Partisipasi penting bagi pembangunan, bahkan
menjadi tujuan pembangunan itu sendiri. Yakni terlibatnya, tergeraknya seluruh
masyarakat dalam suatu proses pembangunan berencana sesuai dengan arah dan
strategi yang telah ditetapkan melalui suatu bentuk partisipasi dalam sistem
politik. Tiga hal penting lainnya yang mendapat perhatian administrasi pembangunan
dalam rangka partisipasi tersebut adalah masalah kepemimpinan, komunikasi, dan
pendidikan.
Pendidikan tersebut dapat berupa pendidikan
formal maupun pendidikan informal. Di dalam pendidikan formal dan informal ini lah pendidikan moral perlu
dimasukkan. Karena saking pentingnya pendidikan moral sehingga dalam banyak hal
kemajuan peradaban suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana individu-individu
dalam bangsa tersebut dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
Pendidikan moral dapat juga dimasukkan dalam
kurikulum sekolah dan Perguruan Tinggi dengan porsi yang agak besar. Atau dapat
juga dicontohkan dengan sebaik-baiknya oleh para guru, dosen, politisi, pejabat
publik, pemimpin bangsa, pemimpin daerah, dll (mengajar dan memimpin dengan teladan).
Moral adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik sebagai “kewajiban” atau “norma". Moral juga dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya tindakan manusia (Wahyudi Kumorotomo, 2007).
Walaupun pada kenyataannya justru masyarakat
menjadi korban contoh yang tidak benar dari mereka tersebut di atas. Dewasa ini
masyarakat sering menyalahartikan partisipasi pembangunan. Mereka lebih suka
melakukan demonstrasi anarkis daripada mengawasi dengan benar jalannya
pembangunan di Indonesia. Parahnya lagi, mereka bahkan ada yang tidak mengerti
tujuan dari demonstrasi mereka untuk apa dan dilatarbelakangi apa. Tanpa tahu
ilmunya, mereka serta-merta ikut-ikutan berdemo karena kurangnya pendidikan moral.
Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu ketika peringatan tujuh tahun
pemerintahan SBY dan wacana kenaikan harga BBM, teman saya mengikuti demo yang dipimpin oleh salah satu
himpunan yang diikutinya. Ketika saya bertanya apa yang melatarbelakangi demo tersebut,
dia tidak mengetahuinya. Dia sekedar ikut untuk meramaikan suasana, terlebih
lagi karena ada bayarannya. Pada contoh ini, dia melakukan hal yang benar (demonstrasi) tetapi dengan alasan yang salah (just be a follower), yang berarti telah menyalahi moral.
Contoh lainnya ketika ada pencalonan kepala
desa di desa saya, para warga desa menyalahkan kedatangan calon kepala desa A ke
rumah-rumah mereka karena calon kepala desa A tersebut tidak membawa bingkisan
apa-apa. Dan mereka sepakat tidak akan memilih calon kepala desa A tersebut. Pada contoh
ini juga warga desa telah menyalahi moral karena tidak berlandaskan atas kebenaran.
Dalam dua contoh yang telah diuraikan
sebelumnya terlihat jelas bahwa masyarakat Indonesia masih sangat berpendidikan
moral rendah. Mereka masih sangat mudah dirayu dengan ‘uang’. moralnya berUANG! Bagaimana bisa
pembangunan di Indonesia, terutama pembangunan politik berjalan dengan baik
jika segala sesuatunya harus berdasarkan dengan sogokan?
Dengan pendidikan moral yang sebaik-baiknya,
diharapkan Indonesia dapat mencapai pembangunan politik yang bersih, transparan,
dan dapat dipercaya. Tidak hanya berlandaskan ‘uang’ tetapi memang berlandaskan
hati nurani dan dengan melihat kemampuan yang ada.
Pendidikan moral dapat diaplikasikan dengan
melihat unsur-unsur berikut:
- Harus diarahkan kepada konflik moral dan menstimulasi pertimbangan moral tingkat tinggi;
- Harus diarahkan kepada pengambilan peranan moral dan tumbuhnya empati moral;
- Harus diorientasikan kepada pilihan moral dan tindakan moral;
- Harus diarahkan kepada norma-norma yang sudah diterima secara umum dan kepada moral komunitas;
- Harus diarahkan kepada analisis terhadap situasi moral dan sistem nilai;
- Harus diorientasikan kepada penalaran pribadi peserta didik, perubahan sikap, dan aspirasi psikologis (menguasai dan mempertahankan);
- Harus diarahkan kepada pengetahuan moral teoritik yang dimiliki seseorang (misalnya psikologi moral, filsafat moral, dan lain sebagainya).
Setidaknya
dengan pendidikan moral pasti akan ada dampak positifnya, karena tidak semua
masyarakat Indonesia mengabaikan pendidikan. Masih banyak masyarakat Indonesia
yang bertindak berdasarkan pendidikan dan ilmu yang dimiliki. Diharapkan
walaupun tidak semua unsur dapat terealisasi, setidaknya masyarakat mengetahui
mengenai mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk
sehingga dapat bertindak sesuai dengan yang seharusnya.
acuan:
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1974. Pengantar
Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES
Siagian, S.P. 2001. Administrasi
Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung
Kumorotomo, Wahyudi. 2007. Etika
Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Haricahyono, Drs. Cheppy. 1995. Dimensi-dimensi
Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp
by. si Famysa, calon birokrat bermoral :D
Serius amat! :))
BalasHapusharap dimaklum ya.. ini buat ikut ngontes & males nulis ulang, jadi langsung copast dari dokumenku. hihihi
BalasHapuskeren ikh.. :D
BalasHapusikut komen deh, 1. soal demo..rada gimana gitu..saya suka demo c..hahhaha:D
menurut saya demo dilakukan karena saluran-saluran politik dianggap sudah tidak berjalan sebagai mana mestinya.
apakah partai melakukan fungsi agregasi dan artikulasi kepentingan dengan baik?
apakan parlemen atau DPR sudah berfungsi dengan baik sebagai wakil rakyat? berapa banyak anggota yang benar2 turun mendengar dan bekerja untuk rakyat? berapa banyak anggota DPR yang " mewakili rakyat menikmati uang negeri ini??"
saya rasa demo adalah salah satu bentuk partisipasi yang dianggap sangat paling efektif, ditengah fungsi media yang kini telah dikuasai kepentingan pemiliknya masing-masing.
dengan catatan, ketertiban umum selalu dijaga..
jangan hanya ambil data dari media...tidak semua aksi itu anarkis kok...:D
yang kedua masalah politik uang, kalo boleh saya bicara, sesungguhnya politik uang adalah kesalahan dari para birokrat dan calon birokratnya, kenapa masyarakat mengharap politik uang?1. sudah jadi tradisi dan dianggap sebagai sumber rezeki musiman..(musim pemilu dan pemilukada..kaya musim buah yang silih berganti,...hahaha). 2 contoh yang pemimpin berikan pada rakyat lebih buruk dari apa yang mereka (rakyat) lakukan, korupsi, kolusi, nepotisme, saling suang, pungutan luar dan semacamnya..
kalo boleh jujur, saya rasa belum pantas sistem demokrasi langsung secara bebas seperti ini silakukan di Indonesia. kenapa?
1. masyarakat Indonesia(yang nyalon atau yang milih) yang sangat banyak memiliki tingkat disparitas yang tinggi dalam hal pendidikan, ekonomi yang tidak dapat dipungkiri inilah celah utama penyebab kolusi dan nepotisme.
maka sebelum masalah ini terpecahkan (ekonomi dan pendidikan) dapat diatasi..maka ya...demokrasi langsung hanya jadi ajang jual suara antara calon dan pemilih...
maaff..lagi semangat..komennya jadi kebanyakan..hahhahha
BalasHapusSaya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
BalasHapusAkan segera saya daftar
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Salam hangat dari Surabaya
wah syifa ikutan juga ya, semoga suksesnya
BalasHapusdegradasi moral di masyarakat kita memang mulai sering dan mudah ditemukan, mulai dari korupsi hingga subur makmurnya budaya sogok menyogok. Sudah saatnya kita bangkit, perbaiki bangsa ini mulai dari diri sendiri dan saat ini.
BalasHapusSemoga sukses di kontes, Mbak.
@Khanif: uwaah bicara sama sesama anak sospol mah jadi manjang deh. wkwkwk
BalasHapusbener banget, Nif.. aku setuju sama komenmu! untuk masalah demo yg kumaksud bukan anarkis enggaknya, tapi arti dari demo itu sendiri, si pendemonya ngerti gag tujuannya untuk apa, dan apakah dia punya solusi untuk masalah tersebut. kalo gag ngerti & gag punya solusi sih,, menurutku mending gag usah sok2an ikut demo deh. :P
@Pakde: booking jadi pemenang ya, Pakde. hehehe
@mom Lid: aamiin :)
@Abi: yup, yuk mari bangkit ahh! :D
aamiiin...
mantaps nih, reportasenya hehe. moga menang yah :)
BalasHapusaamiin.. makasih jay :)
BalasHapushalo gan,
BalasHapustetap semangat tinggi ya untuk jalani hari ini ! ditunggu kunjungannya :D
Hadehhh kaya baca diktat kuliah. banyak sekali definisi yg mengandung kata "adalah"...coppy paste dr tugas kuliah bnrankah, mbak? hehe
BalasHapus@outbond di malang: semangaat!! :D
BalasHapusnanti kalo ada waktu ane berkunjung gan :D
@luce.rachma: yup, benar sekali. hihihi
kebeneran aja ada yang cocok buat ngikut kontes. kenapa tidak dicopast saja, toh ini karyaku. hehe
Tulisan yang apik Syifa, acuannya mantap. Kayaknya bakal menang nih :)
BalasHapusSekarang banyak orang demo karena dibayar. Ada juga yang sekadar "berpartisipasi" padahal mereka tak tahu mereka sudah bikin masyarakat muak karena menghalangi lalu-lintas.
SUkses yah Syifa :)
aamiiin :D emang ngarepnya sih menang tante. hhehe
BalasHapusyup bener banget. mending kalo demonya sehat ya..
salam gan ...
BalasHapusmenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !