Kamis, 12 Februari 2015

Cinta Yang Menguatkanku

Cinta. Bila saja ia datang terlambat, mungkin aku kini telah mati.

7 tahun yang lalu; my beloved parents was diforced, kedua orang tuaku tercinta bercerai. Sekolahku acak-acakan, dari yang tidak pernah mengalami remedial sama sekali ke hampir semua mata pelajaran remedial! Rangkingku di kelas terjun bebas, dari rangking 5 dan 8 ke rangking 27. Kehidupanku dengan teman-teman kacau. Di kampung, aku lebih banyak berdiam diri di rumah, enggan untuk bersosialisasi dengan tetangga.
6 tahun yang lalu; Bapaku menipuku dengan sandiwara murahan. Katanya begini, begitu –sensor-, padahal ada rahasia besar di balik sandiwara itu yang ingin ia ungkapkan padaku. Sayangnya aku lebih dulu tahu dari Mamangku. Bapa selama ini punya istri lain. Dari istrinya itu Bapa punya tiga orang anak. Anaknya yang paling besar lahiran tahun 1995, hanya beda tiga tahun denganku.
6 tahun yang lalu; aku seperti dipaksa memahami kondisi Bapa yang banyak anak. Aku bermetamorosis dari yang tadinya anak manja –mau apa tinggal bilang- menjadi anak yang berusaha mandiri, tanpa kehadiran Bapa lagi. Selama satu tahun penuh di kelas 9 SMA, aku membayar SPPku sendiri.
4 tahun yang lalu; Mamahku menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenalkan padaku. Tiba-tiba aku tahu dari tetangga. Aku kabur dari rumah. Aku jadi anak nakal.
4 tahun yang lalu; aku harus rela mengalah untuk biaya kuliah kakakku –dari istri pertama Bapa- dengan tidak merengek tentang biaya hidupku. Aku berusaha semakin mandiri, tanpa biaya penuh dari Bapa.
3 tahun yang lalu; aku bermasalah dengan adikku –sulung Bapa dari istrinya sekarang-. Dan ternyata 2 tahun yang lalu aku kembali bermasalah dengan adikku itu, masalah yang berbeda, yang lebih besar dari masalah 3 tahun yang lalu.
2 tahun yang lalu; aku tidak bisa pulang ke rumahku sendiri selama satu tahun lebih. Tiap kali pulang kampung, aku selalu pulang ke rumah sahabatku. Padahal pulang itu yang aku rindukan, pulang ke rumah tercinta. Aku terhalang pulang oleh suatu masalah yang datang dari suaminya Mamah.
6 bulan yang lalu; muncul masalah baru, perihal sengketa tanah yang dulunya tidak di-gono-ginikan oleh Bapa dan Mamahku. Berujung pada kesalahpahaman demi kesalahpahaman antara aku dan keluarga besar Bapa di sana.
2 bulan yang lalu; menjelang pernikahanku, banyak hal-hal tidak enak yang datang dari keluarga Bapa di sana. Semua dibuat ribet.
Detik ini; hadir intervensi bisnis di tengah berjalannya bisnisku dan suami.

Kata sahabatku, “Neng hebat ya, Neng bisa kuat, padahal masalah hidupnya ada terus, berat lagi. Kalau aku yang jadi Neng, aku mah kayaknya bakalan putus asa.”

Bukan aku yang hebat, bukan aku yang kuat, bukan aku yang tidak pernah putus asa. Tapi CINTA. Cinta yang menghebatkanku, cinta yang menguatkanku, dan cinta yang membuatku tidak boleh berputus asa.
Selama masalah datang silih berganti, selama itu pula cinta ada. Namun ia tidak pernah berganti. Ia tetap satu nama; CINTA. Ia tetap ada walau seberat apapun masalahku. Ia tetap menguatkanku walau dirinya sendiri lemah. Ia tetap menemaniku, mengajariku untuk menjadi wanita tangguh, wanita yang tidak cengeng saat menghadapi masalah. Bahkan saat aku menjadi anak nakal, cinta lah yang membuatku kembali jadi anak baik. 
Saat aku jauh dari keluargaku, dari orang tuaku, ia selalu ada, ia berbagi ruang untukku, ia berbagi orang tua untukku. Saat aku tidak tahu harus membawa mimpi-mimpiku kemana, cinta selalu tahu arahnya, ia selalu mendengarkan walau mungkin sudah bosan. Saat aku tidak tahu harus bertahan hidup dengan cara apa, ia justru menunjukkan padaku caranya. Saat aku tidak tahu harus pulang kemana, cinta selalu siap untuk menjadi rumah bagiku. Saat aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya, cinta datang meredakannya, ia membawaku pergi dari masalahku. Cinta tidak pernah keberatan dengan kondisiku yang seperti ini. Cinta datang tanpa syarat. Cinta datang tanpa diminta. Cinta tidak pernah menjauh walau berbagai alasan untuk menjauh sebenarnya ada, banyak sekali.

Cinta. Ia lah yang membuatku bertahan. Ia lah yang membuatku kembali menemukan semangat setelah aku berulang kali terjatuh. Cinta tidak pernah terlambat, tidak juga terlalu dini. Ia datang saat aku merasa sendirian, saat aku sangat membutuhkan teman berbagi.

Cinta tidak pernah pergi. Cinta selalu ada di sini, menemaniku. Sejak 7 tahun yang lalu, bahkan sejak ia belum kukenal sebagai sosok bernama cinta, ia selalu ada bersamaku. Terima kasih untuk CINTA yang kukenal itu, Suamiku. Terima kasih untuk cinta yang selalu memelukku. Terima kasih untuk cinta yang menghidupkanku.

Cinta, sama sepertimu, aku juga punya cinta untukmu. Semoga cinta ini selalu ada, untuk saling menguatkan, untuk saling mendewasakan diri.

CINTA ~Muhammad Iqbal Hendrawan~, I LOVE YOU…. :) 

"Mungkin aku sudah kehabisan kata untuk mengungkapkan rasa cintaku. Tapi aku takkan pernah kehabisan alasan untuk mencintaimu. Jangan berhenti mencintaiku, karena cintamu itu lah sumber kekuatanku. Jangan lelah mengajariku. Aku ingin terus belajar untuk menjadi yang terbaik untukmu." -Syifa-
"Aku akan menjadi taman tulipmu, aku akan menjadi kincir anginmu, aku akan menjadi Bromo untukmu, aku akan menjadi apapun yang ingin kau tuju." -Iqbal-
syarat follow 4 akun twitter empunya hajat :)
By. Si Famysa, love my hubby so much!

28 komentar:

  1. O_o :'( Kayaknya aku sepakat ama yang dikatakan sahabat, Mbak. Kalo aku yang di posisi itu, kayaknya nggak kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya kalo ngalamin sendiri, bakalan kuat kok, mau ga mau. hihii

      Hapus
    2. Ini tulisan mengudara dalam rangka menyambut perayaan cinta di hari esoknya ya?

      Hapus
    3. ini tulisan dalam rangka ikutan lomba kak, bukan sengaja untuk menyambut hari V.

      Hapus
  2. Aduuuh so sweet banget kak :')
    Semangat terus!

    BalasHapus
  3. Mudah-mudahan kedepannya jalan yang dilalui happy ya Syifa

    BalasHapus
  4. Ya Allah, mbak Syifa :") Kuat ya, mbak, mbak keren banget :")
    Salam buat suami, mbak, nanti kalau ke Bromo, mampir rumahku ya ^ ^ { }

    BalasHapus
    Balasan
    1. siaap... asal disuguhin yaa. wkwk :D
      waalaikumsalam dari aku dan suami. heuu

      Hapus
  5. semoga selalu diberkahi ya, Syifa :-)

    BalasHapus
  6. bener tuh mbak, kalau saya yang di posisi mbak saat itu, mungkin saya gatau jadi apa dan pasti cepet putus asa. :(
    nice story (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ga boleh gitu dong.. kamu kan cowok. ahaha :P

      Hapus
    2. belum, nanti, udah kerja, baru jadi cowok haha

      Hapus
    3. ahahaa dasar... berarti sekarang baru setengah cowok ya :D

      Hapus
  7. begitulah, cinta menjadi kekuatan besar bagi siapa saja :)

    BalasHapus
  8. Banyak sekali problem dalam hidup Mbak ya... Tetapi yakinlah dengan kekuatan cinta yang Mbak miiki akan menguatkan jalan hidup kedepan... semoga nantinya berujung bahagia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba.. pastinya tiap orang hidup dengan masalahnya masing2 yang tak kalah banyaknya sama masalah hidupku yaa :D
      aamiin....

      Hapus
  9. dan Tuhan ya mba pastinya... :) kyknya seberat apappun masalah, zikir ke Tuhan slalu bikin masalah jd ga berarti stlhnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup bener banget mba.. kalo ga ada iman ke Tuhan mah ya udah deh, bakal bunuh diri. haha

      Hapus
  10. gak tau harus ngomong apa lagi :')
    yang kuat dan selalu dilindungi dari orang - orang jahat..
    berkah untuk bisnis dengan suaminya :')

    BalasHapus
  11. jangan lupa untuk terus memupuk cintanya ya neng, semangat terus salam bwt suami ya........

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap teh, semangaat! :D
      waalaikumsalam jawab dia. hihii

      Hapus
  12. tulisan di paragraf akhirnya adem banget, so sweet :')

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend