Senin, 12 September 2011

Seharusnya Cinta Seperti Secangkir Kopi


Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan, Sang Maha Pemberi Cinta ke setiap hati manusia. Selanjutnya, salam dan cinta buat junjungan kita Nabi Muhammad saw. Semoga cinta yang tumbuh di hati-hati kita semua adalah cinta yang mengalir dari Alloh dan RasulNYA.
Cinta adalah bahasan yang selalu menarik untuk dijadikan bahan renungan dan pelajaran buat siapa saja. Cinta tidak mengenal waktu, tempat dan siapapun. Lebih tegas lagi, manusia terlahir berkat cinta, tumbuh dan menjadi dewasa, menjadi baik atau buruk, tidak terlepas dari cinta. Cinta memberikan warna dalam hidup ini. Dengan warna-warni itulah hidup terasa indah, berarti, berkesan, penuh kenangan, dan benar-benar hidup.
Dalam buku ini, penulis dengan lihai bermain di samudera cinta yang sukar ditebak tujuan bahteranya. Sehingga membuat kita makin penasaran, dan bertanya-tanya, bahtera ini sebenarnya hendak berlayar ke tenggara atau selatan. Kisah cinta yang misterius itu dibumbuhi romantika, perjuangan, suka dan duka yang baik untuk dijadikan renungan dan pelajaran.
Novel yang berjudul “Seharusnya Cinta Seperti Secangkir Kopi” ini layak dibaca oleh siapa saja. Tidak hanya judulnya yang unik dan menarik, tapi juga inspirasi dan semangat perjuangan yang ditanamkan oleh penulisnya perlu diacungkan jempol. Kami dari penerbit Gajah Mada Press memberikan apresiasi bagus pada novel ini sekaligus penulisnya. Congratulation!
Terima kasih!

by. si Famysa ;)

2 komentar:

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend