Markijut nyok cyiiin... Mari kita lanjut... Lanjutin cerita Cileat WTF, masih bersama Timeless *jari
menyibakkan rambut, tssaaah! :P
Pascabencana Neng Syifa pundung *hahaha mentang-mentang
skripsinya tentang Pascabencana yee :P, aku masih bad mood. Sebenarnya aku
masih ingin menangis. Cakung (cuaca mendukung) banget kan nangis di tempat
sunyi sepi jauh dari peradaban. Eeh tapi Kokom malah sudah menghampiri. Aku kan
jadi gak konsentrasi lagi sama nangisnya. Ya sudah akhirnya aku berjalan duluan.
Niat hati jalan duluan sih supaya gak kelihatan masih nangis :D
Eeeh tapi lima kacrut lain, diawali oleh Kokom malah keukeuh
mengejarku. Maka terjadilah adegan yang tidak sepantasnya dilakukan *hush,
bukan mesum loh ya. Adegan minta-minta maaf *minta
duit kek gitu biar lebih keren :P. Padahal, really i don’t angry to you
guys.. Namun karena kalian memaksa berjabatan tangan, ya sudaah kujabat
saja uluran tangan Aab. Hahaa
Cuy, murni bad attitudeku kemarin bukan karena aku
marah pada kalian. Aku hanya sedang mellow, sedang ingin menangis karena my personal
problem. Tidak ada sama sekali sangkut-pautnya sama kalian. Maaf yaa... :’)
Hmm... Tuh kaan jado OOT (out of topic). Apa kabar
pendakiannya? Hihiii :D Lanjuut nyoook!
Langkah kakiku terasa lebih ringan ketika mulai mendaki lagi
dari Curug Citorok. Hiking track selanjutnya terasa lebih mudah jika dibandingkan
dengan hiking track dari tempat start ke Curug Citorok. Tanjakannya
tidak seekstrem sebelumnya. Hanya saja, jalanan setapaknya lebih licin. Kanan-kiri
kami masih sama, gunung dan jurang.
Curug Cimuncang pun berhasil kami lalui dengan mulus. Hmm...
Agak-agak tidak mulus juga sih. Si aku masih malas berfoto-foto ria. Efek bad
mood karena nangisnya gak keluar semua jadinya gitu deh tuh. Difoto juga
bisanya manyun atau buang muka :P *alibi.
Di setengah perjalanan, kami bertemu dengan sawah lagi. Kami melihat
ke belakang, kami kebingungan. Entah dari mana kami memulainya, tak sadar
sekarang kami sudah berada di sawah yang seperti memisahkan dua pegunungan. Ada
dataran yang cukup lapang juga di tengah sawah itu. Sepertinya cocok untuk
mendirikan tenda di sana.
Welly mulai meracau, “tuuh heh coba kalau kita camping, di
sini bisa nih.” Aziz tak mau kalah, “bisa sih bisa... tapi sumber airnya dari
mana, bro.. penting banget ituu air. Lagian di sini gak ada yang jualan juga.
Repot dong kita ntar.” Dan Aab pun membalas, “ya udaah Ziz, besok kita buka
lapak nasi kuning di sini *nasi kuning emaknya Aziz. Hahaha...” Pada gilaa
deeh... Belum lagi adegan telponan Aziz dan pacarnya. Ditambah kehebohanku yang
menyusul Aab turun lagi, padahal Aabnya mau pipis. Sumpah yaa... kenapa gak
bilang dulu ‘mau pipis’ gitu loh, Ab.. Kan bikin khawatir. Aku kira kamu
kenapa.
Di tanah datar itu, sekalian kami juga membongkar ulang
barang bawaan kami. Oper sana, oper sini, tukar-tukaran tas, sampai akhirnya
berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Timbangan dirasa sudah pas. Dan kami
pun melanjutkan perjalanan.
Baru satu-dua langkah kaki, kami terhenti oleh sebuah
pemandangan. Di kejauhan kami melihat ada yang seperti curug, tapi tidak ada
airnya. Kami memperdebatkan hal itu. – itu curug! – bukan, itu bekas longsoran! -
eaaa... apa aja boleh deh, daripada ada pertumpahan darah. :D
Tebak apa yang kami temukan dalam perjalanan semakin
mendekati tujuan utama kami, Cileat WTF? Monyet-monyet bergelantungan di pohon.
Wiw! Agak takut deh. Maklum aku punya kenangan buruk dijambak oleh monyet waktu
aku masih SD dulu. hahaha... Selain monyet, kami juga bertemu dengan seekor
ular tanah. Whuaa... deg-degan akuuw! Ampun deh sama yang namanya ular, ular
jenis apapun. Jijik asliii... that’s so scary, hiiiyy... Kata Aab, ular
tanah diam-diam menghanyutkan. Dia seperti sudah mati, tak bergerak, padahal
bisanya mematikan juga. Uh, aku makin takut. Terpaksa kutelan deh takutnya.
“suara airnya udah kedengeran, cuy..” – “dari tadi juga
kedengeran kali suara air mah. Ituu orang di bawah sana ada sungai yang
alirannya deras.” – “oh, gitu ya.. Tapi ini semakin jelas suaranyaa..” Hihihi...
Kacruut, kacruut :D
Tanpa terasa, kami sudah mendaki selama kurang lebih tiga
jam. Akhirnya kami sampai juga pada tujuan utama kami. Cileat WTF! Yeaaay...
alhamdulillaaah senangnyaaa :D
Kami berhasil menginjakkan kaki di Cileat WTF kurang lebih
jam 12 siang. Hal pertama yang dilakukan adalah mencari tempat untuk makan. Dan
tanpa babibu lagi, bekal makanan yang kami bawa langsung dilahap habis. Padahal
tadinya sangsi, apa iya bekal sebanyak itu bakalan habis? Kayaknya kebanyakan
deh bawa bekalnya. Hihihi padahal habis ya ternyata. Benar kata Aab, “habiiih
deeh habiis, aku yakin bakalan habis ini makanan.”
Selesai makan, kami lanjut foto-foto. Tidak terlalu banyak
juga sih. Karena cuaca sudah mulai tidak bersahabat. Rintik-rintik air sudah
mulai berjatuhan ke bumi. Setelah foto-foto, kami mengambil wudhu ke dekat
curug. Brrr airnya maknyuuus, suegeeer tenan.. Tapi, tapii eeh... Baru
saja aku mau solat, hujan deras turun. Rupanya rintik-rintik sudah tak sabar
mengajak teman-temannya turun. Pastinya itu adalah panic time. Belum solat,
bagaimana kami pulang. Hhh... Sampai akhirnya aku dan semuanya solat sambil
duduk di sebuah bangunan (entah bangunan apa), sambil saling berdekatan, dan
sambil diguyur hujan.
penampakan terakhir -- kolor mania :P |
Kami turun sekitar jam 1 siang, nekat menerobos hujan. Sepanjang perjalanan turun kami hujan-hujanan. Ketika semua sudah terjadi, baru lah teringat semua hal. Kenapa kita tidak membawa jas hujan, kenapa tidak membawa senter, kenapa tidak membawa alas duduk, dan bla bla bla. Memang, kami mendaki dengan sangat alakadarnya. Aku sendiri pun sudah lupa dengan perlengkapan mendaki yang biasanya harus dibawa. Walaupun begitu, tetap saja, selalu ada pelajaran pada setiap perjalanan :) Keputusan untuk menerobos hujan cukup tepat sepertinya. Daripada harus menunggu hujan reda, yang entah kapan redanya. Setelah sampai di tempat start lagi, kami bergegas ganti baju dan solat ashar, membeli P*p Mie, lalu pulang.
I love you guys... thanks a lot for
our friendship, for all moment, for our togetherness, and for everything smile
to cry :)
Notes:
Di dokumen foto kami cuma ada dua curug sebelum Cileat WTF. Lalu
yang mana Curug Cimuncang Pasir? Apakah kami lupa mengambil fotonya? Atau yang
dimaksud Curug Cimuncang Pasir itu adalah curug yang bersebelahan persis dengan
Cileat WTF? Open discuss please :)
Sepanjang perjalanan, mulai dari rumah Welly sampai turun
dari Cileat WTF, si Aab kayaknya promosi Alf*m*rt terus tuh. Katanya sih
nasionalismenya tinggi. Dia terlalu mendalami peran dalam pekerjaannya. Hahaa
Big thanks to Syiha *namanya mirip namaku, Syifa, makanya sering kusebut ‘kembaran’.
Haha maksa :P, yang rela minjemin kameranya. Big thanks to Ibank, yang
rela jadi tukang foto lima kacrut, jadinya jarang ada foto Ibank deh. Hehe.. Big
thanks to Welly plus Mang Wanco, selaku seksi transportasi. Hihiih..
Big thanks to Aziz, selaku pemimpin pendakian. Big thanks to Kokom,
selaku seksi konsumsi. Big thanks to Aab, selaku salesman Alf*m*rt. Hahaha...
joking, Ab! Peacee :P
By. Si Famysa, love u guys :’)
salam kacrut dari Semarang, Jogja, Subang, Cikarang, Jakarta, Tangerang :*
bagus nih artikelnya, jadi pengen kesana. ditunggu komen baliknya dan follback blognya di http://tipstrikharian.blogspot.com/ ya
BalasHapusayoo kesana :)
BalasHapusKapan2 jalan bareng yuk :D
BalasHapushai haiii....salam kenaaal....seru banget jalannya...quite an experience yaaa....Indonesia memang kaya dengan tempat-tempat cantik tersembunyiii :D...cheers
BalasHapus@putri: hayuuuk :)
BalasHapus@indah: salam kenal juga.. :) iya bener banget itu mba..
hwaaaa tempatnya keren,,,
BalasHapus*pengen kesana :(
Salam kenal yaaa... Numpang lewat aja niihh..
BalasHapus@Lulu: ayo kesanaa... buat foto2 mba :D
BalasHapus@Afrianti: salam kenal juga :)
wah asyik syifa bisa ke air terjun, aku pernah ke air terjun dulu waktu belum nikah
BalasHapuswiih udah lama banget dong tantee :D
BalasHapuswow indah banget tuh pemandangan nya, jd pengin kesana heee..heee, lam knl mba, aku follow blog ini no 223
BalasHapusAyo kesana mba :)
BalasHapusSalam kenal juga yaa.. Makasih udah ngfollow :))
keren! Rindu dengan perjalanan
BalasHapusasiknya jalan-jalan ke grojogann atau air terjun
BalasHapusiya :)
BalasHapusRasa cape dan lelah setelah perjalanan panjang terbayar sudah dengan melihat keindahan curugnya :D
BalasHapusya begitulah :)
BalasHapuskl jalan2 ke air terjun, enaknya tuh perjalanannya suka jauh. Trus di ujung perjalanan ketemu air terjun. Segeeeerrr. Walopun baliknya cape lagi :D
BalasHapussepakaat tante.. aku pun merasakan demikian xD
BalasHapus