mulai dari postingan ini sampai dengan dua postingan ke depan, aku akan bercerita tentang sesuatu yang terjadi di tanggal 19-20 Mei lalu.
hoyaa ada apakah pada hari itu??
mari kita simak! ;)
tanggal 19 Mei malam, aku ditodong oleh salah satu seniorku di FLP dengan secarik kertas kecil. "Dek, besok kamu baca bagian ini ya. kamu giliran baca ketiga. diterjemahkan ke bahasa Sunda," ujar si Mbak lalu pergi sambil menyeringai *oops maksudnya nyengir kuda. hehehe...
kenapa aku bilang aku ditodong? karena belum sempat aku bertanya dan berpendapat, si Mbak langsung meninggalkanku. ckck...
langsung saja kubaca potongan puisi yang ada di secarik kertas dalam genggamanku. kucoba menerjemahkan satu persatu kata ke dalam bahasa Sunda. tapi baru saja aku memulai, aku justru diam seketika. aku mendadak lupa euy sama beberapa kata bahasa Sunda yang harus kugunakan. garuk-garuk kepala deh gue. mana itu malam hari, masih banyak rangkaian acara berikutnya, masih belum mengerjakan desain sertifikat. hmm... semangat kakaks!! --"
aku sempat selesai menerjemahkan puisi itu. tapi kurasa masih ada yang kurang. aku merasa tidak pede membacakannya di depan semua panitia dan peserta Writing Super Camp. takutnya ada diantara mereka yang Sesundaan juga. kan berabe jika bahasa Sunda yang kugunakan dalam puisi itu keliru. malu nanti saya..
beruntungnya aku teringat pada mamahku. mamah bukan saja guru bahasa Indonesiaku di sekolah SMP dulu, dia juga merangkap sebagai tentor bahasa Sundaku. hihihi... lalu ku-sms saja mamah. to the point, minta tolong terjemahkan puisi ke dalam bahasa Sunda. hahahaa *anak nakal merepotkan orang tua *jangan ditiru!
mamah baru balas smsku pagi-pagi. dan ini lah hasil terjemahannya...
anjeun teh kumaha?
anjeun nyarita yen Pangeran teh deukeut. anjeun sorangan ngageroan Pangeran make sapeker unggal waktu
anjeun nyarita yen anjeun resep akur. anjeun unggal poe ngajakan pasalia
kuring kudu kumaha?
anjeun nitah kuring ngawangun. kuring ngawangun, anjeun ngarusak
anjeun nitah kuring nyengcelengan. kuring nyengcelengan, anjeun nu meakkeun
anjeun teh kumaha?
anjeun nitah kuring ngagarap sawah. kuring ngagawap sawah, sawah kuring ku anjeun dipelakan imah
anjeun nyarita kuring kudu boga imah. kuring boga imah, anjeun ngaratakeunna jeung lemah
ketika tiba giliranku membacakan puisi bagianku, tebak apa yang terjadi?
semua orang tersenyum *entah geli atau kenapa, bahkan ada yang tertawa juga. why deeh? padahal kakak-kakak yang lainnya tidak ada yang mendapat respon semeriah respon padaku. -,-
aku curhat saja pada mamah. "Mah, puisinya udah dibacain. kok semua penonton pada ketawa ya, Mah?" --- "loh kok ketawa sih?" --- "makanya itu yang aku pertanyakan. kenapa mereka ketawa waktu aku baca puisi bahasa Sunda? padahal waktu yang lain baca mah biasa aja tuh." --- "bisa jadi mereka ketawa gak ngerti atau ketawa karena cara kamu membacanya." --- "hmm iya kali ya, Mah. ada orang Sunda nyasar di tengah-tengah orang Jawa, ya diketawain lah logatnya --a"
oh ya, sebelum mendapat hasil terjemahan mamah, aku juga sudah mencoba menerjemahkannya. nah tapi ternyata bahasa terjemahanku terlalu halus, tidak cocok lah untuk puisi yang berisi kritikan dan keluhan seperti ini. hhoho... untuk yang kesekian kalinya aku acungkan 4 jempolku untuk mamah deeh :D terima kasih mamah :*
oops... ada yang tahu arti puisi di atas? pasti hanya yang bisa bahasa Sunda yang mengerti ya? hehehe *ya iya laahh... :O
baiklah akan kuberi versi bahasa Indonesianya khusus untuk teman-teman pembaca semuanya :) ini dia...
![]() |
poem by Gus Mus for full version, click here |
sudah dulu yaa cerita malam ini. ikannya belum mereeem *loh :S
by. si Famysa, bobo yuk! :)