Jumat, 06 Februari 2015

Ar-Rohman Ar-Rohim Alloh

*Kajian malam Jumat di Daarut Tauhiid Bandung, oleh K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Ar-Rohman & Ar-Rohim, mengandung makna kelembutan, kasih, dan sayang. Sifat ini bahkan mendahului kemurkaan Alloh.
Tugas manusia itu  bukan mencari rejeki yang banyak, tetapi yang berkah, yang cukup, yang membuat hati nyaman, bisa untuk nikmat ibadah, bisa tertutup pintu maksiat karenanya, bisa menghindarkan kita agar tidak boros.
Salah satu penderitaan hidup yaitu mempunyai keinginan yang bukan takdirnya. 
Qonaah saja, maka akan dicukupkan dan disehatkan oleh Alloh. Walaupun terbatas, tapi hatinya kaya. Kesibukannya punya nilai amal soleh, nilai akhirat, bukan semata nilai duniawi.
Orang tamak tidak akan pernah merasa cukup. Ketamakannya baru akan berhenti sampai ia masuk liang kubur.
Banyak tidak berarti cukup. Misalnya, mending banyak tidur atau cukup tidur? Mending banyak makan atau cukup makan? Uang juga sama.. Mending cukup uang daripada banyak uang. Yang kebanyakan itu untuk apa?
Kaya ilmu dan kaya hati itu bagus. Tapi kaya harta belum tentu bagus.
Manusia sibuk berbisnis. Kalau bisnisnya menjauhkan kita dari Alloh, mau apa? Mau buat apa? Cari bisnis yang berkah saja. Gak ada urusan dengan sukses penilaian orang, yang penting sukses dalam penilaian Alloh.
Kita kejar Ar-Rohman & Ar-Rohim Alloh. Sambil berdoa, sambil membuat amalan baik. Doanya: Irhamna Yaa Alloh Yaa Rohman Yaa Rohiim...
Sekarang kalau kita gaul dengan orang kaya, kita jadi si miskin. Gaul sama yang cakep, kita jadi jelek. Gaul sama yang berpangkat, kita jadi yang paling kecil. Dengan siapapun kita bergaul, yang terpenting itu cintai mereka dengan tulus, jangan modus. Hindari juga salah bergaul. Karena biasanya salah gaul membuat kita cenderung susah bersyukur.
Tingkatkan kemampuan meraba derita orang lain atau empati agar kita semakin kaya. Berawal dari empati, kita akan memiliki kepekaan. Kalau sudah peka, kita akan peduli. Kalau sudah peduli, kita pasti akan berjuang. Kita jangan sibuk ingin dipahami tanpa belajar memahami. Ketahui dulu alasan orang lain berbuat sesuatu, bersikap demikian, pasti ada yang melatarbelakanginya.
Kita sibuk mantengin koran, Indonesia tetap saja tidak berubah lebih baik. Berita yang kita ikuti di media bukannya semakin hari semakin baik, malah semakin memprihatinkan. Mending kita berdoa saja. Berdoa untuk orang-orang baik di negeri ini, berdoa untuk orang-orang jahat di negeri ini agar mereka segera bertaubat.
Perluas persaudaraan kita, jangan dipersempit karena suku, bangsa, dan agama. Apalagi yang seagama, kita semua bersaudara. Kalaupun yang tidak seagama, kita tetap bersaudara, bisa saudara setanah-air, dan yang pasti saudara se-Adam-Hawa.

by. si Famysa, ngaji 5/2/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend