Hello, Januari.. Hello, teman-teman... Selamat tahun baru... Semoga semangatmu semakin terbarukan! :)
Btw apa kabar nih, cems? Ada yang kangen gak sih sama aku? Ada yang kangen gak sih sama postingan blogku? Hhehe
Lama gak nongol di sini, tiba-tiba hari ini aku mau kasih kabar gembira kalau aku sudah jadi istrinya suamiku. Bahaha... *ya iya laah, masa istrinya omku :P
Hari Jumat, tanggal 26 Desember tahun lalu (alias tahun 2014), pukul 10.22 WIB, saya Syifa Azmy Khoirunnisa resmi menjadi seorang istri dari sahabat saya sendiri,
Muhammad Iqbal Hendrawan (Ibank). Kalian kaget mendengar kabar bahwa aku sudah menikah? Sama, aku juga kaget. Hahaha... Berasa mimpi, berasa banyak tanda tanya, berasa
pengen mesem-mesem sendiri. Hehe.. Ternyata, aku sudah besar ya, sudah punya suami sekarang
mah, bobonya gak sendiri lagi sekarang
mah. :P
 |
melati sama bunganya palsu. maklum MUAnya jauh dari Semarang. kalo bawa yang asli keburu layu pas hari H :P |
Banyak yang bilang malam sebelum hari ijab-qobul diucap kamu gak akan bisa tidur nyenyak karena jantung yang berdebar kencang akibat dag-dig-dug-ser. Aku jadi teringat waktu kakak sepupuku mau nikah, malam harinya dia masih sms-an denganku sampai menjelang jam 1 dini hari. Bahkan waktu aku bangun subuh, ternyata kakak sepupuku sms lagi sekitar jam 3 dini hari, katanya
"Neng, aa gak bisa bobooo. Deg-degaaan...." Lalu temanku juga kirim bbm, dia nanya gini,
"Fa, gimana kondisi hatimu sekarang? *emot nyengir*" Kujawab,
"biasa aja." Hmm... Jujur ya, ya memang biasa saja, kalaupun aku gak bisa tidur, itu karena khawatir sama
Mbak Muti (MUA nikahanku) yang jatuh sakit akibat
buslag, persiapan yang belum beres, ditambah panitia yang
check sound speaker pakai lagu sakitnya tuh di sini pas banget di depan kamarku (kebayang kan berisiknya gimana? -__-). Ah pokoknya sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan dag-dig-dug-ser-nya dan gak bisa tidurnya sebelum sidang skripsi deh. Hahaha...

Terus, banyak yang bilang juga kalau calon pengantin itu harus dipingit, gak boleh kemana-mana, gak boleh ngerjain apa-apa, pokoknya diam di rumah saja, merawat diri, mempersiapkan diri. Beuuh, itu tidak berlaku untukku. Saya
mah calon panganten setrong atuh.. H-1, subuh-subuh aku dan si Aa menjemput Mbak Muti di Pusakaratu-Subang. Sesampainya di rumah, aku nyiapin suguhan buat tukang yang pasang tenda. Siangnya, aku menjemput mamah di pasar lalu belanja lagi. Lalu disuruh beli air mineral gelas, lalu disuruh beli rokok. Malamnya, disuruh masak air panas buat suguhan lagi, disuruh cari alas meja, disuruh-suruuuh terus. Belum lagi rada-rada kesal karena kamera pinjaman
Sakola Printing malah dipinjamkan lagi ke orang lain, dan malah aku yang disalahkan karena tidak menjelaskan detail blablabla. Sampai cemberut lah ini muka. Cius deh -__- Ini calon pengantin apa babu?, gumamku dalam hati. Maklum deh kalau jauh sama keluarga & sahabat
mah gini nih. Semoga pengalamanku ini tidak terjadi pada kalian yaa :D *yang belum atau mau nikah.

Pagi itu aku bangun sebelum adzan subuh. Aku mandi, solat, dan sarapan subuh-subuh :P Mbak Muti masih tidur (karena memang sedang libur solat). Mau aku bangunkan, gak tega. Kalau gak dibangunkan, takut kesiangan dandannya. Huft.. Akhirnya kutunggu saja. Dan akhirnya Mbak Muti bangun jam 5 lebih. Kemudian mulai meriasku sekitar jam setengah 6. Mendekati jam 7 keluargaku dari Gantar & Bongas-Indramayu, Patokbeusi-Subang, dan Cikampek-Karawang mulai berdatangan. Aku mulai nervous karena banyak yang mengintipku sedang dirias. :P
 |
my Timeless yang kini anggotanya nambah 1; Bima Putra Ramdhani (Aziz' son) |
Satu per satu teman-teman dekatku juga datang. Pertama
Opi yang kemudian jadi asisten Mbak Muti merias, lalu
Siska yang berkelana dari Jakarta demi aku *terharuu :'), lalu
Lina dengan ibunya, lalu
Kokom yang katanya mau lihat aku dirias malah kesiangan datang :|, lalu aku dapat kabar dari Siska bahwa Semarang Genk sudah sampai masjid lokasi akad nikah, katanya bau habis perjalanan jauh, mau pada mandi dulu. Haha.. Lalu selesai aku dirias, aku melihat ke luar dari jendela kamarku, di sana ada cowok-cowok
Timeless. Uuuu.... Sumpah aku terharuuu :'))) Karena bagiku, kehadiran segelintir sahabat dan teman dekat lebih dari cukup daripada kehadiran ratusan orang jauh. :)
 |
with Mbak Muti, my fave MUA in this world :D |
Dari dulu, aku membayangkan pernikahanku akan berbeda dari pernikahan biasanya di sini. Yang biasanya pakai kebaya putih-jas putih, aku pakainya gaun putih-jas hitam ala-ala gaya modern tapi tetap islami. Yang biasanya calon pengantin wanita dikeluarkan pada saat seserahan, yang biasanya pengantin pria dan wanita disandingkan pada saat akan ijab-qobul, aku inginnya aku tetap ditahan di dalam, dan dikeluarkan ketika sudah sah nanti. Tapiii... Ada yang gagal total. Entah kenapa MC malah jadi nurut sama sesepuh yang sedang memberi sambutan. Bapak sesepuh memanggilku untuk keluar, dan akhirnya MC memintaku untuk keluar. Bah, padahal sebelumnya susunan acara sudah fix, aku tidak akan keluar saat seserahan, hanya mamah yang akan keluar mewakiliku untuk menyatakan penerimaan. Kalau begini, untuk apa aku disembunyikan lagi? Ya sudah lah, aku pergi ke masjid barengan dengan rombongan pengantin pria saja.
 |
Semarang Genk |
Di masjid, saat yang lain merapat ke depan mendekati pengantin pria, aku tetap diam di shaf belakang. Satu mimpiku gagal terwujud, kini saatnya aku mewujudkan mimpiku untuk tidak duduk bersandingan dengan pengantin pria sebelum kata sah terucap dari para saksi yang hadir. Sekalian uji nyali Ibank kan. Hahaha :P *Agak aneh ya, hari nikahan juga masiiiihh saja memikirkan mimpinya sendiri. Syifaaaa :P :P
Ketika acara akan segera dimulai, sahabatku, Kokom bertanya padaku, "Neng, deg-degan gak?", dengan santai kujawab, "Nggak. Belum mungkin, Kom." Kokom membalas lagi, "Kokom mah deg-degan loh, Neng.." Lalu saat pembacaan ayat suci Al-Quran berlangsung, Kokom bertanya lagi, "Neng, masih belum deg-degan?", kujawab dengan jawaban yang sama, "Belum, Kom." Kokom membalas lagi, "Iiiihh Kokom mah makin deg-degan. Masa Neng gak deg-degan sih? (lalu memegang tanganku) Tuuh tangannya dingin gini ah, pasti nervous kaan.." Dalam hati kubilang maksa amet, Kom minta Syifa bilang deg-degan. Haha :P. Kujawab, "Syifa kan emang tangannya dingin aja, Kom, emang begini. Kom lupa ya?" --- "Eh, iya ya... Duuh ini segala pakai acara ngaji dulu. Kan lamaa... Jadi makin deg-degan." --- "Hahaa yang mau nikah sebenarnya Syifa atau Kokom sih? :D" Dan saat Bapa & Ibank simulasi ijab qobul, saat itu lah darahku mulai berdesir naik dengan cepat. OMG, gue nervouuooss! Ini mimpi bukaaan?? Tapii... Ada banyak orang yang dengan kompak bilang "sah!" Alhamdulillaaah... *saat itu lah air mataku tiba-tiba menetes. Aku sudah jadi istri dari laki-laki yang berani memintaku pada kedua orang tuaku :')))))
 |
itu adikku, bukan pacar keduaku. hhahaa :P |
Selesai segala rangkaian acara, Ibank juga cerita, katanya Welly keluar masjid saat ijab-qobul akan dimulai, katanya Welly gak kuat menyaksikannya, Welly takut nangis karena terharu. Hihihii... Lalu ketika aku akan berganti baju, datang
Mbak Dian sekeluarga. Mbak Dian yang kukenal saat magang dulu sudah kuanggap seperti kakak kandungku sendiri. Alhamdulillaaah Yaa Alloh.... Ada sahabat-sahabat yang begituu dekat, bahkan seperti lebih dari keluarga kami sendiri...
 |
hanya ini satu-satunya foto keluarga yang rada bagus, lainnya gak pada KoBe (kontrol beungeut) -__- |
Well, lemme tell you all, kemarin itu hanya akad nikah saja.. Acaranya juga sangat sederhana, hanya dihadiri keluarga dan teman dekat saja. Jadii maaf yaa kalau tidak sebar-sebar undangan khusus. Insya Alloh nanti resepsinya menyusul jika ada rejeki lebih. Aamiiin :) :) :)
NB:
Terima kasiiihh buat teman-teman yang sudah repot-repot meluangkan waktunya untuk hadir di acara akad nikah kami, terima kasiiihh buat kadonya, terima kasih buat segala doa-doa terbaiknya untuk kami...
Spesial buat Mas Hafid & Mas Doma, terima kasiiih masih inget sama Syifa, terima kasih masih anggap Syifa adik kalian, terima kasih buat amplopnya. hihihii...
Pokoknya terima kasiiih yang tak terkira buat semua-mua-muanyaaa. We Love You All :* :*
by. si Famysa, Ibank's wife ^^