Kisah berawal dari pertemuanku dengan sosok abstrak yang bernama
ketidakadilan, kedzoliman, ketidakberdayaan, dan kehinaan. Kala itu aku merasa
sangat kecil, sangat rendah, dan sangat hina di mata mereka. Posisiku sangat
sulit, aku adalah orang yang berbeda di tengah kekacauan lingkungan tempat
kerjaku. Bukan orang baik yang dicintai, malah justru orang baik yang
dihindari.
Tak ada yang bisa kulakukan selain diam dan tak membalas omongan
mereka, terutama satu orang itu, yang selalu berkata sinis padaku. Apa saja
yang kulakukan selalu dia komentari, dengan komentar buruk tentunya. Seolah dia
tahu keseharianku, seolah dia adalah personal
CCTV yang selalu merekam gerak-gerikku kemana pun aku pergi.
Apapun perkataan negatif yang mengarah kepadaku sebisa mungkin tak
kuhiraukan. Aku hanya fokus pada tugasku untuk mengajar anak didikku. Ya, aku
adalah seorang guru honorer di sebuah SMK swasta dan SMP negeri yang lokasinya
berjauhan. SMK tempatku mengajar lebih dekat dari rumahku, sedangkan SMP
tempatku mengajar berada di kecamatan tetangga.
Sebagai seorang guru honorer, satu hal yang pasti sangat kuharapkan
adalah bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Harapanku ini mungkin sama
dengan para guru honorer lainnya. Memang sudah bukan rahasia umum lagi jika
tujuan kami, para guru honorer ngehonor adalah
untuk bisa menjadi PNS yang lebih menjanjikan masa depannya.
Sayangnya, di kabupaten tempat tinggalku ini terlalu banyak oknum yang
menawarkan dan mengandalkan lolos PNS dengan memakai ‘uang titipan’. Bukan main
nominalnya, bisa sampai ratusan juta! Padahal ini hanya PNS di kabupaten.
Melihat rekan-rekan kerjaku sibuk mempersiapkan diri demi lolos PNS
dengan 3D (deukeut, duit, dulur – dekat,
uang, saudara), aku merasa semakin kecil. Aku tidak punya 3D yang mereka
andalkan. Relasi maupun saudara pejabat atau panitia PNS, tidak punya. Uang,
apalagi! Aku tidak punya sepeser pun uang untuk melancarkan PNS-ku seperti
mereka-mereka.
Punya apa aku untuk mengharapkan PNS?
Aku hanya bisa berdoa pada Yang Maha Kuasa. Melalui long time dhuha dan tahajud, aku selalu
memohon padanya, “Tuhan, kalaulah niatku ini baik
bagi kehidupanku dan anak-anak, maka jadikan lah aku naik derajat jadi PNS agar
aku tidak dipandang sebelah mata lagi.” Doa-doa yang sama selalu
kupanjatkan selama kurang lebih dua tahun terakhir sebelum waktunya tes PNS-ku.
Aku juga semakin rajin membaca buku agama, aku semakin rajin menggali ilmu
agama. Hingga akhirnya aku mempraktekkan “sedekah”.
Aku mengkhususkan sedekahku untuk mengharap kelulusan PNS-ku. Biarlah sedekah untuk mengharapkan sesuatu dari Tuhan, daripada aku harus berharap pada 3D ala
manusia. Bukan kah Tuhan pemilik 3D itu? Pikirku, kenapa aku tidak mendekati
pemilik 3D-nya langsung saja. Bahkan Dia adalah pemilik seluruh jagad raya ini.
Meluluskanku menjadi PNS, apa susahnya bagi Tuhanku?
Hari itu, agak jauh dari waktu tes PNS, aku menghabiskan honorku
mengajar untuk membeli mukena beberapa buah. Hanya kusisakan Rp 50.000 untuk
kebutuhanku. Sambil berdoa semoga uang Rp 50.000 cukup untukku satu bulan, dan semoga
mukena-mukena ini bernilai sedekah yang dapat membawa keajaiban untukku.
Semakin mendekati hari tes PNS, aku kerap kali bermimpi ada bayi
laki-laki lucu di atas ranjangku. Beberapa kali mimpi itu terulang. Kata orang
yang ahli tafsir mimpi sih, katanya itu pertanda baik. Aamiiin, batinku. Sambil
terus berdoa memohon pada Tuhan, aku juga terus berusaha berpikir positif. Tidak
ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
Orang itu –rekan kerjaku- yang kuceritakan di awal (yang selalu berkomentar negatif padaku), ocehannya semakin
menjadi-jadi. Dia menertawaiku. Dia bilang aku tidak akan bisa lolos PNS jika
tidak punya 3D. Dia mungkin menganggapku gila karena aku hanya mengandalkan Tuhan
di saat yang lain berlomba-lomba menyediakan uang banyak. Bahkan ketika dia
memergoki aku memberikan banyak mukena pada mushola sekolah, dia meledekku, “Aduuh lagi pengen apa nih ngasih mukena banyak banget?”,
kemudian berlalu sambil tersenyum meledek.
Sehari sebelum tes PNS, aku main ke rumah temanku sesama guru honorer
yang besok tes bersamaku. Masuk ke rumahnya, di ruang tengahnya banyak
bertebaran buku-buku tes PNS, lengkap dari mulai psikotes sampai tips dan
triknya. Sesaat aku merasa pesimis pada diriku sendiri. Aku tidak menyiapkan
buku selengkap dia. Bahkan aku hanya belajar dari satu buku, itu pun buku
mengenai undang-undang, bukan buku soal-soal PNS. Bisa kah aku menghadapi tes
besok? Sainganku banyak, sainganku telah menyiapkan segala sesuatunya dengan
matang. Sedangkan aku, hanya bisa berserah diri pada Tuhanku.
Pada hari tes, aku terus berdoa sambil memandangi pensil dan kartu
tesku. Lucunya waktu itu aku berdoa semoga malaikat menunggangi pensilku agar
malaikat membantuku mengisi soal. Hehe.. Terdengar konyol sepertinya ya. Tapi ya
itu lah yang terlintas di pikiranku saat itu. Aku belajar, tidak. Mengandalkan 3D,
tidak. Walau rasa pesimis terus mendera hatiku, aku tetap berdoa dan
menyerahkan segalanya pada Tuhanku.
Satu bulan berlalu. Tiba saatnya pengumuman PNS tahun 2013.
Di sana tertulis….
AKU LULUS!
Aku setengah tidak percaya membaca pengumuman itu. Alhamdulillah,
alhamdulillaah… Syukurku tiada terkira pada Alloh, Tuhan Semesta Alam. Ini keajaiban
dari-Nya.. Ini jawaban dari semua doaku selama ini. Ini bukti bahwa sedekah di
jalan-Nya memang dapat mendatangkan rejeki yang tiada terkira. Padahal jika
dipikir-pikir, nominal yang kukeluarkan untuk sedekah mukena sangat jauuuuh berkali-kali
lipat dari nominal yang rekan-rekanku keluarkan untuk memuluskan PNS mereka. Bahkan
‘orang itu’ yang selalu meledekku dan membuatku merasa terhina, dia tidak
lolos! Setelah dia dengan penuh percaya diri dengan 3D-nya akan lolos, ternyata
Tuhan tidak meloloskannya. Sedangkan aku yang tidak bermodal 3D dan tidak belajar
mati-matian lolos. Rekan-rekan kerjaku pun keheranan, mereka banyak yang tidak
percaya bahwa aku lolos PNS murni tanpa 3D seperti mereka.
Sejak saat itu hingga sekarang, aku semakin percaya pada-Nya. Aku semakin
percaya pada keajaiban sedekah. Aku semakin ingin berusaha berserah diri
padanya. Karena kita semua tidak ada yang tahu bagaimana cara kerjanya. Tugas
kita hanya berserah diri, meminta apapun pada-Nya, dan berharap pertolongan
hanya pada-Nya.
Alhamdulillah…. Segala puja dan puji hanya untuk-Mu Yaa Alloh..
Yuk tulis cerita tentang sedekah lainnya agar bisa menginspirasi lebih banyak orang, dan ikutan giveaway ini; FadevMother's First Giveaway ;)
* based on true story; kisah guruku yang sudah (kurang lebih) 7 tahun
mengabdi sebagai honorer, akhirnya pada tahun 2013 lolos sebagai PNS. ~DL~
By. Si Famysa, belajar sedekah bareng-bareng yuk! ;)
Eh, kirain Syifa yang lulus PNS :D Aku gak lulus PNS, tapi seneng hikmahnya jadi bisa tetep di rumah hehe.... Sedekah memang luar biasa ya..
BalasHapusaku sempet daftar, dapet kartu tes, tapi mangkir pas waktu tesnya tante. aku ga sepenuh hati sih. hehe
Hapusaku juga mempercayai keajaiban sedekah
BalasHapusiya tante, aku juga :)
HapusSelamat ya mbak lolos PNS nya. Terima kasih telah berbagi inspirasi :)
BalasHapusini kisah guruku mba :D bukan kisahku. hehe
HapusAku pikir juga cerita kamu ni faah hihi. Tapi menginspirasi deh. Aku juga percaya keajaiban sedekah, keajaiban doa-doa yang menerima sedekah juga, kalau katanya doa anak soleh yang di antar orang tuanya bakal di dnger, gitu juga sedekah. Haha~ panjang deh kebiasaan melissa kalau komen :D
BalasHapusaku mah ga ikutan pns mel. hehe
Hapusiyaa aku juga percaya itu, janji Tuhan itu mah yaa :D
hahaa gapapa kali mel. aku juga kalo lagi pengen komen panjang mah ya panjang :P
semakin kita banyak memberi semakin banyak pula kemudahan hidup ini,,hehehe iya
BalasHapusyup betul bangeet :))
Hapuspapaku slalu ngajarin sedekah sedekah sedekah, kalo kamu ingin menggapai sesuatu :)
BalasHapusDan aku prcaya mba.. Nth udh brp kali aku ngerasa dgn sedekah, aku bisa nyeleseiin masalah yg seberat apapun di kantor, aku ga prnh kekurangan tiap bulannya, pdhl hidup kita biasa2 aja.
cuma memang aku blm rutin...pdhl kpgnnya bisa tiap hr gitu ngelakuinnya..mungkin jmlh yg kecil2 dulu, tp rutin...moga2 deh, gajian bulan ini mungkin disisihin sebagian utk sedekah :)
alhamdulillah.. emang luar biasa ya janji Alloh itu.
Hapusinsya Alloh ya mbaa kita belajar dikit2 tapi rutin :))
apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. memberi memang banyak manfaat nya ya...
BalasHapuscerita gurunya inspiratif :)
yupp betul bangeet jev :)
HapusAlhamdulillah, selamat ya kak :-)
BalasHapusCerita menginspirasi sekali, super.
ini cerita guruku kakaa :D iya memang menginpirasi :))
HapusSubhanallah...terharuu bacanya...
BalasHapusaku juga terharu nulisnya mak dew. hihihh
HapusInspiratif neng kisahna manawi teh neng syifa nu lolos PNS, he..........
BalasHapussanes teh.. sfa mah teu ngiringan cpns. hehe
Hapushalo..juri berkunjung. Goodluck
BalasHapusyaah sayang ga menang. heuu
Hapus