Sabtu, 26 November 2011

From Cikampek To Cipunagara

Stasiun Cikampek, pukul 02.00...
celingukan. saling bertanya "kita mau kemana sekarang?". ke kanan, ke kiri, stasiun itu tampak meyeramkan bagi kami. sepi. hanya ada beberapa pedagang asongan yang berwajah tajam. kami hendak ke petugas stasiun menanyakan jadwal kereta ke Cirebon, tapi ketika sudah hampir masuk ke ruangan petugas, "gak jadi ah. takut juga di dalam cowok semua. ini kita cewek cuy.. takut diapa-apain ah. cari mushola aja yuk!" kata Tian. sambil berjalan menuju mushola, kucoba menelpon rumah bibiku yang berlokasi di Perumahan Pucung Baru. untungnya mamahku sempat membalas smsku yang meminta nomor rumah bibi. padahal ketika aku sms sudah sangat malam. oh mamah.... :-* tak terlalu lama aku menunggu, di seberang sana sudah ada jawaban. alhamdulillaaah rumahnya tidak kosong. 
(S = Syifa, I = Ibu Pengasuh Haura -lupa namanya, Bu. maaf. hehe-)
S: halo asalamu'alaikum...
I: wa'alaikumsalam...
S: ini rumahnya Bi Icah kan?
I: iya. ini sama tetangganya. ini siapa?
S: oh Ibu.. ini Syifa, Neng Syifa. jadi Ibu sekarang lagi di rumah bibi?
I: oohh Teh Syifa. iya ada apa, Teh? iya ini kebetulan Ibu lagi di rumah bibi. tadi siang Khansanya bilang pengen tidur di rumah. jadi deh ini sekarang pulang. padahal biasanya tidur di rumah Ibu.
S: ini, Bu... Syifa sekarang ada di Stasiun Cikampek. baru pulang dari Semarang naik kereta, turunnya di Cikampek gara-gara gak berhenti di stasiun dekat rumah. Syifa mau pulang ke rumah bibi dulu boleh?
I: ya Alloh, Teteeeh... iya sok atuh ke sini aja. hafal kan alamatnya? 
S: iya hafal kok, Bu. naik ojek ya?
I: iya, Teh ngojek aja. insya Allah aman kok. sok gak usah takut ya naik ojek aja... nanti Ibu tunggu di depan gerbang.
ketika tepat sampai di mushola hendak beristirahat di sana, aku berteriak, "hey, kita ke rumah bibiku aja yuk! naik ojek. dekat kok dari sini." dengan segera Tian dan Ayu mengiyakan. bahkan Tian sampai berterima kasih padaku. katanya untung ada Syifa, jadi kita gak akan terlantar. hohoho.. pertolongan Allah memang selalu datang tak disangka-sangka. 

di depan stasiun...
terjadilah tawar-menawar dengan tukang ojek. beruntung lah kami karena aku hafal area dan aku Sunda tulen. hehehe... secara tukang ojeknya ngomong pakai bahasa Sunda. awalnya dia (ojek) sempat bertanya membingungkanku.
(S = Syifa, O = Ojek)
O: kamana, Neng?
S: Pucung, Pa.
O: Pucung mana nya?
S: Pucung... nya Pucung. emang aya sabaraha Pucung kitu di dieu? Pucung Cikampek lah, Pa. masa Pucung Purwakarta (ngarang banget kan. orang di Purwakarta gak ada Pucung. :D)
O: oh muhun hayu... hayu... sabaraha motor?
S: dua wae, Pa. lima rebu nya.
O: yee atuh, Neng pan wengi. tambihan dalapan rebu atuh.
S: ooh pami wengi benten nya, Pa?
O: muhun atuh. 
ya sudah lah menyerah saja. kami sudah terlalu capek dan ingin segera beristirahat dengan tenang. hohoo... nah kan motornya dua, jadinya dibagi berdasarkan berat badan. aku sama Tian, Ayu sendiri. hihiii #peace :D
dan sesampainya di Pucung, pembayaran pun dimulai. dengan sangat berat hati kami harus merelakan uang kami berpindah tangan pada bapak-bapak ojek. higs... #lebay... 
begitu sampai di depan rumah bibi, si Ibu ternyata sudah menunggu di depan gerbang seperti apa yang dijanjikannya. gerbang dan pintu pun dibukakan. kami dipersilahkan masuk, disuguhi minum, mengobrol sebentar dengan si Ibu, Ayu solat dulu, dan lanjut deh ke lantai dua menuju kamar Zahra (anak pertama bibi dan mamang yang sedang pesantren di Darul Quran-nya Ustad Yusuf Mansyur). inilah saat yang kami tunggu-tunggu... gubraaaagg.... kasur yang empuk seketika menjadi santapan lezat kami. hmmm.... #siapa mau coba bersantap kasur? hehe.. kami sempat berbincang-bincang dulu sebelum kami benar-benar tertidur. Tian berkata, "Syif, untung tadi aku sama Ayu gak turun di Perujakan. kalau kita turun kan nanti kasihan Syifa ke Cikampek sendiri." hihihiii... padahal memang biasanya aku turun di Cikampek, cuma tidak mendadak seperti ini.
saking capek dan lelapnya, sehabis solat subuh aku kembali tidur. namun aku sempat mendengar ketika si Ibu membangunkan Khansa solat subuh dan dia berkata, "Sha, ada Teh Ifa tuh di kamarnya Teh Zahra." Khansa pun langsung mengecek kebenaran kata-kata si Ibu. ketika membuka pintu kamar dan melihat ada tiga bidadari di kamar kakaknya, dia terkaget hingga mengucap "astaghfirullaahh!!" sambil mata melotot dan tangan mencoba menutup mulutnya. aku hanya mampu berkata, "hello, Ansha..." hehe... wong edan yoo..
sampai kira-kira jam enam pagi, Tian membangunkan kami dengan paksa. sudah ingin buru-buru pulang rupanya dia. hoho.. akhirnya dengan sangat malas aku segera bersiap-siap. kami segera menuju ke bawah. duduk-duduk sebentar di kursi ruang tamu sambil menunggu si Ibu menghampiri. lalu si Ibu datang dengan membawakan tiga piring sarapan dan satu piring gorengan untuk kami. hmm.... lezatos nih sepertinya :)
selesai sarapan, kami berpamitan pada si Ibu, Haura, dan Abah (ayahnya mamang). ketika kami pulang Khansa sudah pergi sekolah sehingga aku tidak sempat berpamitan padanya. 
kami naik ojek lagi ke pasar Cikampek tempatnya transportasi mobil umum berada. ketika turun dari ojek dan hendak membayar empat ribu/orang, tukang ojeknya bilang kurang. lalu kubilang "ah kata ibunya juga empat ribu kok." --- "ah itu mah si ibunya aja yang gak tau. masa kita dikasih empat ribu." ya sudah lah lagiii.... relakan uangnya pergi. hehe...
awalnya aku hendak naik angkot ke Sadang Purwakarta, lalu lanjut ke Subang naik bus. tapi ketika Tian melihat ada bus Luragung lewat di depan mata, dia berteriak, "woy itu Kuningan. ayo naik itu aja." otomatis kernet yang mendengar pun langsung menarik kami. belum sempat pertanyakanku 'ke Pamanukan, kan?' dijawab dengan jelas, aku sudah harus naik ke bus karena di belakang bus sudah berderet mobil-mobil lain yang terhalangi jalannya.
di bus aku sempat berdiri. lalu duduk di pangkuan Ayu. lalu duduk di tempat yang kosong di tengah-tengah laki-laki. aduuh berasa risih deh. kenapa juga itu bapak-bapak nyuruh aku yang duduk di tengah --"
aku bertekad jangan sampai aku tertidur. karena busnya pun ngebut tanpa macet, tak terasa aku sudah harus turun di Pamanukan.

di sinilah petualanganku dimulai...
aku terpaksa harus turun di jalan sebelum jalan layang Pamanukan karena bus yang akan lanjut ke Timur harus lewat jalan layang. nah, jarak dari jalan layang ke pertigaan pasar Pamanukan itu lumayan jauh. apalagi di hari yang terik. mana belum mandi #oops.. buka rahasia, jalan kaki, panas pula. hhh... keringat mengucur deras. ketika aku lewat di depan gerombolan tukang ojek, beberapa diantaranya mengikutiku, mereka keukeuh menawariku ojek padahal sudah dengan tegas kukatakan tidak. huh betapa menjengkelkannya ojek-ojek itu. kubilang aku mau ke Pagaden, mau naik elf (sejenis mini bus) saja. lalu mereka bilang bahwa elf sekarang sudah tidak lagi mangkal di perempatan, tapi di depan puskesmas, jauuhh... jelas aku tak percaya. bukankah kata-kata seperti itu kerap diucapkan oleh tukang ojek agar mangsanya terjerat?
aku terus berjalan dan berjalan. lama-lama aku merasa lelah. kakiku sudah tak mau diajak melangkah. kutengok ke belakang, dan kulihat betapa jauhnya aku berjalan! sedikit ada sesal di hati kenapa aku tak mempercayai tukang ojek itu. elf memang sudah tak ada di sekitar sini. tapi aku lelah jika harus tetap berjalan sampai menemukan elf. aku pun memutuskan untuk membeli minum dulu di Indomaret. sambil membayar, aku bertanya pada kasir, "Teh, elf tuh lewat depan sini gak sih?" --- "lewat kok, Teh." --- "tapi kok dari tadi aku tunggu-tunggu gak ada juga ya." --- "ditunggu lagi aja nanti juga ada." jawaban kasir itu sedikit dapat menenangkanku.
aku menurut. aku tetap menunggu di depan Indomaret sambil berdiri. pegal memang. tapi ya mau gimana lagi.. tempat duduk pun tidak ada. masa sih aku harus duduk lesehan di tanah. kelihatan banget dong gembelnya. hehehe...
toreng... toreeeng.... akhirnya datang juga. elfnya datang. tapi sayangnya ke arah yang berlawanan dengan tujuanku. yaaahh.... eh.. eh.. tapiii... sopir elfnya bertanya padaku, "Subang, Neng?" --- "iya, Pak." --- "tunggu sebentar ya mau muter balik dulu di depan." --- yesss!! (dengan senyum bertebaran).
lama juga nih elf muter baliknya. aku mulai putus harapan lagi. sampai akhirnya elf tadi pun datang. aku naik. dan betapa kagetnya aku ketika aku membayar ongkos Rp 3000, kernetnya bilang kurang. katanya Rp 9000. hahh... apaan tuh 9000?? perasaan dulu cuma 3000 deh. 
(S = Syifa, K = Kernet)
S: kok 9000 sih, pak? bukannya 3000 ya?
K: 9000, Neng sekarang mah.
S: 5000 aja.
K: yeeehh, Neng, 9000. beneran deh.
oh My God... hari ini apaan banget sih... mulai dari ojek di stasiun Cikampek hingga elf sekarang tarifnya gak ada yang benar. lama-lama harus dibikin SOP (standard, operational, procedure)nya nih yang mengatur tentang per-ojek-an dan per-elf-an >__<
elf mulai melaju... aku duduk di depan, di samping pak kusir (emangnya delman). kutanya padanya, (S = Syifa, So = Sopir)
S: kok sekarang elf mahal banget sih, Pak. masa ke Pagaden aja 9000. dulu pas jaman saya SMA masih 3000 kok.
So: ya itu Eneng jaman SMAnya udah dari kapan. sekarang kan udah lain jamannya.
S: (buset ni si bapak meragukan tampang muda saya --") baru tahun lalu kok aku lulus SMA. setahun harga elf naiknya tiga kali lipat. hmm...
So: (agak gelagapan) yaa kalau 3000 mah saya tekor, Neng. harus kejar setoran, selalu kurang.
S: (setoran lu emang urusan gue ya?)
waktu aku naik elf itu, hanya ada tiga orang penumpang termasuk aku. di tengah-tengah jalan penumpang-penumpang lain naik dan turun silih berganti. aku perhatikan kok mereka bayarnya 1000 - 2000 - 3000. padahal jaraknya lumayan jauh. aku penasaran. kutanya temanku yang sampai sekarang masih biasa naik elf Pamanukan-Subang. katanya Pamanukan-Pagaden hanya 5000. 9000 itu bisa sampai Subang Kota. mulai cemberut deh saya. dongkol deh. bahkan ketika turun di Pagaden pun aku tak mau mengucap terima kasih pada sopir elfnya. #jahat.
perjalanan selanjutnya, dari Pagaden ke Cipunagara dilanjutkan dengan ojek lagi. sesampainya di depan rumah, aku mengeluarkan uang Rp 10000 untuk membayar ongkos ojek. lagi-lagi kurang! oh maaann.... benar-benar hari *tuuuuutt* banget deh. uangnya terkuras habis untuk bayaran tak teruduga. biasanya ojek Pagaden-Cipunagara seharga Rp 10000, sekarang dibilang kurang, maunya 15000. yaa Alloh... maaf deh kalau aku jarang sedekah :'(( gak mau-mau lagi deh si aku mengalami hal-hal tidak menyenangkan seperti itu.

di rumah...
langsung tidur di kursi ruang TV.

pelajaran edan kali ini: 
- kata si ibu, semakin ke Barat, orang-orang semakin sulit untuk dipercaya. pedagang asongan pun banyak yang hanya berpura-pura, padahal aslinya dia pencopet.
- kata si ibu, kalau nyasar sok tahu aja! jangan tunjukkan pada orang-orang sekitar bahwa kamu kebingungan. karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab justru akan memanfaatkan kebingunganmu itu. bisa saja kamu dirampok, dohipnotis, atau diapa-apain gitu lah.
- kata si Abah, ojek di Pamanukan memang terkenal sangar. Abah saja emoh. hati-hati saja..
- keep calm when you in panic!
- siapkan uang receh agar ojek-ojek tidak banyak cincong / tidak ada alasan untuk meminta bayaran lebih.
- ketahui kondisi lingkungan tempat kamu berada ketika kamu nyasar atau semacamnya.
- jangan sungkan meminta bantuan pada orang yang dikenal. daripada minta bantuan sama orang yang tidak dikenal hayooo....
- sabaaaarrrr!!! hehehe..

by. si Famysa, sleepy


9 komentar:

  1. mahal amat ka pucung dalapan rebu :) eh syifa lihat sisa2 plasa cikampek yang kebakaran atuh ya, untung aja gak nyamber ke rumah nenek yang dibelakangya

    BalasHapus
  2. tuuh kan iya kan kemahalaan --" entahlah tan.. daripada diapa-apain. hho
    oh gitu.. sfa gag merhatiin tan. gak tau malah plasa nya pernah kebakaran.
    alhamdulliah ya berarti tan :D

    BalasHapus
  3. sukur bw ke sini. ada pelajaran baru buat orang timur kayak saya. mesti ati2 ama orang2 di wilayah barat. ckckckck

    BalasHapus
  4. boleh dicoba kapan2 mas :D hihii

    BalasHapus
  5. walaaahh...kena tipunya sampe 3 kali gitu.. ckckck
    tapi gapapaa..yang penting udah punya pengalaman. Jadi lain kali ga kena tipu lagi. :D
    salam kenal yaa syifaa ^^

    BalasHapus
  6. lam kenal jugaa ^^
    iya nih aamiin. hhee

    BalasHapus
  7. Mencoba memahami kata demi kata
    Salam kenal....

    BalasHapus
  8. ahihii maaf jikalau ada banyak yang tidak dimengerti mba ^^
    lam kenal juga..

    BalasHapus
  9. Aku setuju bgt tuh
    Kalo pedagang asongan hanya berpurapura
    Pdhl asli nya tukang copet

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend