Tampilkan postingan dengan label Modus Penipuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Modus Penipuan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Februari 2015

Modus Penipuan 'Numpang Transfer'

Tanggal 6 April 2014 lalu, waktu aku mau beli tablet di Ramai Mall Jogja, ada satu pengalaman yang tidak terlupakan sampai sekarang. Niat hati sih ingin langsung menuliskan ceritanya (duluu), tapi apa daya, tahun kemarin tahun paling sepi tulisan di blogku. Wkwk..

Jadi begini ceritanya…

Di ATM Center Ramai Mall, aku mengantri bersama para nasabah lain yang akan bertransaksi di ATM itu. Aku bersama Ibank. Di depan kami, ada seorang ibu yang sepertinya sedang bercakap-cakap dengan seorang laki-laki cungkring bertato. Tak lama, si ibu pun pergi meninggalkan laki-laki itu.
Tiba giliranku masuk ke ATM, aku dicegat oleh laki-laki itu. Tanpa segan laki-laki itu langsung memulai percakapan denganku.

(Ket: L: Laki-laki itu, S: Syifa, I: Ibank)
L: Mbak, mau ambil uang ya?
S: Iya.
L: Mbak, aku boleh minta tolong gak?
S: Minta tolong gimana, Mas?
L: Aku numpang transfer dari ATM Mbak. Ini nanti uangnya aku ganti cash (sambil menyodorkan uang cash Rp 1.000.000). Ada gak, Mbak?
S: Hmm… Ada sih… Tapi bentar ya, Mas, aku cek dulu barangkali belum ada uangnya.
I: Kalau boleh tahu, emang uangnya buat apa ya, Mas?
L: Aku mau transfer ke temanku, Mas.. Kasihan dia habis kemalingan di jalan, dompet sama HPnya hilang.
I: Emang posisi teman Masnya dimana?
L: Dia lagi di Jakarta, Mas.. Kasihan dia nanti gak bisa pulang. Lagian di Jakartanya nanti gimana dia, kan gak punya uang.
I: HPnya hilang kok bisa ngehubungin Mas?
L: Dia nelpon pinjam HP orang lain di sana, Mas. Katanya darurat banget dia minta ditransfer.
I: Oh ya udah kita cek dulu saldonya ya, Mas. Ini tuh lagi nunggu transferan Bapa, gak tahu udah ditransfer apa belum.
L: Oh iya, monggo, Mas..

Di dalam ATM, aku agak gemetaran. Takut. Apalagi uang di ATMku waktu itu cukup banyak.
Aku berdiskusi dengan Ibank…
S: Gimana nih? Dikasih jangan? Beneran gak sih itu orang? Tapi kan uangnya nanti diganti langsung sama dia.
I: Ibank ragu, Syif.. Kan katanya mau transfer ke temannya di Jakarta, temannya kemalingan, dompet dan hapenya hilang. Nah kalau dompetnya hilang, otomatis ATMnya juga hilang dong? Biasanya kan kita nyimpan ATM di dompet. Atau gak di dompet HP kayak Syifa. Terus katanya darurat, ini udah malam, kalau harus ngurus ATM atau ambil uang ke bank sekarang juga kan gak bisa.
S: Hmm… Iya juga yaa… Terus kok dia punya uang Rp 1.000.000 itu? Berarti kalaupun kita transfer, kita kan tetap punya uangnya cash dari dia.

Kami sejenak termenung….
Kemudian…
S: Oooh… Bisa saja uang yang di tangannya itu uang palsu atau uang hasil curian. Dia mau transfer uangnya supaya jejaknya hilang. Ibaratnya money laundry. Jadi kan nomor seri di uang yang dia curi itu berpindah ke tangan kita. Dia malah bersih. Nanti kita yang kena batunya. Atau mungkin uang itu palsu. Nanti kita juga yang kena masalah.
I: Iya bisa jadi. Lagian kalau Ibank atau Syifa yang kena musibah, pasti yang dihubungi pertama kali keluarga kan. Atau kalau Ibank mah ngehubungin Syifa dulu deh karena hafalnya nomor Syifa. Hebat banget ya itu orang, dia mah hafalnya nomor temannya.  
S: Terus sekarang gimana cara keluarnya?
I: Ya udah keluar aja. Kita bilang ke orang itu uangnya gak ada, belum ditransfer.
S: Oke, ayo!

Di luar, orang itu setia menanti kami.
L: Gimana, Mas, Mbak, bisa nggak saya numpang transfer?
S: Maaf, Mas, ATMku gak ada segitu saldonya. Bapaku ternyata belum transfer. Permisi ya, Mas, kami mau masuk dulu.

Di pintu masuk Ramai Mall, kami kembali menoleh ke ATM Center. Orang itu masih di tempatnya, hanya di ATM bank itu, tidak berpindah ke ATM bank sebelahnya. Sepertinya dia masih akan terus mencari mangsa lain.

Satu sisi, aku takut aku yang berburuk sangka pada orang lain yang padahal memang sedang membutuhkan bantuan. Tapi di sisi lain, dia orang asing. Helloww… Aneh banget kan dia berdiri terus di ATM sambil memegang uang Rp 1.000.000-nya tanpa takut ada jambret atau apa lah. Alasannya juga gak masuk akal. Penampilannya pun mencurigakan.

Pokoknya, kita mah waspada saja lah! Jangan mudah percaya pada orang asing, jangan mudah dirayu dan menaruh simpati pada orang asing! Waspadalah, waspadalah… Kejahatan bukan hanya terjadi karena ada niat si pelaku, tapi juga karena ada kesempatan. So, kita sebagai –mungkin- target, jangan sampai memberikan setitik kesempatan pun pada orang-orang jahat untuk melancarkan aksinya.

Dan di dalam Ramai Mall…
S: Lalu aku harus ambil uang dimana? Kan mau beli tabletnya saat ini juga. Kalau balik lagi ke ATM Center Ramai Mall nanti ada orang itu lagi… :(
I: Oh iyaaa….. *tepok jidat

Terpaksa kami berjalan ke luar Ramai Mall lewat pintu depan (Jalan Malioboro) dan mencari ATM terdekat di Jalan Malioboro. Akhirnya nemu deh ATM bank lain. Higs, kena potongan lumayan deh karena bukan di ATM bank sendiri. Ahaha :P

By. Si Famysa, waspada!

Mijn Vriend