Cinta. Bila saja ia
datang terlambat, mungkin aku kini telah mati.
7 tahun yang lalu; my beloved parents was diforced, kedua
orang tuaku tercinta bercerai. Sekolahku acak-acakan, dari yang tidak pernah
mengalami remedial sama sekali ke hampir semua mata pelajaran remedial! Rangkingku
di kelas terjun bebas, dari rangking 5 dan 8 ke rangking 27. Kehidupanku dengan
teman-teman kacau. Di kampung, aku lebih banyak berdiam diri di rumah, enggan
untuk bersosialisasi dengan tetangga.
6 tahun yang lalu;
Bapaku menipuku dengan sandiwara murahan. Katanya begini, begitu –sensor-,
padahal ada rahasia besar di balik sandiwara itu yang ingin ia ungkapkan
padaku. Sayangnya aku lebih dulu tahu dari Mamangku. Bapa selama ini punya
istri lain. Dari istrinya itu Bapa punya tiga orang anak. Anaknya yang paling
besar lahiran tahun 1995, hanya beda tiga tahun denganku.
6 tahun yang lalu;
aku seperti dipaksa memahami kondisi Bapa yang banyak anak. Aku bermetamorosis
dari yang tadinya anak manja –mau apa tinggal bilang- menjadi anak yang
berusaha mandiri, tanpa kehadiran Bapa lagi. Selama satu tahun penuh di kelas 9
SMA, aku membayar SPPku sendiri.
4 tahun yang lalu;
Mamahku menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenalkan padaku. Tiba-tiba
aku tahu dari tetangga. Aku kabur dari rumah. Aku jadi anak nakal.
4 tahun yang lalu;
aku harus rela mengalah untuk biaya kuliah kakakku –dari istri pertama Bapa-
dengan tidak merengek tentang biaya hidupku. Aku berusaha semakin mandiri,
tanpa biaya penuh dari Bapa.
3 tahun yang lalu;
aku bermasalah dengan adikku –sulung Bapa dari istrinya sekarang-. Dan ternyata
2 tahun yang lalu aku kembali bermasalah dengan adikku itu, masalah yang
berbeda, yang lebih besar dari masalah 3 tahun yang lalu.
2 tahun yang lalu;
aku tidak bisa pulang ke rumahku sendiri selama satu tahun lebih. Tiap kali
pulang kampung, aku selalu pulang ke rumah sahabatku. Padahal pulang itu yang
aku rindukan, pulang ke rumah tercinta. Aku terhalang pulang oleh suatu masalah
yang datang dari suaminya Mamah.
6 bulan yang lalu;
muncul masalah baru, perihal sengketa tanah yang dulunya tidak di-gono-ginikan
oleh Bapa dan Mamahku. Berujung pada kesalahpahaman demi kesalahpahaman antara
aku dan keluarga besar Bapa di sana.
2 bulan yang lalu;
menjelang pernikahanku, banyak hal-hal tidak enak yang datang dari keluarga
Bapa di sana. Semua dibuat ribet.
Detik ini; hadir
intervensi bisnis di tengah berjalannya bisnisku dan suami.
Kata sahabatku, “Neng
hebat ya, Neng bisa kuat, padahal masalah hidupnya ada terus, berat lagi. Kalau
aku yang jadi Neng, aku mah kayaknya
bakalan putus asa.”
Bukan aku yang
hebat, bukan aku yang kuat, bukan aku yang tidak pernah putus asa. Tapi CINTA. Cinta
yang menghebatkanku, cinta yang menguatkanku, dan cinta yang membuatku tidak
boleh berputus asa.
Selama masalah datang
silih berganti, selama itu pula cinta ada. Namun ia tidak pernah berganti. Ia tetap
satu nama; CINTA. Ia tetap ada walau seberat apapun masalahku. Ia tetap
menguatkanku walau dirinya sendiri lemah. Ia tetap menemaniku, mengajariku
untuk menjadi wanita tangguh, wanita yang tidak cengeng saat menghadapi
masalah. Bahkan saat aku menjadi anak nakal, cinta lah yang membuatku kembali
jadi anak baik.
Saat aku jauh dari keluargaku, dari orang tuaku, ia selalu ada,
ia berbagi ruang untukku, ia berbagi orang tua untukku. Saat aku tidak tahu harus membawa mimpi-mimpiku kemana, cinta selalu tahu arahnya, ia selalu mendengarkan walau mungkin sudah bosan. Saat aku tidak tahu harus bertahan hidup dengan cara apa, ia justru menunjukkan padaku caranya. Saat aku tidak tahu harus pulang kemana, cinta selalu siap untuk menjadi rumah bagiku. Saat aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya, cinta datang meredakannya, ia membawaku pergi dari masalahku. Cinta tidak pernah
keberatan dengan kondisiku yang seperti ini. Cinta datang tanpa syarat. Cinta datang
tanpa diminta. Cinta tidak pernah menjauh walau berbagai alasan untuk menjauh
sebenarnya ada, banyak sekali.
Cinta. Ia lah yang
membuatku bertahan. Ia lah yang membuatku kembali menemukan semangat setelah
aku berulang kali terjatuh. Cinta tidak pernah terlambat, tidak juga terlalu dini. Ia datang
saat aku merasa sendirian, saat aku sangat membutuhkan teman berbagi.
Cinta tidak pernah
pergi. Cinta selalu ada di sini, menemaniku. Sejak 7 tahun yang lalu, bahkan
sejak ia belum kukenal sebagai sosok bernama cinta, ia selalu ada bersamaku. Terima
kasih untuk CINTA yang kukenal itu, Suamiku. Terima kasih untuk cinta yang
selalu memelukku. Terima kasih untuk cinta yang menghidupkanku.
Cinta, sama
sepertimu, aku juga punya cinta untukmu. Semoga cinta ini selalu ada, untuk
saling menguatkan, untuk saling mendewasakan diri.
CINTA ~Muhammad Iqbal Hendrawan~, I LOVE YOU….
:)
"Mungkin aku sudah kehabisan kata untuk mengungkapkan rasa cintaku. Tapi aku takkan pernah kehabisan alasan untuk mencintaimu. Jangan berhenti mencintaiku, karena cintamu itu lah sumber kekuatanku. Jangan lelah mengajariku. Aku ingin terus belajar untuk menjadi yang terbaik untukmu." -Syifa-
"Aku akan menjadi taman tulipmu, aku akan menjadi kincir anginmu, aku akan menjadi Bromo untukmu, aku akan menjadi apapun yang ingin kau tuju." -Iqbal-
syarat follow 4 akun twitter empunya hajat :) |
By. Si Famysa, love my hubby so much!
O_o :'( Kayaknya aku sepakat ama yang dikatakan sahabat, Mbak. Kalo aku yang di posisi itu, kayaknya nggak kuat.
BalasHapuskayaknya kalo ngalamin sendiri, bakalan kuat kok, mau ga mau. hihii
HapusIni tulisan mengudara dalam rangka menyambut perayaan cinta di hari esoknya ya?
Hapusini tulisan dalam rangka ikutan lomba kak, bukan sengaja untuk menyambut hari V.
HapusAduuuh so sweet banget kak :')
BalasHapusSemangat terus!
iya dong, semangaat! :D
HapusMudah-mudahan kedepannya jalan yang dilalui happy ya Syifa
BalasHapusaamiin... makasih doanya mom :)
HapusYa Allah, mbak Syifa :") Kuat ya, mbak, mbak keren banget :")
BalasHapusSalam buat suami, mbak, nanti kalau ke Bromo, mampir rumahku ya ^ ^ { }
siaap... asal disuguhin yaa. wkwk :D
Hapuswaalaikumsalam dari aku dan suami. heuu
semoga selalu diberkahi ya, Syifa :-)
BalasHapusaamiin... makasih doanya tante :D
Hapusbener tuh mbak, kalau saya yang di posisi mbak saat itu, mungkin saya gatau jadi apa dan pasti cepet putus asa. :(
BalasHapusnice story (y)
hehe ga boleh gitu dong.. kamu kan cowok. ahaha :P
Hapusbelum, nanti, udah kerja, baru jadi cowok haha
Hapusahahaa dasar... berarti sekarang baru setengah cowok ya :D
Hapusbegitulah, cinta menjadi kekuatan besar bagi siapa saja :)
BalasHapusyup bener banget mba :)
HapusBanyak sekali problem dalam hidup Mbak ya... Tetapi yakinlah dengan kekuatan cinta yang Mbak miiki akan menguatkan jalan hidup kedepan... semoga nantinya berujung bahagia...
BalasHapusiya mba.. pastinya tiap orang hidup dengan masalahnya masing2 yang tak kalah banyaknya sama masalah hidupku yaa :D
Hapusaamiin....
dan Tuhan ya mba pastinya... :) kyknya seberat apappun masalah, zikir ke Tuhan slalu bikin masalah jd ga berarti stlhnya...
BalasHapusyup bener banget mba.. kalo ga ada iman ke Tuhan mah ya udah deh, bakal bunuh diri. haha
Hapusgak tau harus ngomong apa lagi :')
BalasHapusyang kuat dan selalu dilindungi dari orang - orang jahat..
berkah untuk bisnis dengan suaminya :')
aamiin yaa Alloh... makasih doanya mba :*
Hapusjangan lupa untuk terus memupuk cintanya ya neng, semangat terus salam bwt suami ya........
BalasHapussiap teh, semangaat! :D
Hapuswaalaikumsalam jawab dia. hihii
tulisan di paragraf akhirnya adem banget, so sweet :')
BalasHapushehe makasiih :D
Hapus