat tersebut dengan naik motor, sedangkan Isna dan Zizah di belakang kami naik sepeda. sesampainya di warung pecel, aku dan Ayu lumayan menunggu lama di sana. hingga akhirnya tak sabar lagi menunggu, Ayu menelpon Isna. "hah, kecelakaan, dimana? berdarah-darah? ya udah kita ke sana." begitulah kira-kira isi dari telepon singkat antara Ayu dan Isna, dibantu Zizah. aku dan Ayu langsung meluncur ke TKP. begitu sampai di depan mereka, aku dikagetkan oleh kerudung Zizah yang kotor oleh darah. ~ya, Allah.. darah~ batinku. lalu kupalingkan wajahku ke Isna, kulihat dagunya sudah diperban, tangan dan kakinya terluka juga. menurut cerita mereka (Isna & Zizah), di jalan turunan, Isna yang menyetir sepeda kehilangan keseimbangan sehingga sepeda yang mereka tumpangi oleng ke kanan dan ke kiri. dan... terjatuhlah mereka. beruntung Zizah tidak terluka terlalu parah sehingga dia bisa mengobati Isna yang terluka parah. setelah itu kami buru-buru membawa Isna ke kosannya dengan motor, sedangkan aku jalan bersama Zizah dan menuntun sepedanya.
sesampainya di kamar Isna, aku melihat lebih jelas luka-luka yang ada di tangan dan kakinya. aku gemetar sekujur tubuh #asli deh gak bohong. bukannya membantu mengobati, aku malah menambah suram suasana dengan tangisanku. Zizah bilang seperti ini, "yang sakit siapa, yang nangis siapa. gimana sih Syifa ah.. gimana kalau nanti punya suami & anak coba. masa kalau mereka sakit kamu malah mengusir mereka karena takut mengobatinya." 
kemudian Ayu melihat luka di dagu Isna, memastikan seberapa dalam sobekannya. katanya sih sobeknya paling-paling cuma 1,5cm-an, tapi lumayan dalam, jadi harus dijahit. aaahh sumpaah aku merinding mendengarnya saja. aku teriak-teriak pada mereka, "ya sudah cepat bawa Isna ke klinik sekarang juga." aku sama sekali tidak tau apa yang harus aku lakukan. tangisku makin menjadi-jadi dibuatnya.
singkat cerita, akhirnya Isna dibawa ke klinik, diantar Ayu, adiknya, dan Khaslinda. awalnya Zizah menyarankan agar aku saja yang mengantar Isna agar aku bisa belajar dari situ (belajar melihat darah), tapi aku menolak dengan alasan aku tidak mau menambah repot dokter yang akan mengobati Isna. bukannya segera menjahit, nanti malah mengurusi aku yang histeris ketakutan.
ya Allah... tidak tau kenapa aku phobia darah. aku takut. melihat satu tetes darah saja dapat membuatku menangis. bukannya aku tak mau menolong, tapi sungguh aku tak sanggup. bisa-bisa aku malah pingsan duluan sebelum mengobati luka-luka darah itu. Zizah sampai memberikan saran agar aku menanyakan tentang hal phobia darah itu pada mamahku. barangkali ada faktor traumatik waktu aku kecil dulu. hhh.... demi Allah, maafkan aku, kawan... :'(

lalu....
beberapa jam yang lalu, sekitar jam setengah delapan malam... telah terjadi tragedi berikutnya.
aku hendak makan di luar dengan Riau (panggil: Rio). karena uang kami habis, kami ke ATM dulu yang letaknya ada di seberang rumah makan yang kami tuju. setelah mengambil uang, karena saking penuhnya jalanan oleh mobil, motor yang berseliweran, kami pun mengambil jalan lurus dulu (tidak langsung menyeberang). dan ketika kami akan memutar balik, kecelakaan naas itu pun terjadi.
sebelumnya kami celingukan ke arah kanan dan kiri untuk memastikan jalan agak kosong agar kami bisa berputar balik. ketika dari arah kanan dan kiri terlihat agak lengang, Rio pun menarik gas motor. namun ketika motor kami sampai di tengah (batas jalan kanan & kiri), tiba-tiba aku dikagetkan oleh mobil yang berada sejajar dengan kami. aku berteriak, "Rio awaaaaass mobiiiiillll!!!!!" sayangnya tragedi tak dapat terhindarkan. kami bertabrakan dengan mobil, dan 'bruaaaakk' terkaparlah kami di tengah jalan.
orang-orang sekitar segera mengerubungi kami dan membantuku berdiri, juga membantu menyingkirkan motorku ke pinggir jalan. setelah aku bangun, aku pun membantu membangunkan Rio. kutepuk-tepuk badannya beberapa kali, kubilang "Rio, banguun!!", tapi Rio tetap tak bergerak. akhirnya orang-orang turun tangan. mereka menggotong Rio ke pinggir. lalu aku memangku kepalanya, kubantu dia menggerak-gerakkan tangannya sedikit demi sedikit. tak lupa lansung kutelpon Khaslinda untuk meminta bantuannya.
ada kisah percekcokan di sini, antara kami dan pemilik mobil yang bertabrakan/ditabrak/menyerempet atau apalah itu pokoknya itu lah dengan kami. sudah tau Rio sedang terkapar tak berdaya di tanah, dia malah terus menyalahkan kami. dia bilang kalau kami tak menyalakan lampu, sen, dan tidak memakai helm. ~hahh... lantas kenapa, Bung?! masihkah anda peduli pada hal-hal itu sementara temanku sedang terluka...~ kubilang saja, "hah masa sih lampunya gak nyala? orang nyala kok. mana mungkin kami gelap-gelapan sepanjang jalan. kalau mau ya buktikan saja sana, lihat klik lampu motornya menunjuk ke arah nyala atau mati." tapi mulut orang itu masih berbicara ini-itu. hingga akhirnya aku berkata, "ya udah iya mas kami yang salah. kami emang gak nyalain sen. udah biarin temanku katanya mau pulang aja, gak usah diobatin lagi." lalu akhirnya dia menawarkan mengantar kami dengan mobilnya. lalu kuiyakan. aku dan Rio diantar mobil (tapi tanpa si mas yang tadi itu, malah temannya yang mengantar kami. mungkin dia masih gendok kali ya. hmm..), sementara motorku dibawa Ayu yang datang bersama Khas.

ampuni aku, ya Robb... selama ini aku telah lalai, aku terlalu banyak dosa, terlalu sombong, terlalu malas, dan segala terlalu yang buruk-buruk :'( aku sadar, aku yakin ini adalah teguran dari-Mu. terima kasih Engkau masih berkenan memberikanku kesempatan kesekian kalinya untuk dapat memperbaiki diri. ampuni akuuu.... :'( jauhkanku dari marabahaya, Ya Allah..... hanya Engkau lah Maha Pelindung dan Maha Pemberi Taubat. ampuuuunn..... :'((

by. si Famysa yang selamat dari maut 

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kamis, 20 Oktober 2011

Karena Dia Bukan Mereka

dia tersenyum padahal dalam hati termenung kaku. siapa yang peduli pada hatinya? karena yang mereka pedulikan hanya fisiknya. dia terlalu sakit akan rasa perbedaan pada dunia sekitarnya. kadang dia merasa sepi di tengah lautan tawa. tertawa bersama siapakah dia jika begitu? dengan bayangan semu kah? ya, kurasa. 
kau tahu. dia menangis dalam gelap malam. jika saja tiada Tuhan, dia akan benar-benar sendiri. dia tak punya orang tua, dia jauh dengan saudara, bahkan teman pun dia tak punya. beberapa orang yang memang dianggapnya sebagai teman hanyalah sahabat-sahabatnya. tapi dia sungkan untuk merengek pada sahabat-sahabatnya itu. dia memaksa diri bahwa dia harus kuat bertahan hidup sendiri. kurasa lagi, dia bukan manusia. sebab manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di sampingnya.
lantas apakah ada yang mempunyai hati selain manusia? sebenarnya siapa dia? 
dia hanyalah sesosok rapuh yang mengatakan bahwa dirinya kuat. dia adalah gadis perfeksionis, yang selalu mengusahakan dirinya untuk selalu sempurna. walau di balik itu semua ternyata banyak cerita tentang dirinya. menjadi orang lain bukanlah hal yang dia inginkan. dia hanya meminta sedikit saja perhatian dan kasih sayang dari orang lain untuknya, agar dia dapat bertahan hidup tanpa frustasi. dia selalu berjalan beberapa langkah di depan orang lain dalam banyak hal. ironisnya, langkahnya itulah yang menjadi boomerang baginya. dia terlalu jauh dari orang lain. dan dia tidak bisa menunggu orang lain menyusulnya. dengan sangat terpaksa, dia terus melanjutkan langkahnya. sendiri berteman sunyi.
kini dia mungkin sama seperti kalian. dia wanita, dia hidup di dunia, bahkan dia juga mahasiswa. tetapi ada satu pembeda yang drastis. bahwa dia adalah seorang GILA! dia tak lebih dari gadis peliharaan institut mental. dan kau tahu? dia gila karena mereka.
maukah kau mencari siapa yang dia maksud 'mereka'? agar dia senang dan tersenyum walau getir.

by. si Famysa, galau

Minggu, 16 Oktober 2011

Oleh-oleh Seminar & Bedah Buku 'Seharusnya Cinta Seperti Secangkir Kopi'

berawal dari pagi hari kesiangan bangun dan kebingungan tidak ada air di kontrakan, akhirnya saya memutuskan untuk numpang mandi di Tiara karena harus segera datang ke acara (judul posting). saya tergesa-gesa berganti baju, memanaskan motor, dan dengan bermodalkan sabun mandi dan sabun cuci muka, meluncurlah saya ke kos Tiara. singkat cerita..... selesailah mandinya.... pergilah saya ke seminar & bedah buku SCSSK.
sebelum masuk ke masjid kampus Undip (tempat berlangsungnya acara), di depan pintu masjid saya bertemu dengan Kak Ali  (owner dari Gajah Mada Press, penyelenggara acara, salah satu pembicara). dia bertanya, "Syifaaa... mana teman-temannya? kok cuma sendiri." saya jawab, "hehe.. teman-temannya ada yang mau nyuci, ada yang masih pada tidur, kak." -->apa coba maksudnya :P

to the point....

tau gak apa bedanya jaman prasejarah dan jaman sejarah? #ayo yang bisa  jawab dapat doorprize, syaratnya diam di pintu selama 24 jam #gayus :P
waktu SMA dulu kita sama-sama sudah belajar kan tentang perbedaan kedua jaman itu. sederhananya, jaman prasejarah itu adalah jaman sebelum manusia mengenal tulisan, sedangkan jaman sejarah adalah jaman ketika manusia sudah mengenal tulisan (termasuk jaman sekarang ini adalah jaman sejarah). #kalau kurang puas dengan pengertian yang saya sebutkan barusan, boleh dicari-cari sendiri dah di Mbah Google.
sekarang saya anggap teman-teman sudah sama-sama paham akan perbedaan kedua jaman tersebut. nah, ada statement seperti ini dari Kak Ali, jaman sekarang gak nulis = jaman prasejarah! penulis adalah pendobrak bangsa ke arah kebaikan (idealnya). dengan menulis berarti kita mewarnai peradaban. dan dengan menulis pula, kita dapat membuktikan diri pada dunia bahwa kita pernah hidup di dunia ini (karena ada wujud kontribusi dalam bentuk tulisan). 
setelah Kak Ali memberikan wejangannya, tiba giliran Kang Nassirun Purwokartun memberi wejangan selanjutnya. beliau bercerita seputar kehidupannya dari mulai bekerja sebagai tukang cuci gerbong kereta, tidur di gerbong kereta dengan hanya beralaskan kardus, jadi tukang parkir, sampai menjadi pembaca puisi, dan akhirnya bekerja di redaksi majalah, lalu ditutup dengan ceritanya mendapatkan cinta sejatinya. dalam pemaparannya, sepertinya beliau itu orang yang sangat pesimiiiiiiiss sekali waktu itu. beliau berkata seperti ini, "kalau saya begini terus, wanita mana yang mau jadi istri saya? harta gak punya, pendidikan juga gak ada, ganteng apalagi gak ada sama sekali." ketika ada yang menawarkan diri untuk menjadi istrinya (saat beliau sudah bekerja di redaksi majalah, bergaji 200ribu/bulan pada jaman itu), beliau menolak dengan alasan takut wanita itu tertipu oleh penampilan dia membacakan puisi, padahal wanita itu tidak tahu keadaan beliau yang sebenarnya bagaimana. apalagi mengingat wanita itu bekerja di perpajakan, bergaji 800ribu/bulan. makin minder lah beliau. ckckck.... ternyata ada udang di balik batu loh :P #sudah cukup cerita tentang Kang Nass sampai sini saja. hehe.. alhamdulillah beliau sekarang sudah berkeluarga (istrinya adalah guru mengaji adiknya dulu) dan memiliki 2 orang anak. subhanallah ya... 
berlanjut ke pembicara ketiga, yaitu Kak Ricola Paserror (penulis buku SCSSK). beliau lebih banyak bercerita sinopsis novelnya, dan bagaimana proses beliau mengerjakannya. ternyata Kak Rico ini menulis novel di waktu-waktu senggangnya bekerja. beliau adalah seorang pemandu wisata. beliau berkata bahwa beliau jenuh dengan pekerjaan rutinnya sebagai pemandu wisata. dari kejenuhan itulah beliau memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan menulis. walau tanpa bantuan dan keahlian dalam dunia menulis, Kak Rico tetap terus berjuang menyelesaikan novelnya. dan akhirnya terwujudlah.... novel Seharusnya Cinta Seperti Secangkir Kopi. kenapa kok cinta diharuskan seperti secangkir kopi? filosofinya adalah karena kopi itu pahit, tapi dibalik pahitnya itu justru orang-orang jadi candu. sudah tahu pahit, tapi kenapa diminum lagi diminum lagi. namun ternyata setelah penikmat kopi itu menemukan titik manfaat secangkir kopi (terutama bisa untuk obat begadang), barulah dia tersadar bahwa dia sangat membutuhkan kopi. ke depannya, Kak Rico sangat berharap novelnya bisa difilmkan. untuk itu dia harus ekstra bersabar menunggu momen itu tiba. -mohon doanya...- oh iya.. nama paserror ini maksudnya pas error (sedang error) loh. kesimpulannya dia itu nulis novel pada saat sedang error. ahaha ada-ada saja si kakak yang satu ini. 

tibalah sesi tanya jawab. beruntung saya mendapat kesempatan untuk bertanya. :D
untuk Kak Ali:
telah disebutkan oleh Kak Ali di awal bahwa kalau jaman sekarang gak nulis = jaman prasejarah. tapi kenyataannya sekarang ini boro-boro untuk menulis, membaca saja pun tidak. bagaimana kiat-kiatnya agar bisa menumbuhkan minat baca itu dulu agar seterusnya bisa termotivasi untuk menulis?
jawaban Kak Ali:
menurut survey (apa gitu lupa), rata-rata orang Jepang membaca 40 buku dalam setahun, orang Eropa membaca 10 buku dalam setahun, orang Arab membaca 3 buku dalam setahun, orang Indonesia membaca 3 LEMBAR dalam setahun. -_____- jadi harusnya kita kembali lagi pada perintah Tuhan kita, IQRO!! nah tuh, perintah Allah yang paling pertama itu adalah membaca. lantas kenapa kita tidak mau atau malas membaca? -yaa memang sih saya juga termasuk :P-. sebenarnya membaca itu bukanlah kebutuhan, bukan juga kewajiban, tetapi sudah harus menjadi sebuah kenikmatan. seperti kalau kita belum solat, kita pasti belum tenang. tetapi jika kita sudah solat, kita menjadi tenang dan terasa nikmat luar biasa. bukannya hal-hal yang nikmat itu akan kita cari? makanya jadikan membaca sebagai suatu kenikmatan. lalu kaitannya membaca dengan menulis, masa sih selamanya kita mau menjadi konsumen terus? kapan saatnya kita bisa menjadi produsen bacaan-bacaan itu? maka dari itu, menulislah! karena menulis itu adalah jihad (bayangkan jika satu orang dapat menjadi baik karena tulisan kita, jaminannya surga boo... #aamiin) dan bukti bahwa kita pernah hidup di dunia ini.

untuk Kak Ricola:
kenapa kok kisah Firman (tokoh utama) di novel ini tragis amat. sebenarnya terinspirasi dari mana? tentunya selain inspirasi dari sinetron-sinetron kesukaan kakak. *maklum si kakak ini demen banget nonton sinetron, FTV dan semacamnya. selain itu dia juga terobsesi menjadi orang terkenal / entertainer*
jawaban Kak Ricola:
intinya sih katanya beliau ingin menerapkan ilmu psikologinya --> fluktuasi secara emosional akan lebih dikenal. jadinya dia membuat cerita yang mendayu-dayu.

untuk Kang Nass:
tadi menurut pemaparannya kok kayaknya pesimis terus. bagaimana caranya merubah si pesimistis itu menjadi si optimistis?
jawaban Kang Nass:
berhubung beliau merasa memiliki banyak kelemahan, bahkan lemah secara fisik (sakit-sakitan), beliau berusaha bangkit dan justru menjadikan kelemahannya sebagai kelebihannya. karena beliau merasa bodoh, beliau jadi banyak belajar. beliau merasa dengan menulis beliau mendapatkan jodoh (karena salah satu hal yang dikagumi istrinya dari beliau adalah karena tulisannya), dengan menulis juga beliau menjadi panjang umur, sehat, dan bahagia (ceritanya dulu waktu sakit beliau bertekad menulis untuk memberi kenang-kenangan pada anak-anaknya karena beliau takut meninggal. ternyata setelah novelnya terbit beliau justru kembali sehat). 

--saya jadi punya 2 novel SCSSK. satu beli, satunya dikasih gratis (hadiah bertanya). alhamdulillah :P--

wejangan terakhir dari ketiga pembicara sebelum acara ditutup.
Kang Nass: sepintar apapun, secerdas apapun, kalau tidak menulis pasti bakal dilupakan. jadikan kelemahanmu sebagai kelebihanmu!
Kak Ricola: ingin terkenal, jadilah penulis! :P
Kak Ali: jika engkau menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu. mari menulis untuk kebaikan!

note: yang mau beli bukunya bisa menghubungi saya di nomor 08997185407 :D

by. si Famysa, writer

Jumat, 14 Oktober 2011

Money Politic, Antara Tidak Boleh Tapi Rakyat Senang

hari Senin yang lalu saat mata kuliah administrasi pembangunan, dosen kami, Bu Hartuti terus mengajak kami untuk berpikir terbuka mengenai segala macam permasalahan pembangunan di Indonesia. sedikit hal yang dipaparkannya, yang kiranya dapat menggelitik jari-jariku untuk menorehkannya dalam sebuah tulisan, yaitu fakta seperti ini:
1. setiap pemimpin / kepala daerah di negeri ini pasti mengharapkan mereka bisa mengembalikan modalnya ketika kampanye dan pemilu setelah mereka terpilih (baca: politik balik modal).
menurut saya pribadi, kalau memang tujuan awalnya ingin berlimpah harta, mengapa harus memilih untuk menjadi pemimpin / kepala daerah / pejabat negara / dll semacamnya?? mengapa tidak berwirausaha saja? bukannya itu lebih baik bagi mereka jika mereka memang mengerti. lalu bukankah setiap amanat akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat? lantas mereka mau mempertanggungjawabkan apa jika yang mereka lakukan selama ini hanya bertujuan mengeruk uang sebanyak-banyaknya? 
2. ada realita, pada setiap detik-detik akhir menjelang masa jabatannya, pemimpin di negeri ini seolah angkat tangan untuk segala permasalahan daerahnya. karena ia menganggap sebentar lagi ia akan lengser, kenapa juga ia mesti repot-repot menyumbang sesuatu yang berharga untuk daerahnya. 
ckckck... idealnya bukankah seharusnya setiap pemimpin itu berpikir seperti ini: "apa yang akan saya berikan pada daerah ini di akhir masa jabatan saya untuk sekedar memberi kenang-kenangan baik pada warga?" bukannya malah meniatkan diri untuk lepas tangan.
saya juga merasa miris karena hal serupa terjadi pada bapak saya. yaa... walaupun hanya kepala desa, tetapi ya tetap saja beliau adalah seorang pemimpin dan abdi negara.

beberapa waktu yang lalu saat sedang melintasi area desa (wilayah kepemimpinan bapak) menggunakan mobil, kami sama-sama melihat dan merasakan kondisi jalan desa yang tidak lagi mulus. lalu bapak berkata seperti ini, "warga mendemo bapak minta supaya jalan diperbaiki lagi. padahal jalan ini sudah sering sekali bapak perbaiki. sudah ah sekarang gak usah diperbaiki lagi. biarkan saja ini menjadi pekerjaan kepala desa setelah bapak nanti. orang bapak menjabat cuma sekitar lima bulanan lagi kok. kalau jalan ini diperbaiki sama bapak sekarang, ya nanti enak kepala desa mendatang dong." saya hanya melempar senyum tanpa berkomentar. soalnya waktu itu saya belum dapat ilmunya. jadi takut salah-salah ngomong nanti malah debat kusir dengan bapak. secara bapak kan lebih senior dan jam terbangnya jauh lebih tinggi dibanding saya yang baru makan pendidikan politik kemarin sore. hehe.. 

ada pula realita semacam ini... (cerita bapak)
"pak anu, kakaknya kepala desa (desa X, bukan desa bapak) sekarang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa menggantikan adiknya. ceritanya semalam dia begadang di rumah bapak ingin meminta nasehat dan tips. di rumah bapak semalam kan lagi rame karena sedang banyak tetangga bantu-bantu persiapan hajatan. pak anunya pede banget gak bawa apa-apa, sekedar rokok untuk basa-basi pun tidak. jadi deh para tetangganya bergunjing setelah pak anu pulang. kata para tetangga 'gimana mau dipilih sama kita, ngasih rokok aja nggak. padahal sudah jelas-jelas ini sedang begadang rame-rame.' "
nah loh... jadi harusnya gimana tho? bukannya sekecil apapun money politic itu tidak diperbolehkan? (idealnya). tapi jika melihat kenyataan rakyatnya juga senang dengan kucuran money politic itu, dimana calon pemimpin harus memposisikan dirinya?? serba salah ya.. hmm...
dengan berbagai fenomena minus seperti itu, bapak jadi melarang keras saya untuk menjadi 'kepala'. "sudah anak perempuan bapak mah gak usah ada yang jadi kepala-kepalaan. pusing, Neng.. takutnya stres. bapak saja laki-laki stres, apalagi kalau perempuan."
weleh-weleeeehh....... -______-

sebenarnya inti dari judul postingan ini hanya untuk meransang teman-teman semua agar mau mendiskusikannya. siapa tau bermanfaat, dan siapa tau juga beberapa diantara kita adalah calon pemimpin dari surga. aamiin... :)

bagaimana menurutmu??
by. si Famysa calon pemimpin

Senin, 10 Oktober 2011

My New 'White' :)

haiyaa... akhirnya bisa melanjutkan kisah seputar Walimaturasul Sarah. benar-benar sedang malas deh ih. hhh...
jadinya sekarang cuma sekedar ingin pamer saja ah. ini dia My New White...
~Dayah & me~ itu bross bunga yang kupakai, sudahlah dapet nyuri (tapi bilang dulu) dari mamah, sekarang malah tertinggal di rumah bapak. weleh-weleeeh...
pamer si aku pake heels. hihii
bulu mata palsu tuh. eitss bukan mata aku kok...
batikku hari ini. mana batikmuu??
aku (kerudung coklat muda), Dayah (kerudung pink), Uunk (kerudung jingga). bandingkan make up kita. apa bedanya coba? hahah...
adekku udah gede atau akunya yang terlalu imut?? --" #pedebeudd
berfoto dengan gong di panggung sandiwara. kapan lagi bisa megang gong coba kalau bukan kemarin. #lebay
yang penting eksiiiiss..
jelas gak? gak jelas ya si new whitenya? hohoo..
kalau ini gimana? apakah sudah cukup cantik? hihii #lagi narsis beudd nih.
the last photo. i just wanna say that we are happy sisters ~Syifa, Ulfah, Hidayah~ :)
 notes:
beberapa foto di bawah fotoku dengan gong itu masih tetap di atas panggung sandiwara. pede gilee donk di saat tamu ramai berdatangan, kita malah narsis ria di panggung. rada-rada jadi tontonan juga deh akhirnya. hmm... gak apa-apalah itung-itung menghibur tamu undangan sebelum sandiwaranya dimulai, dibuka dulu oleh model-model cantik nan narsis ini.. khusus dipersembahkan dari tuan rumahnya loh. ahahaa... #sumpah gajebo.
eh ada yang sadar gak? bukannya pada cerita sebelumnya aku bilang kalau aku seharian duduk di kursi pencatatan hadiah... nah loh kok itu di foto bisa kemana-mana sih. hihihii... sebenarnya walaupun bertugas jadi juru catat, si aku juga banyak mbolosnya kok. salah satunya ya foto-foto di atas ini. terus juga waktu habis solat duhur aku sempat-sempatnya tidur siang selama 2 jam, meninggalkan Uunk & Dayah jaga pos. terus juga jajan kesana-kemari sama bibi & De Ghina. ahahaa... egois deh si teteh teh. xixixii... maaf deh... asli bukan disengaja kok xD

by. si Famysa cantik xD

Jumat, 07 Oktober 2011

All About Walimaturasul Sarah

apa itu walimaturasul?? mungkin pembaca sekalian baru mendengar istilah itu. padahal sebenarnya kan adanya walimatul ursy atau walimatunnikah atau walimahan (versi Sunda), ya...
hohohoo... entah itu istilah datangnya dari mana, siapa yang mengawalinya, tidak jelas asal-usulnya. barusan aku search di Mbah Google juga jawabannya tidak muncul. yang muncul malah organ dangdut Indramayu by Wong Bongas dari Youtube. halah... halaah... itu sudah disebut barusan Bongas Indramayunya. jadi malu deh ah... itu kan tempat yang akan kuceritakan. ckckck... #pura-puranya dimaklum saja deh ya. hehe..
walimaturasul itu berasal dari kata 'rasulan'. gak jelas juga nih kata rasulan ini asalnya dari mana, filosofinya kayak gimana. yang jelas, rasulan itu agak-agak sama dengan hajat sunatan. cuma kalau rasulan ini untuk anak perempuan. 
nah sekarang yang jadi pertanyaannya, bukannya perempuan itu disunat (atau apalah istilahnya gitu) waktu masih bayi? jawabannya ya memang iya... rasulan ini cuma sekedar hajatnya saja. semacam syukuran atau rame-rameannya. biasa deh kalau di kampung kan belum hajatan belum dianggap keberadaannya. hmmm... aneh ya... tapi ya memang seperti itulah fenomena sosial yang terjadi di sana.
nah dibalik sibuknya prepare sebelum hajat, bapakku berkali-kali bilang gini, "Bapa mah hoream da sabenerna hajat-hajat teh, risih." lalu aku balas gini, "lah terus kunaon atuh hajat?" --- "nya terang nyalira di kampung ciga kumaha kahirupanna. hobina miceunan acis. pemborosan wungkul. nu teu penting ge sok diaya-ayakeun. padahal di negara maju mah teu kieu. acis teh ditabung, sanes dihambur-hamburkeun. pantes Indonesia teu maju-maju meureun nya ai pamikiranna carariga kitu mah." wkwkwk... sabar ya, Beh. tapi ekstrim juga sampai bawa-bawa Indonesia gitu ah.
stop! sekarang kita berhenti dulu membicarakan seputar walimaturasul dan ada apa dibalik hajat itu. aku ingin memperkenalkan dulu siapa Sarah pada ceman-ceman cemua #alaybeudd. ~ceritanya tetap berlanjut di bawah kok tenang saja. ;D~
sebelumnya apakah ada yang sudah tau Sarah itu siapa? 
kriiiiiiiiiiikkk............ gak ada yang jawab ya. #ahahaa... gila.
Sarah itu adalah adikku yang paling kecil dari bapak (beda ibu). nama lengkapnya Sarah Nurhalizah. lucu banget deh dasar orang kampung ya.. mentang-mentang si bapak dulu itu lagi ngefans sama tokoh Sarah di sinetron Kiamat Sudah Dekat yang diperankan oleh Zaskia A. Mecca, dan lagi ngefans juga sama Siti Nurhaliza, jadilah terbentuk nama Sarah Nurhalizah. hohoo... untung namaku tidak menjadi korban bapak. ahahaa...
kayak Nyai Roro Kidul ya?? nuansa hijau.
pengantin sudah naik ke (anggap saja) burung rajawali
bentuk syukuran dari hajatan ini adalah dengan mengundang segenap keluarga, relasi, tetangga, dan semuanya yang dikenal deh pokoknya. seperti biasanya saja, di hajatan kan pastinya ada makanan prasmanan dan hiburan. nah kemarin itu untuk hiburannya adalah ibing gotong Sisingaan (kesenian daerah Subang, Jawa Barat) dan Sandiwara (kemarin sih dari Majalengka, tapi gak tau aslinya kesenian ini berasal dari mana). hehe
lalu kenapa kok foto Sarah di atas itu naiknya burung, bukan singa, katanya sisingaan? yap.. jawabannya adalah karena seiring dengan kemajuan jaman, sisingaan itu dimodifikasi menjadi bentuk-bentuk lain, tapi fungsinya tetap sama yaitu untuk menggotong orang (seperti di foto). sebenarnya singanya itu sendiri masih ada, wajib ada dong. cuma sekarang-sekarang ini tuan/nona hajatnya cenderung lebih memilih burung karena ukurannya lebih besar dan terlihat lebih gagah.
lagi apa hayooo?
kelihatan gak tuh si aku lagi ngapain? atau lebih jelasnya buku apa yang aku pegang itu?
bagi yang berhasil ngezoom foto di atas, akan terlihat di atas kertas itu tertulis souvenir.  
untuk apakah buku ituuu?? hmm... tradisi yang agak aneh dan memalukan juga sih (bagi aku mah). tapi lagi-lagi yaa begitulah di sana, di kampung bapakku (Soga, Bongas, Indramayu). jadi buku itu adalah catatan hadiah uang dari para tamu undangan yang datang. nama, alamat, sampai nominal uangnya dicatat booo... dan itu menjadi tugasku kemarin. hhh... dari pagi hingga selesainya acara pada malam hari, kerjaanku di situ lah, mencatat dan mencatat. habis mau bagaimana lagi... sedari pagi waktu aku masih berdandan, namaku dan adik-adikku (Ulfah & Dayah) sudah dipanggil-panggil terus oleh MC. -___-" gak bisa kabur deh.
oh iya, balik lagi ke buku souvenir di atas... maksud dan tujuan dari catatan tersebut adalah seperti (kita ibaratkan) buku tabungan. bukan buku tabungan empunya hajat, tapi buku tabungan para tamu undangan yang namanya tertera di situ. sewaktu-waktu jika salah satu dari nama-nama di dalamnya ada yang hajat dan mengundang bapakku sekeluarga, maka bapak harus memberinya hadiah minimalnya sama dengan jumlah yang pernah diberikan orang itu waktu bapak hajat. mudahnya dapat kita sebut bayar atau ganti gitu lah.
misalnya gini, si A kondangan ke si B. memberi uang 50ribu rupiah. satu tahun kemudian si B hajat, mengundang si A. maka si A memberi si B uang 50ribu juga. 
begitupun kalau hadiahnya berupa beras, maka kelak bapakku harus memberi beras lagi dengan takaran yang sama pada orang tersebut jika hajat dan mengundang bapak. atau bisa juga diganti dengan uang tapi harus seharga beras itu tentunya.
lucu ya....? atau aneh....? hmmm.... hajat kok kayak ngutang kesana-kemari.
ada juga cerita bapakku yang menggelitik hatiku perihal beras hasil hajat. menurut penuturan bapak, kemarin itu ada yang mencuranginya. ada salah satu tamu undangan yang memberi beras, di bungkus (karung)nya tertulis 20 kg (kalau tidak salah, berarti benar ;D). tapi setelah ditimbang ternyata itu cuma 15 kg. bapak dicurangi 5 kg dong ya... kata bapak sih biarkan saja... mungkin orang itu menginginkan sebagian kecil dari harta bapak. hohoo...
capeeek banget deh dari pagi sampai malam jagain tamu, duduk, dan nyatet mulu. mana berisik, ngantuk tapi gak bisa tidur, memikirkan tugas kuliah yang belum dikerjakan. haduh... haduuuuh... sudahlah dari kemarin-kemarinnya aku nonstop tanpa istirahat tambahan kecuali tidur malam. bayangkan saja (gak apa-apa kan ya curhat sedikiiiiiiittt)... Kamis pagi aku berangkat dari Semarang naik kereta. turun di Cirebon lalu dijemput bapak. sesampainya di rumah bapak aku langsung pulang dulu ke Subang naik motor nyetir sendiri. sampai rumah menjelang magrib. malamnya aku masih harus menunggu orang yang mau mengambil pesanan. Jumatnya aku ke Subang kota untuk mengantarkan pesanan, lalu ke desa pelosok untuk menengok adikku yang sedang kemah, malamnya langsung ke rumah nenek di Gantar, Indramayu. Sabtu paginya ke rumah bapak, mengurus hajat seharian penuh. hoaaamm.... pegeeeelll.... apalagi jika ingat besok paginya aku harus langsung ke Semarang lagi. capek deeeeh...
hmm.... oleh karena aku terlalu lelah, aku jadi tidak bisa menonton sandiwara pada malam harinya. awalnya sih memang sudah berniat akan nonton. tapi ketika sandiwara baru mulai sebentar, mataku sudah tak bisa diajak kompromi. tewas deh aku. hehe... yang nonton cuma Ulfah & Dayah. hebat deh mereka begadang sampai pagi nonton. ckck... akunya sih cuma kebagian nonton sambutan Pak Kadesnya doank. aku ingat sekali tuh si Pak Kades sekalian promosi Jampersal (Jaminan Persalinan) bagi warga kurang mampu.
eh, eh iya, dari hajat itu, bapakku mendadak jadi banyak uang. wuiiihh gak tau deh berapa triliun uang yang terkumpul #lebay. tapi... banyak uang, hutangnya juga banyak (kata bapak).
makanya hati-hati kalau mau hajatan di tempat yang menganut paham seperti itu.. waspada sajoo. hohoo...

ceritanya berlanjut yeeee.... xD sekarang sudah dulu... aku pamit duluuu...

by. si Famysa, sedang murung

Mijn Vriend