Minggu, 29 Juli 2012

Heart & Dede's Creations

tanggal 15 Juli lalu aku sempat pulang ke rumah. biasanya rumah adalah pilihan terbaikku untuk menghabiskan waktu liburan. tapi waktu aku pulang kemarin, ada yang berbeda. rumah terasa sangat sepi. mau main ke rumah teman atau ke saudara pun sepertinya malas. tepatnya ada sesuatu yang membuatku malas dan tidak lagi berselera untuk berlibur dan bersantai di rumah.
biasanya di rumah selalu saja ada yang membuatku tertawa, selalu ada yang bisa kujahili, selalu ada yang mengajakku ribut, selalu ada yang mengantarku kemana-mana walaupun harus diiming-imingi dengan imbalan.. tapi kemarin tidak ada lagi semua itu. Dede sudah tidak di rumah lagi. dia sudah pindah ke pesantren di Tangerang sana. higs.. memang ya... kita baru tahu apa yang disebut kehilangan ketika kita sudah merasakannya. padahal dulu tidak pernah sama sekali terpikirkan olehku bagaimana kalau Dede tidak ada di rumah. tapi sekarang, perasaan sepi itu menyiksaku, membuatku bosan dan malas.
kemarin di rumah cuma ada mamah dan om, sedangkan mamah setiap hari ke sekolah, pulang sekolah tidur siang, sorenya masak, malamnya kebanyakan menghabiskan waktu dengan om, aku benar-benar sendiri tiada yang menemani deh. terlebih lagi teman-temanku di kampung kebanyakan sudah menikah dan memiliki anak. kemarin saja aku main dengan 2 orang teman yang baru memiliki bayi. obrolan mereka tak jauh-jauh seputar mengandung, melahirkan, dan perkembangan bayinya. jelas aku semakin bosan. 
akhirnya tanggal 18 Juli kuputuskan untuk kembali lagi ke Semarang. sangat mendadak. bahkan aku hanya sempat pamit melalui sms ke mamah. aku bilang aku bosan, tidak ada teman di rumah. padahal psikotes beasiswa Djarum tanggal 23 Juli. tapi aku keukeuh pergi tanggal 18 Juli. dan hasilnya, tidak berhasil deh. hehe...
sekarang aku di Jogja. 2 hari kemarin aku sakit demam, hmm.. mungkin karena aku diforsir belanja ke sana ke mari, ditambah menu makanan yang buruk. besok aku akan pulang lagi ke rumah. semoga besok aku tidak tergerak untuk kabur lagi, mengingat urusanku di Semarang dan Jogja pun kuanggap sudah selesai. aku harus istirahat. lebih baik sakit di rumah daripada di tempat orang. dan lebih baik lagi aku tetap sehat dimana pun dan kapan pun. aamiin...
oh ya, aku menemukan gambar-gambar ini di laptopku. Dede yang menggambarnya menggunakan Paint di laptopku.
gambar pesananku. nyindir kayaknya nih maksudnya --"
Dede (Maulana Ali Firdaus), adikku, sekarang baru masuk pesantren (setara SMP) Darul Quran Tangerang. untuk anak umur 12 tahun dan baru masuk SMP, gambarnya keren-keren kaan?? aku sih mana bisa... atau mungkin bisa, tapi aku tidak sabaran untuk menggambar step by step seperti Dede.
hmm... melihat gambar-gambar ini membuatku semakin kangen pada Dede. ternyata rumah sangat hampa tanpa dia. hhh... i really miss him so much :'(

by. si Famysa, kangen Dede

Jumat, 27 Juli 2012

Hanbok Batik

happy weekend, Cemans :) tidak terasa kita sudah seminggu menjalani hari di bulan Ramadhan 1433 H ya.. semoga kita senantiasa diberikan keteguhan hati oleh Allah dan istiqomah dalam beribadah di bulan Ramadhan ini ya :)

setelah beberapa postingan sebelumnya berkutat dengan cerita vacation, kali ini waktunya untuk berbatik ria... hihihi...
sesuai dengan fotonya, kami mau menyapa teman-teman dulu nih, "Haaaaiiii.... :D" 
oh ya, perkenalkan gadis cantik yang berada di dalam frame denganku, namanya Lina Sonjaya, panggil saja dia Lina. Lina adalah teman SMAku dan teman kamarku waktu ngekos SMA dulu. kami sering sekali membeli baju, kerudung, jaket, dll kembaran. biasanya sih kalau aku beli warna pink, Lina pasti beli warna hijau. kamar kosan kami juga jadi bernuansa pink dan hijau. hihihi... pinky VS greenza :)
loh tapi kok baju batik yang kami pakai bukan warna pink dan hijau ya.. hmm... mungkin karena kami sekarang sudah 'gede', jadi ya tidak terlalu maniak-maniak pink/hijau banget laah... sudah 'gede' sudah agak-agak bisa membaur dengan warna lain :D
ceritanya waktu aku liburan minggu tenang beberapa minggu yang lalu, aku dan Lina janjian ketemuan di Pamanukan. Lina mengajakku foto di studio. berhubung si aku tidak menemukan baju yang matching di lemari kamar rumahku, aku jadi berpakaian seadanya saja, sampai sandal pun hanya memakai sandal jepit (makanya tidak ada foto full body :D)
eh eh.. tapi ternyata siapa yang mengira kalau Lina membawa baju ganti di tasnya, khusus dia persiapkan untuk foto-foto. baju yang Lina bawa ya itu tuh... baju yang kami pakai. hihihi... aku hanya berujar, "yaa ampyuun niat bener sih Lina :D" sambil mencoba batik yang orange. kebetulan sekali warna bajunya pas dengan kerudung yang aku pakai. 
batik yang aku pakai didapat dari Famysa Collections, namun itu edisi lama, sekarang sudah tidak ada. so, bagi yang kepincut, tunggu produksi selanjutnya saja ya, jika banyak permintaan model yang sama biasanya diproduksi lagi kok :) atau jika ternyata tidak diproduksi lagi, siapkan jari kalian untuk digigiti saja ya. hehe *peace :D
batik yang Lina pakai didapat dari tempat lain (entah dari mana, lupa nanya lebih lanjut). tapi bagi kalian yang  kepincut, boleh tuh hubungi aku saja di nomor 08997185407. nanti bisa aku buatkan atau aku carikan :) 
model batik yang kami pakai ini terinspirasi dari pakaian adat Korea, namanya Hanbok. batik orange agak sedikit dipadukan dengan model kaftan (dipopulerkan oleh Syahrini). kata Lina, sebenarnya batik pink ada tali sabuknya untuk bagian perut, tapi dia lupa membawanya. seadanya saja deh, jepret yuuuk :D
contoh HANBOK, girlband Korea SNSD, pict from here

by. si Famysa, sepertinya agak demam :(

Rabu, 25 Juli 2012

Jogja Vacation #7 (end); Alun-alun Kidul

haahh... akhirnya sampai juga di post ini. ini adalah post terakhir tentang Jogja Vacation. setelah kami menjelajah ke Bolo Resto, Candi Prambanan, Lesehan Sayidan, Pantai Parangtritis, The House of Raminten, dan Candi Borobudur, akhirnya vacation kami ditutup dengan bersepedah dan makan jagung di Alun-alun Kidul.
baiklah, kali ini biarkan foto yang berbicara ya :)
sebelum main sepeda, kami makan bakso/mie ayam dulu
kemarin kami naik sepeda tarifnya Rp 30.000/3 putaran Alun-alun
just FYI, Alun-alun Kidul lebih ramai daripada Alun-alun Utara. di Alun-alun Utara kita tidak akan menemukan mainan sepedahan seperti ini. paling-paling juga hanya ada penjual makanan/pakaian/aksesoris saja. makanya kami pilih Alun-alun Kidul saja sebagai tempat kami menghabiskan malam terakhir bersama di Jogja.
selain mainan sepedahan, di Alun-alun Kidul juga ada ritual fenomenal *halah gayanyee sok iyey :P. bagi siapa yang bisa berjalan dari pinggir lapangan dengan mata tertutup (sebelumnya diputar-putar dulu) sampai ke tengah antara 2 pohon beringin besar, maka keinginannya akan terkabul atau cintanya akan sejati. woow... siapa mau coba membuktikan hayoo monggo dicoba :) sayangnya kami kemarin tidak sempat mencobanya, sudah terlalu capek sih. 
ini sepeda kami. 3 putaran cukup bikin keringatan juga looh :O
foto duluu :D difotoin Abang yang punya sepedanya. heheh
setelah sepedahan, makan jagung deh. hmm... yummyyyy...
note:
after this vacation, a week later i lost my new digital camera at Rini's room. i don't know where my camera gone.. T_T good bye my digital camera.. 

by. si Famysa, --

Minggu, 22 Juli 2012

Jogja Vacation #6; Borobudur Temple

"katanya anti lelet, tapi kok leletnya gak ketulungan. di kota gini sinyalnya labil. hadeeehh... -___-" -> curhatan ngeluh di awal puasa --"

pembukanya asem banget ya? hehehe... maklum lagi gregetan sama modem yang satu ini nih. terhambat ngeblog melulu jadinya. -- sudah.. sudah kok.. cukup segitu saja curhatnya :P
tahukah kalian candi apakah ini? wong Indonesia yang tidak tahu kebangetan ya.. kalah deh sama bule. hehe *peace.. apalagi di judulnya pun sudah tertulis jelas Borobudur Temple :P
we were there yesterday.. you and me were there for a year more ago, in 2011 January.. me and the big family of V-Ghost were there too when we still Senior High School student, second grade. Borobudur keep me in a lot of sweet memories. although i don't like the heat, but i love it, because Borobudur also gave me a love :)
Borobudur pula yang mengawali hidupnya blog ini. dari sebuah postingan yang sangat amat gaje alias gak jelas sekali, akhirnya kini aku ketagihan dan meneruskan profesi sebagai seorang blogger :) silahkan lihat postingan yang kumaksud tersebut di sini. cukup untuk membuat kalian tertawa geli bukan? hihihi... si aku saja yang mempostnya geli sendiri, apalagi yang baca. hapunten abdi hapunten pisaaan :D
hari itu, perjalanan kami ke Borobudur diawali oleh kegalauan akibat mengantuk, capek, dan bingung pulang/tidaknya aku ke Semarang. setelah dipikir-pikir dan didiskusikan segala jalan keluarnya, akhirnya aku tetap di Jogja dan meneruskan vacation bersama Welly, Maya, dan Ibank.
sepulang dari Parangtritis, kami sarapan di hotel, dan makan siang di Raminten. perjalanan ke Borobudur dimulai setelah kami mengisi ulang perut (makan) dan iman (solat) di Raminten. siang bolong dengan terik matahari pun tak bisa menghentikan roda motor kami berputar. beruntung kami bisa cepat sampai di Bodobudur, hanya memakan waktu satu jam lebih sedikit saja. maklum deh yang nyetirnya calon pembalap semua. coba kalau yang nyetirnya aku, setengah jam kali ya *dusta. hehehe
Candi Borobudur beralamat di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. perlu diingat ya.. Magelang! bukan Jogja. *agak sensi gue sama orang yang bilang Candi Borobudur itu di Jogja. tak usah pusing jika kalian yang ingin berkunjung ke sini tetapi tidak membawa kendaraan pribadi/rombongan. di Jogja ada bus yang langsung menuju Borobudur kok. tinggal cari saja bus jurusan Jogja-Borobudur. dan bagi yang datang dari arah Utara, misalnya Semarang, tinggal naik bus jurusan Semarang-Jogja saja, lalu nanti turun di Magelang, tepatnya di depan gapura utama Borobudur. setelah itu naik bus lagi deh yang ke Borobudur. sampai deh. hihi 
harga tiket masuk Candi Borubudur sama dengan harga tiket masuk Candi Prambanan, yaitu Rp 30.000,00. yang sedikit berbeda adalah bentuk fisik dari tiket tersebut. di Candi Prambanan tiketnya berupa kartu,  yang kemudian kartu itu akan berfungsi sebagai kunci pembuka pintu. digesek dulu, pintu baru terbuka. penasaran seperti apa bentuk kartunya? lihat saja di postingan terdahulu tentang Candi Prambanan, di sini (foto pertama). sedangkan di Borobudur tiketnya hanya berupa kertas. kertas yang akan diberikan pada petugas pintu masuk, kemudian mereka menyobek sebagiannya, dan sebagiannya lagi diberikan pada kita. biasa saja kan, seperti tiket masuk di tempat wisata pada umumnya.
UNESCO mengakui bahwa Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia. wow, amazing! bangga gak lo sebagai orang Indonesia dengan adanya Candi Borobudur? :) candi ini dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra, dipimpin oleh arsitek bernama Gunadharma pada tahun 824. luasnya 123x123 meter persegi, dengan 504 patung Budha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. pembangunannya diperkirakan memakan waktu 75-100 tahun loh. 
selain sebagai tempat wisata sejarah, Candi Borobudur juga menjadi tempat ibadah umat Budha. sering juga kan kita lihat beritanya di TV bagaimana prosesi ibadah mereka di Borobudur ini. bahkan waktu kami ke sana pun, di sana sedang ada umat Budha yang beribadah, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. tadinya sih mau mengambil fotonya. tapi niat itu kuurungkan. takut ketahuan terus nanti diomelin sama mereka deh. hehehe *padahal gak akan diomelin juga sih kayaknya :P si aku hanya merasa tidak enak saja, barangkali  jika aku menjepret-jepret malah mengganggu kekhidmatan ibadah mereka.
banyak versi mengenai asal-usul nama Borobudur. J.G. de Casparis memperkirakan nama asli Borobudur adalah Sambhara Bhudhara (bahasa Sansekerta, artinya bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan Boddhisattwa). sejarawan lain menyatakan bahwa nama Borobudur berasal dari Vihara Buddha Uhr (bahasa Sansekerta, artinya biara Budha di bukit). Sir Thomas Raffles berpendapat lain, menurutnya nama Borobudur berasal dari nama desa Boro, tempat candi tersebut berdiri. alasannya karena biasanya sebuah candi memang dinamai sesuai dengan nama desanya. dan Raffles juga menduga bahwa kata Budur mungkin berkaitan dengan Buda dalam bahawa Jawa yang berarti Purba. arkeolog lain pun berpendapat bahwa nama Budur berasal dari istilah Bhudhara yang berarti gunung. *hmm... kalau sudah begini, apalah arti sebuah nama lah.. sing penting Candi Borobudur saja lah. wkwkwk
oh ya, konon katanya dahulu kawasan di sekeliling Candi Borobudur adalah danau purba. seorang seniman dan pakar arsitektur Hindu Budha, W.O.J. Nieuwenkamp mengajukan teori bahwa Dataran Kedu (dataran sekeliling Candi Borobudur) dulunya adalah sebuah danau, dan Candi Borobudur dibangun sebagai lambang bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau. hmm... tapi memang jika dilihat-lihat, Candi Borobudur mirip juga sih dengan bunga teratai. berundak-undak simetris dan di tengahnya terdapat hiasan inti yang dapat menarik perhatian.
just FYI, sekarang pengunjung tidak diperbolehkan duduk-duduk di stupa dan memasukkan tangannya ke lubang-lubang stupa terawang. padahal dulu sih, waktu aku ke sana jaman SMA mah masih boleh. yang tidak diperbolehkan dulu hanya memanjat saja. dan FYI lagi, sekarang pengunjung dewasa diharapkan untuk memakai kain batik yang sudah disediakan petugas. makanya di foto banyak orang-orang yang pakai kain batik kan ya :D senang deh aku bertemu batik di sana. hihihi...
waktu kami mendaki Candi Borobudur, si Welly ternyata menghitung jumlah tangganya. setiap kali dia kehilangan ingatan jumlah tangga yang telah dia hitung, dia keukeuh mengingat-ingatnya dan ingin balik lagi ke bawah untuk menghitung ulang. hahahah.. padahal akhirnya ya buyar-buyar juga. wong sepanjang pendakian kami mengobrol kok :P yang jelas sih tinggi Candi Borobudur sekarang adalah 34,5 m. tinggi segitu lumayan bikin ngos-ngosan juga loh.. ditambah dengan cuacanya yang so hot, Candi Borobudur terasa lebih tinggi dari tinggi aslinya *lebay.
ulasan terakhir nih. Candi Borobudur yang berundak-undak merupakan simbol dari tingkatan seorang manusia. bagian dasar Candi Borobudur disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. pada tingkatan ini patung Budha diletakkan terbuka. sementara tiga tingkat di atasnya lagi, Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang, tingkatan ini disebut Arupadhatu. Arupadhatu melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. bagian paling atas (Arupa) melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
sepertinya Indonesia harus belajar dari pembangunan Candi Borobudur. untuk membangun candi yang megah, kuat, dan kokoh saja membutuhkan waktu seabad lamanya. selama itu mereka tetap sabar dan terus membangun hingga akhirnya berdirilah Candi Borobudur seperti yang diidam-idamkan. apalagi untuk sebuah negara yang lebih besar daripada candi terbesar di dunia sekali pun. butuh waktu yang sangat lama dan pemimpin yang besar yang bisa sabar dan tidak pernah menyerah. bisakah Indonesia?
kurang seru nih... si aku tidak menemukan legenda di balik Candi Borobudur. apakah memang tidak ada atau si aku yang tidak tahu ya? hmm... buat kalian yang tahu (mungkin) bisa share di kolom komentar yaa :)

source:

by. si Famysa, selamat kruyukan :P

Jumat, 20 Juli 2012

Jogja Vacation #5; The House of Raminten

masih ingat postinganku terdahulu yang bercerita seputar Lesehan Sayidan? Lesehan Sayidan dipilih karena rencana kami ke Raminten gagal akibat terjadinya antrian panjang di waiting place Raminten. maklum waktu itu malam minggu sih. dimana-mana ramai, Raminten pun ramai. --"
keesokan harinya, hari Minggu siang (3 Juni 2012), akhirnya kami berkesempatan untuk mencicipi hidangan Raminten. oh ya, ini bukan pertama kalinya aku bercerita tentang Raminten. dulu sudah pernah kuceritakan di sini, monggo dibaca juga :)
buku menu Raminten
The House of Raminten -atau Raminten saja ya supaya lebih gampang :D- beralamat di Jalan Faridan M. Noto nomor 7 Yogyakarta. teman-teman bisa lihat petanya di sini: streetdirectory for The House of Raminten. Raminten  ini angkringan looh.. tapi angkringan yang dikemas secara modern dan profesional. tepat di sebelah Raminten ada Mirota Batik. katanya sih mereka berdua ce-es-an gitu deh, dikelola oleh keturunan keluarga yang sama.
tuh bukti kalau Raminten & Mirota Batik memang ce-es-an. di setiap kotak kayu ada label Mirota Batik.
Raminten pantas menjadi tempat makan favorit karena keunikannya. baru di Raminten saja aku menemukan adat Jawa yang kental, bahkan baru di Raminten juga aku merasakan makan di tengah suasana mistis dengan aroma kemenyan yang menyengat. waktu pertama kali ke Raminten sama Rini, aku jadi tertantang untuk datang dan datang lagi. dan iya saja, terbukti, aku datang lagi ke sana bersama Ibank, Welly, dan Maya. tunggu saja aku mengunjungimu lagi, hei, Raminten... :D
kursi dan lesehan Raminten
namanya juga angkringan, tentu saja menu wajibnya adalah cat rice alias nasi kucing atau sego kucing atau kucingan atau apalah itu sebutannya. namun karena ini angkringan bukan sembarang angkringan, porsi, harga, dan rasanya pun tentu saja agak sedikit berbeda. harganya Rp 2.000,00 untuk satu porsi cat rice tanpa telur. untuk yang pakai telur tambah Rp 1.000,00. porsinya lumayan banyak dan padat, tidak seperti nasi kucing yang kita temukan di angkringan biasa. kalau di angkringan biasa, paling banyak nasinya 5 suap kecil deh, that's really like rice for a cat --" tapi di Raminten kalian tidak usah khawatir.. porsinya setara dengan porsi cewek lagi diet laah.. wkwk *sama saja dong kalau gitu mah :P
lihat foto di atas! itu hanya beberapa sudut saja yang berhasil tertangkap kamera. selain patung kerbau dan sesajen bunga mawar merah putih, masih ada lagi yang lainnya. penasaran mau lihat? ke TKP saja langsung  sanaa :P
kalau bukan di ranah Jawa atau pemiliknya orang Jawa (Jawa: suku), aku mungkin akan merasa sangat aneh.  aura Kejawen terasa banget di sini. mulai dari pelayannya yang mengenakan baju adat (kemben/rompi dan bawahan batik -- lihat foto ketiga dari atas, perbesar gambarnya, lihat di sana ada pelayan yang tertangkap kamera. begitu lah penampilannya), alunan musik tradisional Jawa, beberapa tulisan warning dengan bahawa Jawa, sampai bau-baunya pun.. Jawa banget *memangnya bau Jawa kayak gimana yaa? hehehe *peacee... just kidding :D
gelas minumnya Raminten itu.... beuuh mantap gedenya, Sis, Broo... :D menurutku rasanya juga mantap. kalau gak onta (peminum banyak) sepertiku sih kayaknya bisa tuh satu gelas single untuk berdua. apalagi untuk yang datang dengan pasangannya, sekali-kali segelas berdua gitu.. jangan sepiring berdua saja. hihihi... *lagian mana cukup sepiring cat rice untuk berdua. maksa banget :P
minuman kami di atas porsi single semua. singlenya saja sebesar itu.. yang doublenya jelas lebih besar daripada gelas kami. sampai-sampai aku bilang itu sih teko, bukan gelas. hhoho
well, aku suka Raminten bukan hanya karena makanan dan minumannya, tapi aku suka tempat makan yang satu ini karena keunikannya. belum pernah menemukan tempat makan yang seperti ini sebelumnya juga soalnya :D meskipun rada mistis, aneh, dan membuat bulu kuduk merinding, NeKek (nenek/kakek) Raminten dapat membuktikan bahwa kecintaannya terhadap budaya bisa menjadi sumber rejekinya. dengan adanya Raminten, orang-orang bisa mengetahui seperti ini loh Jogja, seperti ini loh budayanya.. bisa dibilang Raminten juga turut melestarikan salah satu budaya yang ada di Indonesia. angkringan, nasi kucing, kemben, kebaya, batik, musik tradisional Jawa, bahasa Jawa, dan satu lagi -sesajen kemenyan, patung, dan bunga- (meskipun kontroversial antara budaya dan agama), semuanya akan kalian temukan di Raminten. 
cat rice Pakte (pake telor) ala Raminten -- isinya teri, tempe, sambal, goreng bawang 
pernahkan kalian ke tempat makan yang cinta budaya Indonesia seperti Raminten?? jika pernah, yuk tulis ceritanya dan ikutan Lounge Event Blogger juga! :)
berbagi cerita tempat makan ternyata asyik juga. siapa tahu esok kita bisa bertemu di salah satu tempat makan favorit kita ya, Cemans :D

by. si Famysa, mau puasa malah ceritanya makanan. hihihi

Selasa, 03 Juli 2012

Jogja Vacation #5; Pasar Seni Gabusan

sunrise Parangtritis sudah semakin naik dan sinarnya mulai menyilaukan mata, membakar kulit juga. hehe.. tiba lah saatnya kami pulang.
di perjalanan menuju pulang, aku dan Ibank menemukan suatu tempat yang menarik untuk difoto. Ibank juga menawariku mau mampir dulu atau tidak. ya jelas saja aku jawab mau, wong ditawarin. hihihi
ini diaaa... Pasar Seni Gabusan...
judulnya kan cuma mampir buat foto-foto doang, jadi ya si aku tidak peduli alamatnya dimana, isinya apa saja, Pasar Seni Gabusan itu apa, pokoknya tidak tahu semuanya. :P
mungkin foto-foto ini dapat menjadi referensi tempat jalan-jalan atau tempat foto-foto buat teman-teman semua. buat yang penasaran mending langsung datang saja ke sana deh. ada di jalan Parangtritis kok :)
bagus nih yaa buat jadi banner blog atau sampul FB. hihihi
gong terbesar yang pernah aku lihat :O
aku kira gong itu tidak akan bergerak jika aku sandari. eeh ternyata aku salah. ketika aku bersandar, gong itu bergerak berayun-ayun dan menimbulkan sedikit bunyi khas gong. aku kan takut gongnya jatuh dan menimpaku. whuaa... karena panik, difotonya jadi tidak sempat bergaya gimana-gimana, inginnya cepat-cepat menyingkir dari gong itu dan tidak pernah mendekatinya lagi. hhohoo
hoyaa siapa yang punya pemukul gong raksasa? berani gak mukul gong ini?? :D

by. si Famysa, lagi UAS --"

Mijn Vriend