Sabtu, 10 Januari 2015

Honey Family Moon Trip

Hello, Mblo, selamat malam mingguan! :D *belagu yee Syifa mentang-mentang udah punya pacar (halal) :P --- yee biariin... pan ceritanye ngomporin biar temen-temen pade nikah mude juge kayak kite. bhahaha
look at the photo! payungnya gak karuan bentuknya -_-
Sehari setelah 'sah', kami pergi piknik ke Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, Subang-Jawa Barat. Kenapa cepat-cepat piknik, padahal baru saja kemarin nikah, kan pasti masih ada tamu yang datang tuh? Karenaa... Niatnya piknik itu memang mau mengajak Mbak Muti plesiran di Subang. Masa Mbak Muti jauh-jauh dari Semarang buat dandanin aku, akunya gak menyuguhkan Subang pada Mbak Muti :). Sebelum Mbak Muti balik ke Semarang, sebelum Mbak Muti masuk kuliah lagi, mumpung masih libur, jadi deh hari Sabtu kami langsung cusss plesiran. Oh ya, FYI nih ya, Mbak Muti yang kemarin jadi MUA nikahan aku itu masih mahasiswa semester 5 di jurusan peternakan Undip looh.. Iya, semester 5! Tapi S-2. Rada-rada gak nyambung memang, kuliah di bidang A, keahlian di bidang Z. Ya sama kayak aku ini :P :D Kali saja ada yang mau kenalan sama Mbak Muti, nih aku kasih link FBnya lagi --> Nur Meutia <-- dan ini link FPnya --> Salon Jilbab Annisa <--.
foto ini berhasil bikin iri teman-teman yang belum menikah. haha peacee :D
Pagi itu, perasaanku agak aneh, agak risih, tiba-tiba saja ada laki-laki yang tinggal serumah denganku. Ya, belum tidur sekamar saja sudah merasa aneh. Haha -selama ada Mbak Muti, aku tidur dengan Mbak Muti, Ibank tidur dengan adikku :P-. Ah pokoknya aneh deh. Canggung kali ya... Walaupun dari SMP Ibank itu teman main bareng, tapi yaa ini mah posisinya sudah jadi suamiku. Jadi yaa tetap saja canggung, tetap saja tidak bisa disamakan dengan ketika jadi teman main :D.
Untungnya ada kakak sepupuku, Ace datang. Ace yang memang tidak hadir di acara akad nikah kami karena bekerja, menyempatkan datang pada hari Sabtu. Katanya subuh-subuh sudah start dari Cikampek. Hasilnya, pagi-pagi sudah nongol di pintu rumah deh. Lumayaan... Jadi bisa mencairkan suasana, rasa canggungku lumayan berkurang. Hehe..
Setelah sarapan dan bersiap diri, sekitar jam 11 kami berangkat dari rumah menuju Tangkuban Parahu. Sebenarnya kami bertujuh, berdelapan dengan supir. Ada aku, Ibank, Mbak Muti, Ace, A Ryan, Teh Nenden, dan baby Resty. Tapi di lokasi, A Ryan beserta istri dan anaknya malah memisahkan diri. Katanya sih mau ke tempat saudaranya Teh Nenden yang punya lapak di Tangkuban Parahu. Eeh sampai akhir malah pisah terus. Jadi gak ada foto bertujuh deh.
Ada yang menarik dalam perjalanan kami. Ketika kami memasuki wilayah kecamatan Ciater, hujan deras turun. Memang sih cuaca sudah mendung ketika kami masih di rumah juga. Sebelum Ciater pun, gerimis sudah mulai turun, langit selalu gelap. Kami pun galau dibuatnya. Yakin mau ke tempat outdoor di tengah cuaca begini? Kalau sampai di sana hujan tetap deras gimana? Mau berteduh dimana? Ah pokoknya berbagai pertanyaan yang membuat galau muncul. Sampai akhirnya muncul ide dariku untuk berganti tujuan, ke Capolaga! Supaya bisa berteduh dulu di rumah orang tua Teh Nenden yang memang dekat sekali dengan Capolaga. Ide itu muncul ketika kami sudah sampai perempatan Ciater. Ke kiri ke Pemandian Air Panas Ciater, lurus ke Tangkuban Parahu, kanan ke Capolaga. Jelas dong aku mendadak dangdut bilang ke supir belok kanan. Entah lah itu pak supir menyalakan sein tidak. Untung saja sedang agak macet, jadi tidak terlalu membahayakan. Hhoho *jangan ditiru.
Di jalan menuju Capolaga, muncul lagi ide untuk meneruskan rencana semula ke Tangkuban Parahu. Ada yang bilang, masa iya mau hujan terus, kalaupun hujan masa iya gak ada tempat berteduh, setidaknya sampaikan dulu langkah kita di sana, sudah di sana ya gimana di sana saja, mau diam berteduh saja kek, mau hujan-hujanan kek. And theen, mendadak dangdut kami belok kiri (ada jalan menuju jalan utama Ciater). Surprise! Di tugu pertigaan menuju jalan utama, ada mobil yang menabrak tugu, barusan! Kata pak supir, untung kita tadi belok kanan, kalau kita tetap lurus, bisa saja kita jadi penyebab mobil itu menabrak tugu, atau mungkin kita yang tabrakan dengan mobil itu. Aku jadi berkata, "alhamdulillah ya tadi Alloh ngasih kita galau dulu, ternyata mau ada musibah di depan kita. Ajaib memang ya Alloh itu :)". 
dikerjain sama cowok-cowok ini. disuruh fotoin aku sama Mbak Muti, malah fotoin payung & selfie -______-
Jalan menuju Tangkuban Parahu dari gapura masuk sampai lokasi maceeett banget. Maklum deh waktu itu hari Sabtu bertepatan dengan libur panjang natal dan liburan anak sekolah. Maju tak gentar lah! Macet pun hajar!
Di sepanjang jalan sambil macet-macetan, banyak sekali yang menjual jas hujan plastik warna-warni yang biasanya sekali pakai robek itu. Hoho.. Kami penasaran berapa yaa harganya. Biasanya kan cuma Rp 3.000 sampai R 5.000. Kalau mereka jual di sini Rp 10.000, wuiiih banyak sekali untungnya. Dan surpriseee! Sesampainya kami di lokasi, kami jadi tahu, ternyata harganya Rp 12.000, pemirsa. Gak tanggung-tanggung ya. Haha... Panen rejeki deh mereka :D Ace jadi terpikir untuk buka lapak 'ojek payung', karena kebetulan kami punya 4 payung; 1 payung pengantin (yang bahkan baru dibuka bungkus kadonya di mobil :|), 3 payung tersedia di mobil pinjaman kami. Alhamdulillah ya, yang punya mobil pengertian sekali. Hihii
hasil foto setelah ngomelin cowok-cowok
Hujan tidak terlalu deras. Kami bisa jalan-jalan ke sana-ke mari dengan berpayung ria. Tapi yaa tetap saja tidak bisa luwes, dinginnya itu loh yang membekukan langkah kami. Bandrek saja gak berarti apa-apa. Gak rekomen deh ya piknik ke Tangkuban Parahu di tengah hujan. Foto-foto juga jadi gak bebas, tangannya kaku sih. Hehe.. Payung pengantinku juga rusak karena terkena angin dari Kawah Ratu. Itu pas kami baru mau foto-foto di dekat pagar Kawah Ratu yang dekat tulisan Gunung Tangkuban Parahu, anginnya tiba-tiba wuuussh kencang banget. Payungku sampai terbalik. Jadi bengkok deh besinya, dan payungnya jadi lepek. Huhuu.. 
ki-ka: Ace, Mbak Muti, Ibank, aku
Besok harinya, aku update status di BBM begini 'payung pengantin rusak diterjang angin Kawah Ratu'. Lalu kapan hari, aku lupa, aku baca kabar Kawah Gunung Gunung Tangkuban Parahu aktif lagi. Dan kemarin, temanku, Aulia bilang sekarang status Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu waspada. 
Pantas saja waktu itu anginnya besar sekali ya. Bukan cuma payungku saja sih yang terbalik. Pengunjung lain juga banyak yang payungnya terbalik saat mereka mendekati pagar Kawah Ratu. Padahal di tempat yang agak jauh dengan pagar kawah, anginnya biasa saja, tapi begitu mendekati pagar, wuusssh anginnya swear deh menghempaskan cakrawala. 

Alhamdulillah Yaa Alloh, kami diberi kesempatan ke sana sebelum dia aktif. Semoga sekarang dia sudah tidur lagi ya. Aamiin :)    

by. si Famysa, a happy wifey :)

16 komentar:

  1. asyiknyaaaa yg udah punya pacar halal ;)

    BalasHapus
  2. Siriiikkk :(( Teh Syifa nikah diumur berapa emang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayo atuh ngikut. hehee
      umur 22 say..

      Hapus
    2. Aku masih terlalu muda. Do'ain aja semoga di umur segitu bisa nikah juga, hihi.
      Selamat menempuh hidup baru :D

      Hapus
    3. aamiin yaa Alloh :)
      makasih ya zulfa :*

      Hapus
  3. waaah...honey moonnya seru banget, dengan family :)...selamaaat ya btw, dan tangkuban perahu memang cantiiiik...

    BalasHapus
  4. Masih canggung niye. Itulah indahnya pacaran setelah menikah. Selamat menempuh hidup baru ya kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih masih canggung, hihii.. makasiih yaa :)

      Hapus
  5. Ya ampyun Syifa ... foto paling bawah kenapa diupload juga, tatut liatnyaa hihihi

    Mulai sekarang gak baik dipanggil Ibank lagi dong, panggilnya Aa atau "yang" kan dah jadi suami ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha itu pose jeleknya tante :P
      hmm... kalo disini mah aa, tapi masih asik nyebutin ibank sih, kebiasaan. wkwk

      Hapus
  6. ini mah bukan piknik melainkan bulan madu,... di gunung pasti asyik,..

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend