Sepakat
dengan sohibul GA, Mbak Iyha. Menurutku gadget ituu yaa seperti yang Mbak Iyha
sebutkan, barang elektronik praktis yang dipakai sehari-hari kayak laptop, hp,
tablet, kapsul, puyer, pil *loh kok mbleber kemana-mana ya. Muehehe...
Gadget
yang aku punya (alhamdulillah) baru ada laptop dan hp, lainnya insya Alloh
nanti menyusul sesuai kebutuhan. Dua doiku ini kerjaannya nempeeel terus sama
aku, dimana pun aku berada. Apalagi hp, kadang ke kamar mandi pun ikut *oops.
Kalau laptop, kadang doi aku tinggal kalau aku bepergian jauh, kan kasihan
kalau doi harus kena benturan-benturan selama di perjalanan. Rasanya berpisah
dengan laptopku ituu... haduuh ingin cepat-cepat pulang saja lah. Gak ada
laptop sama dengan aku libur menulis dan libur update my online shop.
Huhu...
Kadang
aku mikir *bisa mikir tho? :P, kenapa aku sekarang kecanduan gadget
banget ya.. Padahal hidupku 8 tahun silam tidak mengenal gadget tuh. Dan aku
baik-baik saja, bahkan sangat amat baik. Mamah dan bapaku yang LDR-an juga
baik-baik saja tanpa ada komunikasi lewat hp. Tapi sekarang, jaman sudah sangat
berubah. Gak ada hp berasa mati kutu! Hp ini nih gadget yang pertama kalinya
bikin aku candu. Kupikir lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan hp.
Parah kan... -_- Apalagi semenjak aku merintis usaha online shop, gak
bisa internetan itu rasanyaa seperti separuh jiwaku pergi. Kalau laptop atau
hpku bermasalah, beuuuh kalang kabutnya gak ketulungan.
pict from here |
“Buat
apa ikut-ikutan pakai hp mahal. Hp menurut saya yang penting bisa sms dan
telpon. Sayang kalau hp mahal tapi gak bisa ngehasilin apa-apa. Nih saya pakai
hp jadul, tapi pemasukan tetap ngalir minimal Rp 1,3 M perbulan,” ujar Pak
Fathur, dosen Kewirausahaan.
Yaa
kira-kira begitu kata-katanya. Makjleb!
Sejak
mendengar pemaparan kedua dosen di atas mengenai gadget, aku jadi ikut
terprovokasi. Untuk apa punya gadget kalau sekedar untuk keren-kerenan doang?
Untuk apa punya gadget kalau tidak bisa menghasilkan apa-apa (uang maupun
karya)? Untuk apa repot-repot mengikuti perkembangan gadget terbaru? Semuanya
hanya bikin pusing tujuh keliling. Lebih baik punya sesuai kebutuhan saja,
bukan sesuai keinginan. Lebih baik modal yang ada untuk usaha dulu, baru nanti
bisa membeli gadget dari hasil usahanya. Bukan sebaliknya.
Di
rumah bapaku susaah sekali sinyal. Sedangkan aku menggunakan operator seluler
yang terkenal tidak ada sinyal kalau di pelosok. Walhasil aku tidak bisa
internetan di hp maupun laptop (aku menggunakan modem dari hp). Boro-boro
internetan, sms saja tidak bisa.
Untuk
mengantisipasi hal itu, aku selalu membawa buku kemana pun aku pergi. Ketika
gadgetku mati kutu, buku lah yang menjadi teman setiaku. Baca buku seharian di
kamar, atau di bawah semilirnya angin di pinggir sawah, tanpa ada gangguan gadget,
rasanya seperti menemukan ketenangan tersendiri.
Kalau
ada gadget, kerjaanku pastiiii ngoprek gadget mulu. Tapi jika tanpa gadget, aku
bisa menghabiskan waktu dengan hal lain yang kusuka dan hampir kulupakan. Aku
bisa mengobrol dengan keluarga, bermain dengan adik kecil, atau belajar bareng
adik-adikku. Mengajari adik yang SMP mengisi soal yang rumit, curhat-curhatan
seputar sekolahnya dan kuliahku, berbincang tentang mimpi-mimpi kami,
berbincang mengenai hobi yang kami sukai. Mengajari adik yang masih TK mengerjakan
PR, menggambar, mewarnai kartun, mengajarinya membaca. Ahh rasanya sungguh
lebih-lebih-lebih bahagia daripada sekedar bergadget ria.
Ternyata,
tanpa gadget pun aku tetap bisa bahagia ^^
“Tulisan ini ikutan GA keren Sehari Tanpa Gadget di blog Keajaiban Senyuman lhooooo”
By.
Si Famysa, gadget addicted
bener banget mba, gadget bikin kita punya dunia sendiri dan jadi sulit berinteraksi sama oranglain .
BalasHapustapi gak bisa sehari tanpa gadget huhu
iyaa sama aku juga.. huhuu
BalasHapusbaru sekali aku merasakan sehari tanpa gadget
BalasHapusgadgetnya sejatinya hanya berfungsi sebagai penunjang, bukan hal yang primer..
BalasHapusmungkin kuncinya adalah kita harus tau kapan memakai gadget dan kapan kita tidak harus memakainya... jadi life balance nya bisa terjaga
ga ada gadged = kosong.
BalasHapusheheh,,
@mom Lid: aku sih lumayan sering tante kalo lagi di kampung. Hihih
BalasHapus@bang Todi: yup setuju banget bang :)
@mba Hana: nyaris begitu aku juga mba. Heuu
Halo mbak Syifa,
BalasHapusJuri berkunjung ^_^
halo juga mba :(
BalasHapusmonggo monggo.. catet aku sbeagai pemenang ya mba. ngeheheh :D
betullll seratus,, buat apa punya gadget canggih2 kalo gak bisa menghasilkan apa2 dari gadget kita,, :)
BalasHapustrims yaa udah ikutan,, juri udah datang mencatat ya.. :)
sami2 mba :)
BalasHapuswaah kalo aku gabisa sehari tanpa gadget. gak diangkat aja telponnya sekali, si mamake uda marah2 :|
BalasHapushihihi sama sih mba.. cuma kan ini seandainya :D
BalasHapus