Selasa, 01 Oktober 2013

Family Time; Jak-Japan Matsuri at Monas

Dari hari pertama datang, Bibi sudah menanyakan hal ini padaku. “Teh, Minggu jalan-jalan yuk... Tapi kemana? Ibi mau nganterin baju buat Zahra (anak pertama Bibi, kelas 3 SMP) ke pesantren. Abis itu kita bisa jalan-jalan. Kemana yaa enaknya?”
Aku jawab sekenanya, niatnya sih cuma bercanda. “Ke Monas yuk, Bi. Lagi ada Festival Jepang di sana.”
Eeh Bibinya malah mengiyakan. “Waah boleh tuh, Teh. Hayuu aja... Searah juga kan sama pesantren. Abis dari Cikarang kita langsung ke Jakarta.”
Wihiii... ekspresiku antara senang dan emoticon segaris -_-. Kalau tahu jawabannya bakal ‘hayu aja kemanapun’, aku bakal bilang ke Bandung aja deh.. Perasaanku lagi kangen sama Bandung. Padahal ada apa dan siapa yaa di sana. Hehee... 
Baru hari Jumat aku menginjakkan kaki di Ibukota, sekedar untuk transit. Hari Minggunya aku justru kembali lagi menyapa Ibukota. Hello, Jakarta... :)
Kami berangkat dari rumah jam 8 pagi. Setelah mobil melaju sekitar 20 menitan, Bibi baru ingat STNK mobil dan obat batuk Haura tertinggal di rumah. Putar balik deh. “Untung sopirnya Ace. Kalau orang lain mah gak enak kan pas ada hal-hal kayak gini tuh,” kata Bibi. Ace hanya nyengir, dikiit..
Kami berangkat lagi dari rumah untuk yang kedua kalinya sekitar jam 9 pagi. Mampir dulu ke tempat perbelanjaan untuk belanja stok toko Bibi. Kami baru sampai pesantren ketika hari sudah masuk waktu dzuhur. 
Oh ya, kami ke sana berlima. Aku, Bibi, Khansa & Haura (Bibi’s daughters), dan Ace (sepupu, anaknya Uwa). Sayangnya kami tidak bisa mengajak Zahra. Jangankan mengajak, bertemu pun tidak bisa. Para santri sedang tidak boleh dijenguk sampai bulan Oktober. Keluarga hanya diperbolehkan menitip barang untuk santri. Karena tidak bisa bertemu Zahra, akhirnya kami langsung menuju Jakarta. Waktu menunjukkan sekitar jam 2 siang ketika kami keluar dari gerbang pesantren.  
Monas hari itu dipenuhi manusia. Ya iya lah.. kan lagi ada festival.. Semakin mendekati Monas, suasana Jepang sudah mulai terasa. Banyak orang berlalu-lalang membawa kipas dari festival, memakai ikat kepala berbendera Jepang, memakai kimono, pokoknya terlihat asesoris-asesoris berbau Jepang menempel pada orang-orang itu. Hmm... sepertinya di dalam sana menyenangkan :)
Sesampainya di Monas, kami makan dan solat ashar dulu. Setelah itu baru deh kami masuk ke festival.
Aku, Bibi, dan Haura duluan mengantri tiket. Sedangkan Ace menemani Khansa yang ingin bermain motor-motoran dulu di halaman depan Monas. Harga tiket masuknya Rp 25.000,-/orang, dapat kenang-kenangan kipas. Heu.. jadi ini tho kipas yang dari tadi dibawa orang-orang tuuh..
Jak-Japan Matsuri 2013, Japan Festival in Jakarta
Closing Event at Monas. Sun, 8 Sep 2013, 11:00 – 21:00

Tulisan di tiket masuknya seperti itu. Memang waktu kami ke sana bertepatan dengan penutupan/hari terakhir festivalnya. Makanya rame banget. Apalagi itu hari Minggu. Semua orang tumpah ruah lah di sana.

Menurut kamus Diaz (nanya Diaz :P), matsuri (Bahasa Jepang) itu artinya festival, pesta, atau keramaian. Event ini mungkin diadakan setiap tahun kali ya.. Soalnya bertepatan dengan peringatan hubungan persahabatan Indonesia dan Jepang (kemarin peringatan ke-55 tahun). Di tiketnya ada tulisan gini juga “5elalu Ber5ama, Indonesia-Jepang”. Maaf yaa aku kurang tahu mengenai event ini... Teman-teman yang lebih tahu monggo share di kolom komentar yaa :D
Sumpek dan gerah. Itu kesan pertamaku begitu masuk area festival. Di sana buanyaaak sekali orang. Aku terserang dilema. Antara penasaran ingin mengelilingi semua stand dan pegal karena menggendong Haura dengan memakai sandal berhak 3 cm. Ampuuun dijeeh :O
Kami hanya sempat mendatangi stand-stand produk elektronik Jepang, stand travel wisata ke Jepang, dan stand popok bayi (tadinya bibi mau beli. Pas tanya harganya, eeh SPGnya bilang ‘gratis’, ini memang untuk dibagikan ke orang tua yang membawa babynya. “Hihihi... jadi malu,” kata Bibi :D). Banyak stand makanan yang hanya kami lewati begitu saja. Eh tapi Khansa sempat mendatangi stand yang menjual minuman, karena memang dia kehausan. Dari kejauhan, minumannya terlihat menggoda, warnanya hijau kecoklatan, dingin, sepertinya segar sekali di tenggorokan. Khansa membeli 3 gelas. Aku, Khansa, dan Ace dengan semangat meminumnya. Srupuuutt.... “Teh, gak enak iih minumannya. Dikira tuh enak, manis, atau asem. Eeh malah pahit. Buat Teteh aja ah niih..” Aku lupa. Hari itu kan kami sedang berada di tengah budaya Jepang. Jelas saja green teanya pahit. Memangnya green tea ala Indonesia yang pakai gula -_-
Giliran ketemu stand makanan Jepang yang gratisan aja... baru deh kami tertarik. Bibi yang paling semangat. “Teh ayo masuk ke sini, Teh.. Ngantri... Pengen nyobain kayak gimana sih jajanan Jepang.” Hahaha... Kami rela mengantri hanya demi sesuap makanan Jepang gratisan (nama makanannya apaa, aku lupaa). Padahal yang gak gratis banyak berjajar di stand, tinggal dipilih :P
Karena sudah capek, kami akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari area festival. Di perjalanan menuju pencarian pintu keluar, Bibi menemukan stand makanan khas Betawi. Bibi membeli kerak telor, selendang mayang, dan bir ala Indonesia (berbahan jahe). “Ini kita ke Festival Jepang tapi kok belinya makanan khas Jakarta ya..” candaku – “hahahaa iya yaa... Ngaco!” kami berlima tertawa semua. Memang ngaco sih. Ada-ada ajaa yaa -_- :P
Setelah keluar dari area festival, Bibi membeli kacang dan kaos bergambar Monas untuk Khansa dan Haura. Lalu kami juga berfoto berlima dulu menggunakan jasa foto sekali jadi. Foto sudah jadi. Waktu maghrib pun memanggil. Sebelum pulang kami solat maghrib plus isya dulu, supaya tenang dalam perjalanan. 
Kami makan malam di rest area tol. Pizza Hut menjadi tempat yang kami pilih. Setelah kenyang makan semangkuk salad dan satu iris pizza, ditambah capucino, perutku dipaksa untuk menampung satu iris pizza lagi. Whuaa.... Bukan aku saja sih.. Ace dan Bibi juga bernasib sama. Aku harus menghabiskan pizza sisa Khansa, Bibi menghabiskan pizza sisa Haura, dan Ace menghabiskan satu iris pizza utuh. Hahaha... Ace memang luar biasa kalau soal makan :P Walhasil kami bertiga kekenyangan....

Yaa begini lah kelakuanku dan keluargaku kalau sudah berkumpul dan jalan-jalan. Bagaimana dengan kalian dan keluarga? :)

Perjalanan pulang selalu terasa lebih melelahkan daripada perjalanan berangkat. Tapi memang begitulah suatu perjalanan. Walaupun lelah, namun banyak hal yang kita dapat. Banyak pelajaran dan pengalaman dari setiap perjalanan hidup manusia :) ~Famysa~

note: aku baru tahu kalau di acara penutupan hari itu menghadirkan Agnes Monica dan JKT 48, dari twitternya +AGNEZ MO, sewaktu perjalanan berangkat. whuaa coba tahunya dari kapan hari... mungkin aku tidak akan pergi ke festival bersama keluarga. huhuhu... next time kita pasti ketemu ya, Kak Nez :)

By. Si Famysa, love my family so much :*

11 komentar:

  1. aaaah.. asyiknya liat festival Jepang, sayangnya saya di Bandung jadi gak sempet maen kesana. hihii

    nice share, :)

    BalasHapus
  2. @Damae: ikutan tahun depan aja. hihihi

    @mom Lid: iya tantee :D

    BalasHapus
  3. Hmm, menarik sekali ceritanya.. awalnya bercanda eh akhirnya jadi senang juga..
    follow me

    BalasHapus
  4. Perjalanan pulang selalu terasa lebih melelahkan daripada perjalanan berangkat.

    Itu makanya saya gak begitu suka traveling krn pulangnya capek, harus mencuci dll .. hahaha untungnya suami saya juga sama. Kami sukanya kalo liburan ya diam saja di suatu tempat :D

    Btw asyik euy jalan2nya ... Kokoro Notomo ... saya ingat itu lagu Jepang jaman saya SD dulu :D

    BalasHapus
  5. liburan diam aja ngapain aja tante? :D

    aku ga tau lagu itu. tante SD aku bayi atau masih dalam proses ya. hihihi

    BalasHapus
  6. keluar dari event tersebut dapat samurai masing2 ngga? :D

    BalasHapus
  7. andaikan dapat... alangkah senangnya saya *loh :O

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend