Jumat, 09 September 2011

Ema Uyut

maksudnya Ema Uyut (bahasa Sunda) itu Nenek Buyut. hebat ya aku masih punya nenek buyut. *hush bukannya alhamdulillah ini anak. heheh.. bahkan menurut keterangan mamah, dulu sewaktu aku masih bayi, neneknya nenekku alias ibunya Ema Uyut masih ada. namun aku tak pernah ingat akan wajahnya. *ya iya lah orang Ema Bao (istilah bahasa Sunda untuk nenek di atas buyut) keburu meninggal saat usiaku 5 bulan. hmm...
eh iya aku belum memperkenalkan nama Ema Uyutku. hampir aja kelupaan. hhoo...
ok honey, let me introduce my Ema Uyut.. her name is Ma Kaget. hihiii lucu ya.. namanya Kaget. :D #ora sopan ini anak ya. maklum aja sih.. itu kan nama jadoel gitu loh. gak kayak nama-nama sekarang, bagus-bagus, modern and trendi abiiiss... bersyukurlah hidup di jaman sekarang kawan :D eh salah dink.. kapanpun, dimanapun, jaman apa aja kita harus tetap bersyukur setiap waktu, karena nikmat Tuhan yang mana lagikah yang akan kau dustakan?
"Ma, hayu dipoto heula." -- "lah geus kolot kieu dipotoan sagala."
 Ema Uyut sekarang tinggal bersama nenek dan keluarga bibiku di rumah peninggalan almarhum kakekku (anaknya Ema Uyut). berhubung kakekku adalah anak Ema Uyut satu-satunya, jadinya ya sepeninggalnya kakekku untuk selamanya, Ema Uyut dirawat oleh menantunya (nenekku). semoga pahala yang tiada tara Allah persembahkan untukmu ya Mih :) -Emih, panggilanku pada nenek-. 
subhanallah sekali kan.. seorang ibu sudah didahului anaknya menghadap Sang Pencipta. ckckck... gak sopan ya maen ninggalin aja. huhuu... *oopss...
dulu saat aku masih kecil, Ema Uyut sering sekali bercerita tentang sadisnya masa-masa penjajahan. yang paling nempel di memoriku hingga saat ini adalah cerita tentang DI-TII. masa iya Ema Uyut gak jadi ditembak penjajah hanya karena dia cantik. hihii... dasar mata keranjang tuh penjajahnya. eehh... tapi malah kakekku kecil yang kena tembak saat ia sedang tertidur pulas di balai kampung. kakek langsung dibawa Ema Uyut ke mantri yang ada di pusat keramaian. jauh gileee loh jaraknya. pake motor aja 30 menit, lah dulu Ema Uyut membawa kakek dengan berjalan kaki, sedangkan si kakeknya sendiri digendong Ema Uyut. haduuuh... kolot jaman baheula emang sararakti euy. hehe.. setiap hari Ema Uyut pulang-pergi menjenguk kakek. karena katanya gak mungkin untuk meninggalkan rumah dan ladang, bisa-bisa dihancurin penjajah deh. kalau ada Ema Uyut mah kan mending ada nyonya cantik penjaga rumahnya gitu.. penjajahkan jadi mengurungkan niat untuk membabat rumah dan ladangnya. hheu... terus juga kala itu Ema Uyut membayar biaya pengobatan kakek dengan pisang, kelapa, hasil sayur, dan buah-buahan lainnya. hihii... panen makanan donk ya mantrinya :D hmmm... gak akan habis-habis nih ceritanya.

#sekarang kita menyimpang dulu...
nah Sob, beberapa hari yang lalu, tepatnya H+1 lebaran, tetangga di kampung halaman nenekku ada yang berduka cita, salah satu anggota keluarga mereka meninggal dunia. innalillahiiii wa innaillaihii rooji'uun.... menurut keterangan Ema Uyut, almarhum jauh lebih muda dari dirinya. katanya sih dulu waktu Ema Uyut sudah mempunyai seorang anak, almarhum bahkan masih perawan.  jodo, pati, bagja, cilaka memang di tangan Allah ya. jika aku boleh berdoa ya Robb... berikanlah aku umur yang panjang disertai penuh keberkahan dan kesehatan agar aku dapat senantiasa memperbaiki akhlak dan ibadahku padaMu...
ada cerita lain dibalik meninggalnya almarhum tetangga. menurut kasak-kusuk tetangga-tetangga lainnya, almarhum memang sudah sepuh dan sakit-sakitan (parah). tapi almarhum hanya dirawat sekadarnya saja. bukan karena tidak ada biaya, tapi mungkin karena orang-orang sekitarnya kurang peduli dan peka terhadap kondisi almarhum. maklum lah orang kampung berpendidikan rendah -maaf bukan saya bermaksud merendahkan-. hingga pagi itu, cucu dari almarhum yang berprofesi sebagai polisi, yang dalam kondisi dia baru beberapa hari ada di kampung halaman karena tugas dinasnya di luar pulau Jawa,, dia panik tiada tara akan kondisi almarhum yang semakin parah. akhirnya dia memutuskan untuk membawanya ke RS Hasan Sadikin Bandung dengan mobil dan dengan mengenakan seragam polisinya (mungkin agar disegani kali yee). kondisi almarhum yang sudah megap-megap, ditambah jarak dari rumah ke Bandung sangat jauuuh, ditambah lagi lalu lintas sedang ramai-ramainya oleh para pemudik maupun para pemburu tempat wisata, jadilah perjalanan semakin panjang. dan ternyata Allah menunjukkan takdirnya. almarhum tidak sempat terselamatkan, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan. cucu almarhum yang membawanya semakin panik. dia hendak meminta bantuan polisi-polisi Subang dan Bandung untuk mengamankan jalan yang akan dilaluinya. setidaknya agar terhindar dari jebakan macet. tapi apa mau dikata, lha wong polisinya juga sedang sibuk-sibuknya mengurus pengguna lalu-lintas lainnya yang sedang membludak. sang cucu tidak bisa berkata apa-apa lagi. tampaknya dia sudah pasrah. dan terjebak macet selama 4 jam di Jalan Cagak Subang lah yang terjadi.
ya Robb... jika Kau sudah berkehendak, maka pangkat, seragam, harta, dan apapun itu tidak bisa menghalanginya.. KehendakMu tetap terjadi. Allahu Akbar!
aku hanya bisa mengirimkan sms belasungkawa pada cucu almarhum karena kebetulan kami berteman cukup baik. semoga kau tenang di sisiNya, Nek...

mendengar berita itu membuatku takut jika sewaktu-waktu, terutama jika dalam waktu dekat Allah juga mengambil Ema Uyutku. higs... jangan ya Allah :(( Ema Uyutnya sekarang sudah mulai pikun, pendengarannya kurang baik, sering mengeluh sakit ini-itu di sekujur tubuhnya. sekarang aja kata bibi Ema lagi diinfus di rumah. sedangkan aku besok harus pergi ke Semarang lagi. huahuaa... gak mau ahh... gak mau pisah sama Ema Uyut :'(
doakan untuk kesembuhan dan kesehatan Ema Uyutku ya Sob... :(

by. si Famysa takut kehilangan

6 komentar:

  1. mantep masih punya uyut, masih bisa berdiri lagi :D jadi keingetan kemarin pas lebaran gw ngomong gini ke Ummi (si nenek)

    "Ummi kalau bisa jangan meninggal dulu ya sampai ak jadi "orang", terus aku mau nunjukin suami ak ke ummi malahan sampe ak punya anak, satu aja dulu, ak pengen ummi ama bapak liat anak ak"

    jadi melankolis pengen buru-buru nikah hhahha #digaplok mama

    aamiin, meskipun manusia boleh berencana tapi Allah tahu yang terbaik kan :)

    BalasHapus
  2. iya iya ti.. huhuu :(
    ya udah sono nikah aja.. cepetan cari partnernya. biarin digaplok mama juga nanti ge sembuh sakitnya. ihihii

    BalasHapus
  3. wah hebat masih punya emak uyut.umur brapa tuh syifa?
    kalau pascal dan alvin masih punya uyut dipanggulnya UU

    BalasHapus
  4. gak ada yang tau pasti umurnya ema berapa tan. heu
    perkiraan sih 80>an.

    BalasHapus
  5. Waaah, masih punya nenek buyut. :)

    Saya turut mendoakan, semoga nenek buyut Syifa diberi kesehatan dan umur yang barokah ama Allah SWT. Aamiin! ^^

    BalasHapus
  6. iya alhamdulillah bang :D
    amiiinn... dank u bang ^^

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend