Tanggal 6 April 2014 lalu, waktu aku mau beli tablet di Ramai Mall
Jogja, ada satu pengalaman yang tidak terlupakan sampai sekarang. Niat hati sih
ingin langsung menuliskan ceritanya (duluu), tapi apa daya, tahun kemarin tahun
paling sepi tulisan di blogku. Wkwk..
Jadi begini ceritanya…
Di ATM Center Ramai Mall, aku mengantri bersama para nasabah lain yang
akan bertransaksi di ATM itu. Aku bersama Ibank. Di depan kami, ada seorang ibu
yang sepertinya sedang bercakap-cakap dengan seorang laki-laki cungkring bertato.
Tak lama, si ibu pun pergi meninggalkan laki-laki itu.
Tiba giliranku masuk ke ATM, aku dicegat oleh laki-laki itu. Tanpa
segan laki-laki itu langsung memulai percakapan denganku.
(Ket: L: Laki-laki itu, S: Syifa, I: Ibank)
L: Mbak, mau ambil uang ya?
S: Iya.
L: Mbak, aku boleh minta tolong gak?
S: Minta tolong gimana, Mas?
L: Aku numpang transfer dari ATM Mbak. Ini nanti uangnya aku ganti cash (sambil menyodorkan uang cash Rp 1.000.000). Ada gak, Mbak?
S: Hmm… Ada sih… Tapi bentar ya, Mas, aku cek dulu barangkali belum ada
uangnya.
I: Kalau boleh tahu, emang uangnya buat apa ya, Mas?
L: Aku mau transfer ke temanku, Mas.. Kasihan dia habis kemalingan di
jalan, dompet sama HPnya hilang.
I: Emang posisi teman Masnya dimana?
L: Dia lagi di Jakarta, Mas.. Kasihan dia nanti gak bisa pulang. Lagian
di Jakartanya nanti gimana dia, kan gak punya uang.
I: HPnya hilang kok bisa ngehubungin Mas?
L: Dia nelpon pinjam HP orang lain di sana, Mas. Katanya darurat banget
dia minta ditransfer.
I: Oh ya udah kita cek dulu saldonya ya, Mas. Ini tuh lagi nunggu
transferan Bapa, gak tahu udah ditransfer apa belum.
L: Oh iya, monggo, Mas..
Di dalam ATM, aku agak gemetaran. Takut. Apalagi uang di ATMku waktu
itu cukup banyak.
Aku berdiskusi dengan Ibank…
S: Gimana nih? Dikasih jangan? Beneran gak sih itu orang? Tapi kan
uangnya nanti diganti langsung sama dia.
I: Ibank ragu, Syif.. Kan katanya mau transfer ke temannya di Jakarta,
temannya kemalingan, dompet dan hapenya hilang. Nah kalau dompetnya hilang,
otomatis ATMnya juga hilang dong? Biasanya kan kita nyimpan ATM di dompet. Atau
gak di dompet HP kayak Syifa. Terus katanya darurat, ini udah malam, kalau
harus ngurus ATM atau ambil uang ke bank sekarang juga kan gak bisa.
S: Hmm… Iya juga yaa… Terus kok dia punya uang Rp 1.000.000 itu?
Berarti kalaupun kita transfer, kita kan tetap punya uangnya cash dari dia.
Kami sejenak termenung….
Kemudian…
S: Oooh… Bisa saja uang yang di tangannya itu uang palsu atau uang
hasil curian. Dia mau transfer uangnya supaya jejaknya hilang. Ibaratnya money laundry. Jadi kan nomor seri di
uang yang dia curi itu berpindah ke tangan kita. Dia malah bersih. Nanti kita
yang kena batunya. Atau mungkin uang itu palsu. Nanti kita juga yang kena
masalah.
I: Iya bisa jadi. Lagian kalau Ibank atau Syifa yang kena musibah,
pasti yang dihubungi pertama kali keluarga kan. Atau kalau Ibank mah ngehubungin Syifa dulu deh karena
hafalnya nomor Syifa. Hebat banget ya itu orang, dia mah hafalnya nomor temannya.
S: Terus sekarang gimana cara keluarnya?
I: Ya udah keluar aja. Kita bilang ke orang itu uangnya gak ada, belum
ditransfer.
S: Oke, ayo!
Di luar, orang itu setia menanti kami.
L: Gimana, Mas, Mbak, bisa nggak saya numpang transfer?
S: Maaf, Mas, ATMku gak ada segitu saldonya. Bapaku ternyata belum
transfer. Permisi ya, Mas, kami mau masuk dulu.
Di pintu masuk Ramai Mall, kami kembali menoleh ke ATM Center. Orang itu
masih di tempatnya, hanya di ATM bank itu, tidak berpindah ke ATM bank
sebelahnya. Sepertinya dia masih akan terus mencari mangsa lain.
Satu sisi, aku takut aku yang berburuk sangka pada orang lain yang
padahal memang sedang membutuhkan bantuan. Tapi di sisi lain, dia orang asing. Helloww…
Aneh banget kan dia berdiri terus di ATM sambil memegang uang Rp 1.000.000-nya
tanpa takut ada jambret atau apa lah. Alasannya juga gak masuk akal. Penampilannya
pun mencurigakan.
Pokoknya, kita mah waspada
saja lah! Jangan mudah percaya pada orang asing, jangan mudah dirayu dan menaruh
simpati pada orang asing! Waspadalah, waspadalah… Kejahatan bukan hanya terjadi
karena ada niat si pelaku, tapi juga karena ada kesempatan. So, kita sebagai –mungkin- target,
jangan sampai memberikan setitik kesempatan pun pada orang-orang jahat untuk
melancarkan aksinya.
Dan di dalam Ramai Mall…
S: Lalu aku harus ambil uang dimana? Kan mau beli tabletnya saat ini
juga. Kalau balik lagi ke ATM Center Ramai Mall nanti ada orang itu lagi… :(
I: Oh iyaaa….. *tepok jidat
Terpaksa kami berjalan ke luar Ramai Mall lewat pintu depan (Jalan
Malioboro) dan mencari ATM terdekat di Jalan Malioboro. Akhirnya nemu deh ATM bank
lain. Higs, kena potongan lumayan deh karena bukan di ATM bank sendiri. Ahaha :P
By. Si Famysa, waspada!