Yuhuuu ketemu lagi dengan Timeless.. Apa kabar sobat blogger
semua? Semoga sehat dan bahagia selalu yaa... Aamiiin ^^
Hari Minggu, 13 Oktober 2013 lalu, Timeless pergi hiking ke Curug Cileat. Setelah malam harinya kami berkumpul temu
kangen di rumah Kokom, sekalian acara syukuran rumah barunya, pada pagi harinya
kami sudah siap berpetualang naik-naik ke puncak gunung. Asyiiiik daaah :D
Sekitar jam 7 lebih sedikit, kami sudah berkumpul di rumah
Welly. Langsung tanpa menunggu lama lagi, kami segera tancap gas ke Subang
untuk menjemput Aab dulu, lalu lanjut ke tempat tujuan, Curug Cileat. Yay,
Cileat WTF (waterfall), we are comiiiing... just wait for us, dear...
Sebelum lanjut ke cerita berikutnya, aku mau sedikit
memperkenalkan Cileat WTF pada teman-teman semua. Tak kenal maka tak sayang kan
yaa... Makanya ayo kita kenalan ^_^
Cileat WTF terletak di Kampung Mayang, Desa Gardu Sayang,
Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. Cileat WTF berada di Gunung Canggah,
memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 100 meter, dan merupakan curug
tertinggi di Kabupaten Subang. Pendaki harus menempuh jarak sejauh 5 km untuk
sampai ke Cileat WTF, terhitung dari parkiran sampai puncak. Sebelum sampai ke
Cileat WTF, pendaki harus melewati tiga curug terlebih dahulu, yaitu Curug
Citorok, Curug Cimuncang, dan Curug Cimuncang Pasir. Hiking tracknya benar-benar
masih alami, lumayan menguras tenaga. Pendaki benar-benar harus siap fisik dan
perbekalan tentunya, karena di Cileat WTF tidak ada yang berjualan kecuali pada
hari libur besar. –demikian sekilas info-
Perjalanan dari rumah Welly ke Subang dan dari Subang ke
Cisalak berjalan mulus. Tapi dari Cisalak ke gang menuju Cileat WTF,
subhanallaaah syekalee, jalannya yang super maknyus mengajak kami untuk memacu
adrenalin lebih cepat. Sempit, nanjak, berbatu, kanan gunung, kiri jurang,
gubraks! -__-
Curug Citorok |
Mang Wanco, sopir pendamping
sampai berkata seperti ini, “wah ini bahaya kalau hujan, pasti licin. Pulangnya
turun, ngegas bahaya, Ngerem juga bahaya.” Welly yang menyetir mobil terlihat
tegang. Walhasil kami pun ikut tegang. Sempat beberapa kali Mang Wanco harus
turun untuk melihat kondisi jalan dan memberi arahan ke Welly. Beberapa kali
juga aku menyanyikan yel-yel semangat untuk Welly, “Welly bisa, Welly pasti
bisa!” hahaa lebay kan, padahal mah deg-degan. Tapi Welly berusaha
meyakinkan kami kalau dia sudah mahir mengendarai mobil, meski di jalan terjal
seperti itu sekalipun. Pfiuuh... lumayan agak reda deg-degan kami.
Setiap bertemu orang, kami pasti bertanya, “A, ka Curug
Cileat masih teras ka luhur?” | “Bu, mobil tiasa ka luhur ieu teh?” | “A,
parkiranna tebih keneh?” and every answers can made us up and down, randomly. Huufft...
Padahal waktu jaman SMA aku pernah ke Cileat WTF, tapi seingatku dulu jalannya
gak seektrim ini deh. Hmm... tapi itu kan kurang lebih 5 tahun yang lalu. Haha...
Jaman cepat sekali berubah, cuuy.
Curug Cimuncang |
Dengan penuh perjuangan *Welly doang sih yang berjuangnya mah
:P, akhirnya kami sampai juga di parkiran Cileat WTF sekitar jam 9. Turun dari
mobil, kami berdoa dan bernarsis ria dulu. Mumpung ada kesempatan foto berenam,
puas-puasiiin daaah. Setelah berfoto, kami membeli tiket. Setelah membeli
tiket, bukannya langsung cuus naik-naik ke puncak gunung, eeehh si Aziz malah
mampir dulu ke warung, beli jajan dulu, padahal kami sudah membawa amunisi. Hadeeuuh...
bocah banget deh ah *tapi emang seru sih jadi bocah lagi hihii... Dan pada
akhirnya jajanan Aziz diembat juga oleh kita berlima. Hahaa... Jadi, siapa yang
bocah? :P
Baru berjalan beberapa langkah, kami terhenti oleh aliran
air. Aah sepertinya segar dan menenangkan. Akhirnya foto-foto lagi deh. Duuh...
maniak kamera emang yaa semuanya. Mudah-mudahan aja jadi selebritis semua deh
kelak. hihi :D aamiiin...
Kami terus melangkah dan melangkah. Baru saja sampai di
pesawahan, kami sudah menyadari bahwa tracknya tidak main-main. Nanjak teruus...
huh hah! Perjalanan di depan masih panjang. Kami masih harus melewati sawah dan
gunung.
Belum sampai di Curug Citorok, aku sudah kelelahan. Asli, aku
lelah. Hal yang aku takutkan sebelumnya benar terjadi. Sebelumnya, aku pernah
berkata seperti ini pada temanku, “minggu depan aku mau hiking. Duuh aku
takut kepayahan nih. Sudah lama gak hiking soalnya. Kakiku pasti kaku.”
Ya, benar saja. Aku sangat payah. Aku yang paling payah diantara lima kacrut lainnya.
Huft.. sorry dear...
Karena kondisiku yang payah, sempat terjadi sedikit masalah
diantara kami. Aku sering sekali minta beristirahat, sedangkan yang lain ingin
terus berjalan. Ya sudah, akhirnya aku berjalan seperti siput, sedikit dan
merayap, sambil sesekali diam untuk menghela nafas. Kacau banget deh gue..
Dengan kepayahanku, hanya Aab yang setia menemaniku. Aab berkali-kali
memberiku semangat. Aab ikut diam ketika aku diam. Baah, padahal Aab sudah
menikah, tapi kenapa justru Aab yang lebih care padaku. Sedangkan empat
orang lainnya terus saja berjalan tanpa menoleh ke belakang, padahal
berkali-kali aku panggil.
Akhirnya aku bisa sampai di Curug Citorok walau dengan
merayap. Sesampainya di sana, melankolis melanda. Gue mewek. Bisa-bisanya
yaa haduuh... kan malu-maluin. Sebenarnya aku menangis bukan karena
ditinggalkan. Hanya hatiku saja yang sedang mellow oleh my personal feeling. Kalian
gak tau kaan? Hahaa... Maaf yaa baru bilang lewat postingan ini. Aku sama
sekali gak marah sama kalian. Meskipun mungkin terlihat seperti itu, tapi
sebenarnya tidak. Cukup hanya hatiku yang tau alasannya. Maafkan aku, guys...
very sorry... :’)
Sudah. Mari kita tutup postingan ini dengan mellow ending.
Ikuti terus perjalanan selanjutnya di postingan berikutnya yaa... Masih
bersama Timeless di Cileat WTF ;) see you, darling... mumumu :*
By. Si Famysa, sorry guys :*
keren juga yah..
BalasHapuscurugna alit kitu.. tos lami teu hujan kitu?
BalasHapus@Rizky: keren perjalanannya mantaap :)
BalasHapus@Upi: enya pi alit ayeuna mah, teu ciga kapungkur. enya panginten teu hujan2.
jadi ingat jaman kuliah dulu.. hehe,
BalasHapusberasa nostalgia ya mba :)
BalasHapusiraha eta??
BalasHapusBulan kamari pik..
BalasHapus