Senin, 30 Maret 2015

Cinta Buta

Cinta buta, adakah?

Kata orang semua cinta itu buta. Kata orang, orang yang sedang saling jatuh cinta itu serasa dunia hanya milik berdua, yang lain hanya numpang. Kata orang, orang yang sedang jatuh cinta itu tak tahu benar, tak tahu salah, bahkan tai kucing pun rasanya seperti coklat.

Bagaimana dengan aku?

Aku bukan anak baik. Aku bukan gadis soleha. Aku bukan anak penurut. Aku tergolong ke dalam remaja pada umumnya, remaja bebas, remaja tak tahu aturan. Pacaran, pedekate sana-sini, tepe-tepe kiri-kanan, selingkuhin pacar, putus nyambung, gonta-ganti pacar. Yaa seperti itu lah. Pergaulanku ternyata sangat membentukku.

Aku mengenal cinta monyet sejak kelas 2 SD. Wow! Ternyata bukan anak jaman sekarang saja sih yang sudah mulai cinta-cintaan dari bangku merah-putih, aku anak jaman dulu pun sudah cinta-cintaan dari kelas 2 SD. Haha.. Tapi yaa mungkin beda kadarnya kali ya. Kalau dulu hanya sekedar salam-salaman, sekarang sudah mulai jalan barengan. Kalau dulu hanya sekedar surat-suratan, sekarang sudah mulai telponan atau smsan tiap malam.

Waktu terus berlalu, aku sudah jadi anak SMP. Selama SD sampai SMP kelas 8, aku tidak pernah benar-benar terikat oleh pacar atau kerennya disebut ‘jadian’. Walaupun nakal, aku tetap memegang prinsip tidak mau pacaran (lebih tepatnya tidak mau ada status kali ya :P). Aku ingin bebas, aku ingin berteman dengan laki-laki manapun tanpa status pacar. Saat teman-teman yang lain satu per satu sudah punya pacar ketika kelas 7 SMP, aku masih enggan dan tetap pada prinsipku.

Tiba di kelas 9 SMP, aku terperangkap oleh ‘jebakan’ permintaan teman-teman. Ceritanya aku sedang mengikuti perkemahan Pramuka tingkat kecamatan, ada salah seorang kakak panitia yang killer naksir padaku, dia selalu mendekatiku. Kata teman-teman, supaya kakak itu tidak killer pada regu kami, lebih baik aku terima saja dia jadi pacarku. Selebihnya, setelah perkemahan usai, terserah aku, mau putus atau lanjut kalau memang nyaman. Dan yaa, aku menyerah. Akhirnya dia menjadi pacar pertamaku. Hanya satu bulan kami pacaran. Aku menggantungkannya karena aku jatuh cinta pada laki-laki lain, haha..

Dari pacar 1 ke pacar lainnya, aku tidak pernah menganggap mereka serius. Aku tidak pernah mau diajak jalan, tidak pernah mau diapelin, tidak pernah mau diberi hadiah apapun. Aku akan menjadi sangat risih ketika mereka melanggar aturanku. Langsung saja kuputuskan mereka jika ada yang merajuk ingin malam mingguan atau apa lah. Idiiih aku sih ogah.. Aku masih belum mengerti kenapa teman-temanku tidak punya rasa risih sama sekali ya..

Ketika aku terbentur pada satu masalah –ketidakharmonisan kedua orang tuaku-, tepat ketika itu Ibank datang menawarkan diri jadi pacarku. Aku dan Ibank berteman baik sejak SMP, gosip bahwa kami pacaran juga sudah banyak beredar di antara teman-teman. Tapi sebenarnya kami baru benar-benar jadi pacar saat kami kelas XI SMA. Saat itu aku tidak lagi terpikir untuk memanfaatkan Ibank seperti aku memanfaatkan pacar-pacarku yang lain. Aku hanya merasa bahagia karena ada seorang teman berbagi disaat aku terjatuh. Dan benar saja, mungkin ini lah jalan-Nya. Pasca perceraian kedua orang tuaku, masalah demi masalah berikutnya datang. Aku merasa tidak lagi menjadi remaja bebas. Aku merasa menjadi remaja tertekan, remaja murung, remaja yang tidak beruntung.

Seiring berjalannya waktu, seiring masalah demi masalah yang pangkalnya adalah perceraian kedua orang tuaku, Ibank selalu ada buatku. Walaupun kami tidak satu sekolah SMA & satu kampus kuliah, tapi dia selalu ada waktu untuk mendengarkanku, untuk membantuku. Kukatakan aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tanpa ada niat memanfaatkan, tanpa memandang kekayaan, tanpa memandang kepintaran, tanpa memandang apapun seperti dulu. Aku hanya memandangnya sebagai dia apa adanya, dia seutuhnya yang selalu menemaniku saat senang maupun susah.

Lantas, bagaimana jika orang tuaku tidak mengijinkan kami menikah? Tentunya karena alasan yang benar. Dengan berat hati, aku tidak akan melawan orang tuaku. Sungguh. Aku tidak akan memaksa harus menikah dengan Ibank. Aku masih punya pikiran waras, bahwa orang tuaku, keluargaku, sabahatku, itu jauh lebih penting, jauh lebih berharga daripada Ibank yang belum tentu dia jodohku. Aku belum gila walaupun aku cinta.

Pun jika ternyata Ibank tidak setia, Ibank meninggalkanku, Ibank menjauhkanku dari keluargaku, apalagi Ibank sampai menyakitiku, jelas aku akan meninggalkannya tanpa jejak! Aku masih waras. Aku masih punya hati nurani. Aku masih punya otak untuk berpikir yang baik dan benar. Untuk apa mempertahankan laki-laki yang sudah jelas tampak keburukannya, bukan?

Bagiku, apa yang kata orang disebut cinta buta adalah cinta yang tidak dilandasi iman secuil pun, cinta yang tidak menghadirkan hati dan otak dalam setiap perjalanannya, cinta yang hanya dilandasi nafsu, entah itu nafsu ingin memiliki, nafsu karena takut jomblo atau apapun sejenisnya. Cinta buta hanya akan berujung menyakiti masing-masing, bahkan menyakiti orang lain.

Lihat pasangan yang MBA! Mereka adalah contoh cinta buta. Akhirnya, siapa yang tersakiti? Banyak orang, kan. Mulai dari mereka sendiri, orang tua, bahkan semua orang yang mengasihi mereka. Lalu lihat pasangan yang rela bunuh diri mengatasnamakan cinta! Mereka sendiri yang paling sakit, sakit menanggung dosa yang tak lagi bisa diampuni. Lihat pasangan yang berbeda agama tapi memaksakan diri untuk bersama! Lihat pasangan yang sampai hati menelantarkan anak-anaknya demi cinta yang baru! Lihat pasangan yang sampai hati menyakiti pasangan resminya demi cinta yang baru! Lihat pasangan yang rela memberikan APAPUN, dari mulai harta sampai jiwa dan raga, tanpa memikirkan keluarganya! *banyak ngelus dada, Yaa Alloh… Alhamdulillah aku dijauhkan dari cinta yang seperti itu.

Sekali lagi kukatakan, secinta-cintanya aku pada Ibank yang kini sudah menjadi suamiku, aku tidak akan buta dalam mencintainya.  

Semoga aku, keluargaku, sahabat-sahabatku, serta teman-teman pembaca semua terhindar dari yang namanya cinta buta… Semoga –jika ada- keluarga kita, orang terdekat kita yang sedang terjerat cinta buta segera dibebaskan dari jeratannya… Semoga tidak ada lagi orang yang kita sayangi menjadi korban, menjadi orang yang tersakiti akibat cinta buta… Semoga juga tulisan ini sedikit bisa memberikan manfaat… Aamiin…

by. si Famysa, a lover :)

10 komentar:

  1. Semoga aku juga gitu mbak, bukan cinta buta yang didapat kelak :))

    btw, ada nama si mbak diliebster award yg saya posting, semoga kenan buat baca. hehe

    BalasHapus
  2. pernah mengalami cinta buta, tapi terus dicerahkan hehehe..rasanya cinta ngg buta-buta amaaat yaa :), harus seimbang dan rasional..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget mba.. kita kan manusia, bukan hewan ;)

      Hapus
  3. Aku doakan Syifa dan Ibank langgeng terus ya. Aamiin

    BalasHapus
  4. Semoga aja ya mbak kita semua terhindar dari cinta buta hihi

    BalasHapus
  5. Saya malah menikah tanpa cinta lo neng......Tapi sudah 16 tahun berjalan baik baik saja dan harmonis.

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend