Senin, 11 November 2013

Cileat Waterfall [part 2]

Markijut nyok cyiiin... Mari kita lanjut... Lanjutin cerita Cileat WTF, masih bersama Timeless *jari menyibakkan rambut, tssaaah! :P
Pascabencana Neng Syifa pundung *hahaha mentang-mentang skripsinya tentang Pascabencana yee :P, aku masih bad mood. Sebenarnya aku masih ingin menangis. Cakung (cuaca mendukung) banget kan nangis di tempat sunyi sepi jauh dari peradaban. Eeh tapi Kokom malah sudah menghampiri. Aku kan jadi gak konsentrasi lagi sama nangisnya. Ya sudah akhirnya aku berjalan duluan. Niat hati jalan duluan sih supaya gak kelihatan masih nangis :D
Eeeh tapi lima kacrut lain, diawali oleh Kokom malah keukeuh mengejarku. Maka terjadilah adegan yang tidak sepantasnya dilakukan *hush, bukan mesum loh ya. Adegan minta-minta maaf *minta duit kek gitu biar lebih keren :P. Padahal, really i don’t angry to you guys.. Namun karena kalian memaksa berjabatan tangan, ya sudaah kujabat saja uluran tangan Aab. Hahaa 
Cuy, murni bad attitudeku kemarin bukan karena aku marah pada kalian. Aku hanya sedang mellow, sedang ingin menangis karena my personal problem. Tidak ada sama sekali sangkut-pautnya sama kalian. Maaf yaa... :’)
Hmm... Tuh kaan jado OOT (out of topic). Apa kabar pendakiannya? Hihiii :D Lanjuut nyoook!
Langkah kakiku terasa lebih ringan ketika mulai mendaki lagi dari Curug Citorok. Hiking track selanjutnya terasa lebih mudah jika dibandingkan dengan hiking track dari tempat start ke Curug Citorok. Tanjakannya tidak seekstrem sebelumnya. Hanya saja, jalanan setapaknya lebih licin. Kanan-kiri kami masih sama, gunung dan jurang.
Curug Cimuncang pun berhasil kami lalui dengan mulus. Hmm... Agak-agak tidak mulus juga sih. Si aku masih malas berfoto-foto ria. Efek bad mood karena nangisnya gak keluar semua jadinya gitu deh tuh. Difoto juga bisanya manyun atau buang muka :P *alibi.
Di setengah perjalanan, kami bertemu dengan sawah lagi. Kami melihat ke belakang, kami kebingungan. Entah dari mana kami memulainya, tak sadar sekarang kami sudah berada di sawah yang seperti memisahkan dua pegunungan. Ada dataran yang cukup lapang juga di tengah sawah itu. Sepertinya cocok untuk mendirikan tenda di sana. 
Welly mulai meracau, “tuuh heh coba kalau kita camping, di sini bisa nih.” Aziz tak mau kalah, “bisa sih bisa... tapi sumber airnya dari mana, bro.. penting banget ituu air. Lagian di sini gak ada yang jualan juga. Repot dong kita ntar.” Dan Aab pun membalas, “ya udaah Ziz, besok kita buka lapak nasi kuning di sini *nasi kuning emaknya Aziz. Hahaha...” Pada gilaa deeh... Belum lagi adegan telponan Aziz dan pacarnya. Ditambah kehebohanku yang menyusul Aab turun lagi, padahal Aabnya mau pipis. Sumpah yaa... kenapa gak bilang dulu ‘mau pipis’ gitu loh, Ab.. Kan bikin khawatir. Aku kira kamu kenapa. 
Di tanah datar itu, sekalian kami juga membongkar ulang barang bawaan kami. Oper sana, oper sini, tukar-tukaran tas, sampai akhirnya berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Timbangan dirasa sudah pas. Dan kami pun melanjutkan perjalanan.
Baru satu-dua langkah kaki, kami terhenti oleh sebuah pemandangan. Di kejauhan kami melihat ada yang seperti curug, tapi tidak ada airnya. Kami memperdebatkan hal itu. – itu curug! – bukan, itu bekas longsoran! - eaaa... apa aja boleh deh, daripada ada pertumpahan darah. :D
Tebak apa yang kami temukan dalam perjalanan semakin mendekati tujuan utama kami, Cileat WTF? Monyet-monyet bergelantungan di pohon. Wiw! Agak takut deh. Maklum aku punya kenangan buruk dijambak oleh monyet waktu aku masih SD dulu. hahaha... Selain monyet, kami juga bertemu dengan seekor ular tanah. Whuaa... deg-degan akuuw! Ampun deh sama yang namanya ular, ular jenis apapun. Jijik asliii... that’s so scary, hiiiyy... Kata Aab, ular tanah diam-diam menghanyutkan. Dia seperti sudah mati, tak bergerak, padahal bisanya mematikan juga. Uh, aku makin takut. Terpaksa kutelan deh takutnya.
“suara airnya udah kedengeran, cuy..” – “dari tadi juga kedengeran kali suara air mah. Ituu orang di bawah sana ada sungai yang alirannya deras.” – “oh, gitu ya.. Tapi ini semakin jelas suaranyaa..” Hihihi... Kacruut, kacruut :D
Tanpa terasa, kami sudah mendaki selama kurang lebih tiga jam. Akhirnya kami sampai juga pada tujuan utama kami. Cileat WTF! Yeaaay... alhamdulillaaah senangnyaaa :D
Kami berhasil menginjakkan kaki di Cileat WTF kurang lebih jam 12 siang. Hal pertama yang dilakukan adalah mencari tempat untuk makan. Dan tanpa babibu lagi, bekal makanan yang kami bawa langsung dilahap habis. Padahal tadinya sangsi, apa iya bekal sebanyak itu bakalan habis? Kayaknya kebanyakan deh bawa bekalnya. Hihihi padahal habis ya ternyata. Benar kata Aab, “habiiih deeh habiis, aku yakin bakalan habis ini makanan.”
Selesai makan, kami lanjut foto-foto. Tidak terlalu banyak juga sih. Karena cuaca sudah mulai tidak bersahabat. Rintik-rintik air sudah mulai berjatuhan ke bumi. Setelah foto-foto, kami mengambil wudhu ke dekat curug. Brrr airnya maknyuuus, suegeeer tenan.. Tapi, tapii eeh... Baru saja aku mau solat, hujan deras turun. Rupanya rintik-rintik sudah tak sabar mengajak teman-temannya turun. Pastinya itu adalah panic time. Belum solat, bagaimana kami pulang. Hhh... Sampai akhirnya aku dan semuanya solat sambil duduk di sebuah bangunan (entah bangunan apa), sambil saling berdekatan, dan sambil diguyur hujan.  
penampakan terakhir -- kolor mania :P
Kami turun sekitar jam 1 siang, nekat menerobos hujan. Sepanjang perjalanan turun kami hujan-hujanan. Ketika semua sudah terjadi, baru lah teringat semua hal. Kenapa kita tidak membawa jas hujan, kenapa tidak membawa senter, kenapa tidak membawa alas duduk, dan bla bla bla. Memang, kami mendaki dengan sangat alakadarnya. Aku sendiri pun sudah lupa dengan perlengkapan mendaki yang biasanya harus dibawa. Walaupun begitu, tetap saja, selalu ada pelajaran pada setiap perjalanan :) Keputusan untuk menerobos hujan cukup tepat sepertinya. Daripada harus menunggu hujan reda, yang entah kapan redanya. Setelah sampai di tempat start lagi, kami bergegas ganti baju dan solat ashar, membeli P*p Mie, lalu pulang.

I love you guys... thanks a lot for our friendship, for all moment, for our togetherness, and for everything smile to cry :)

Notes:
Di dokumen foto kami cuma ada dua curug sebelum Cileat WTF. Lalu yang mana Curug Cimuncang Pasir? Apakah kami lupa mengambil fotonya? Atau yang dimaksud Curug Cimuncang Pasir itu adalah curug yang bersebelahan persis dengan Cileat WTF? Open discuss please :)
Sepanjang perjalanan, mulai dari rumah Welly sampai turun dari Cileat WTF, si Aab kayaknya promosi Alf*m*rt terus tuh. Katanya sih nasionalismenya tinggi. Dia terlalu mendalami peran dalam pekerjaannya. Hahaa
Big thanks to Syiha *namanya mirip namaku, Syifa, makanya sering kusebut ‘kembaran’. Haha maksa :P, yang rela minjemin kameranya. Big thanks to Ibank, yang rela jadi tukang foto lima kacrut, jadinya jarang ada foto Ibank deh. Hehe.. Big thanks to Welly plus Mang Wanco, selaku seksi transportasi. Hihiih.. Big thanks to Aziz, selaku pemimpin pendakian. Big thanks to Kokom, selaku seksi konsumsi. Big thanks to Aab, selaku salesman Alf*m*rt. Hahaha... joking, Ab! Peacee :P

By. Si Famysa, love u guys :’) 
salam kacrut dari Semarang, Jogja, Subang, Cikarang, Jakarta, Tangerang :* 

19 komentar:

  1. bagus nih artikelnya, jadi pengen kesana. ditunggu komen baliknya dan follback blognya di http://tipstrikharian.blogspot.com/ ya

    BalasHapus
  2. hai haiii....salam kenaaal....seru banget jalannya...quite an experience yaaa....Indonesia memang kaya dengan tempat-tempat cantik tersembunyiii :D...cheers

    BalasHapus
  3. @putri: hayuuuk :)

    @indah: salam kenal juga.. :) iya bener banget itu mba..

    BalasHapus
  4. Salam kenal yaaa... Numpang lewat aja niihh..

    BalasHapus
  5. @Lulu: ayo kesanaa... buat foto2 mba :D

    @Afrianti: salam kenal juga :)

    BalasHapus
  6. wah asyik syifa bisa ke air terjun, aku pernah ke air terjun dulu waktu belum nikah

    BalasHapus
  7. wiih udah lama banget dong tantee :D

    BalasHapus
  8. wow indah banget tuh pemandangan nya, jd pengin kesana heee..heee, lam knl mba, aku follow blog ini no 223

    BalasHapus
  9. Ayo kesana mba :)
    Salam kenal juga yaa.. Makasih udah ngfollow :))

    BalasHapus
  10. asiknya jalan-jalan ke grojogann atau air terjun

    BalasHapus
  11. Rasa cape dan lelah setelah perjalanan panjang terbayar sudah dengan melihat keindahan curugnya :D

    BalasHapus
  12. kl jalan2 ke air terjun, enaknya tuh perjalanannya suka jauh. Trus di ujung perjalanan ketemu air terjun. Segeeeerrr. Walopun baliknya cape lagi :D

    BalasHapus
  13. sepakaat tante.. aku pun merasakan demikian xD

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend