Jadi ceritanya kemarin aku sudah nulis panjang lebar untuk giveaway blog Cokelat Gosong - Mba Hilda Ikka. Udah aku publikasikan tuh. Eh pas aku mau daftarin tulisannya di kolom komentar, aku baca lagi rulesnya, ternyataa maksimalnya 700 kata. Muahaha aku kelewatan sama rules itu. Aku udah nulis dua kali lipatnya! :P Jadinya antara link permanen sama judul postingan gak sinkron deh. Wkwk... Naah daripada tulisan setengahnya dibuang sayang, mending aku publikasikan sekarang dalam postingan lain. Hihi ;)
Aku membuat blog ini sejak Oktober 2010 karena terinspirasi teman
kuliahku. Kok kayaknya asyik ya ngeblog, nulis sendiri, terbitin sendiri,
selain bisa dibaca lagi oleh kita, orang lain juga bisa ikutan baca tulisan
kita, gak ribet, gak harus kirim naskah ke sana-sini. Setelah blogku jadi, aku
gak langsung nulis tuh, entah kenapa :P Seingatku, aku baru aktif nulis blog
setelah 4 bulan membuat blog, yaitu sekitar bulan Februari 2011. Waktu itu aku
juga termotivasi untuk terus menulis karena aku gabung di Forum Lingkar Pena
(FLP) Semarang. Dan blog lah akses yang paling mudah dan asyik untuk nulis.
Nulis di blog bagiku bukan hanya sekedar untuk hepi-hepian. Tapi untuk melatih kemampuan menulisku. Gini-gini kan
aku juga bercita-cita ingin jadi penulis novel kayak teman-teman semua. Iya
kaan? Hehe… Aku ngeblog juga salah satunya karena termotivasi ingin jadi
penulis. Hanya saja aku terlalu kedul alias
malas kalau disuruh nulis terlalu panjang dengan judul yang sama. Padahal nulis kitab skripsweet yang tebalnya
gak ketulungan bisa yaa. Kenapa nulis novel belum bisa saja. Hmm… :P Nulis
di blog juga bisa jadi pembawa rejeki bagiku. Saat kanker –kantong kering melanda, eh tiba-tiba baca pengumuman aku
menang kontes blog yang hadiahnya uang. Atau saat aku mupeng banget sama suatu
barang, eeh aku bisa dapat barang itu dari hadiah menang kontes blog juga.
Alhamdulillah yah… Selain dapat rejeki dari blog, aku juga dapat teman baru,
entah itu sesama blogger atau pembaca blogku.
Seiring berjalannya waktu, perkuliahanku semakin padat, semakin banyak
tugas dan penelitian ini-itu. Belum lagi magang, KKL, KKN, dan skripsi yang
lumayan menguras waktu dan tenaga, duit juga :P Aku jadi jarang sekali nulis di
blog. Paling-paling satu bulannya aku Cuma bisa nulis paling banyak 4
postingan, bahkan kosong mlompong.
Naah, sekarang adalah waktunya untukku membuktikan bahwa aku memang
seorang blogger. Karena sekarang aku kerja di rumah (bisnis), jadi aku punya
waktu untuk insya Alloh konsisten
nulis di blog. Ditambah sekarang mah ada
suami yang selalu mengingatkanku untuk nulis. Muehehe…
Ini dia tips nulis (ke-8) di blog ala-ala Jejak Si Miaw: -untuk 7 tips sebelumnya mangga dibaca di sini --> 7 Tips Nulis Blog Ala-ala Jejak Si Miaw-
- Rajin cek email & web/blog penyelenggara lomba
Aku punya 2 pengalaman
kurang baik dalam lomba blog karena menyepelekan cek ricek email maupun
web/blog penyelenggara lomba.
Pengalaman pertama waktu aku
menang juara 2 lomba blog tentang hari Valentine yang diselenggarakan oleh
Zalora Indonesia. Menjelang hari pengumuman, aku pulang kampung. Tahu sendiri
kalau di kampung mah sinyalnya lup-lep ya, jadinya aku gak bisa
internetan deh. Dua harihari setelah hari pengumuman itu, aku baru banget
nyampe Semarang. Langsung kubuka FB Zalora. Dan ternyata aku juara 2 dong. Lalu
aku buka email untuk mengecek surat pemberitahuannya. –juara 2 hadiahnya tiket
Jakarta Fashion Week, dress code touch of
blue, jadwalnya besok malam!- Ulala, mau gimana coba? Aku baru aja nyampe
Semarang, aku gak punya dress code biru,
aku gak punya duit buat ongkos ke Jakarta, dan yang paling parah adalah aku
tidak diijinkan pergi oleh orang tuaku. Hufftt…
Pengalaman
kedua waktu aku terpilih sebagai 24 besar –calon finalis- Ubek Negeri Copa De
Flores – Adira Faces of Indonesia. Waktu itu aku sedang panas-panasnya
penelitian skripsi. Seharian ada yang menelponku, bahkan dari kemarin-kemarin,
no telpon kode area Jakarta. Tapi tidak terjawab karena aku mobile ke sana-ke mari motoran. Akhirnya
aku bisa menjawab telpon itu setelah isya pada hari itu. Mbak penelpon bilang
bahwa aku lolos sebagai calon finalis dan berhak mengikuti tahap selanjutnya.
Namun ada persyaratan yang harus dipenuhi. Katanya aku sudah telat, waktu kirim
berkas sudah terakhir kemarin. Namun aku masih diberi kesempatan 1 jam. Aku
disuruh cek email segera. Persyaratan yang ditulis di email adalah scan KTP dan
pernyataan ijin dari orang tua. What the
what the… Waktu itu sudah malam, tidak ada scanner di kosan, aku sedang di Jogja, orang tuaku di kampung tidak
akan bisa mengirim email segera –karena harus ke warnet dulu yang letaknya jauh
dari rumah-. Hufftt… Aku cuma bisa kirim foto KTP remang-remang dan screenshot sms pernyataan ijin dari
mamah. Apa-apaan kan.. Ya sudah lah, aku pasrah.
Well, well, semoga teman-teman semua tidak ada yang mengalami hal kurang baik dalam lomba blog seperti aku yaa...
Semoga bermanfaat ^^
by. si Famysa, a blogger
Sia-sia dong mbak udah nulis panjang-panjang tapi ngga kepake juga xixi sabar iya :)
BalasHapusga ada yang sia2 sih wida sayang.. buktinya ini masih bisa diposting. hihiii
HapusWak. Sayang banget mbak hadiahnya tuh :3
BalasHapusTipsnya bermanfaat banget mbak ^_^ Setuju binggo.
Eh, baru sadar kalau blogku masuk di bloglist mbak :* Muucih mbak :D
yaa gitu deh hepi. sedih juga kalo inget. haha
Hapusiya sama2 sayang :*
wah, keren juga ya bisa juara 2 di lomba zalora :)
BalasHapuslain kali berarti harus ditunda tuh pulkam nya :)
iya kayaknya begitu jev. cukup buat pelajaran deh. ampun. hho
HapusAku juga sempat ikut kayak lomba lomba kaya gitu tapi karna suka gagal terus jadi patah semangat dan sudah jarang dan nyari lagi -____-
BalasHapusahaha ya jangan patah semangat dong kang :D
HapusItu coba dihibahin ke aku aja tiker Jakarta Fashion Week-nya. Pasti aku ikhlas nerimanya, Mbak :')
BalasHapusitu juga sempet mau aku hibahin ke temen yang di jakarta. tapi temennya ga mau kalo cuma masuk sendirian. uuuu -_-
Hapussy percaya menulis di blog serupa menyemai kebaikan sebab bisa bermanfaat utk orang lain juga menyapa entah siapa sj berada. salam..
BalasHapusyup, setujuu :D
Hapus