Dari hari pertama datang, Bibi sudah menanyakan hal ini
padaku. “Teh, Minggu jalan-jalan yuk... Tapi kemana? Ibi mau nganterin baju buat
Zahra (anak pertama Bibi, kelas 3 SMP) ke pesantren. Abis itu kita bisa
jalan-jalan. Kemana yaa enaknya?”
Aku jawab sekenanya, niatnya sih cuma bercanda. “Ke Monas
yuk, Bi. Lagi ada Festival Jepang di sana.”
Eeh Bibinya malah mengiyakan. “Waah boleh tuh, Teh. Hayuu aja...
Searah juga kan sama pesantren. Abis dari Cikarang kita langsung ke Jakarta.”
Wihiii... ekspresiku antara senang dan emoticon
segaris -_-. Kalau tahu jawabannya bakal ‘hayu aja kemanapun’, aku bakal bilang
ke Bandung aja deh.. Perasaanku lagi kangen sama Bandung. Padahal ada apa dan
siapa yaa di sana. Hehee...
Baru hari Jumat aku menginjakkan kaki di Ibukota, sekedar untuk
transit. Hari Minggunya aku justru kembali lagi menyapa Ibukota. Hello, Jakarta... :)
Kami berangkat dari rumah jam 8 pagi. Setelah mobil melaju
sekitar 20 menitan, Bibi baru ingat STNK mobil dan obat batuk Haura tertinggal
di rumah. Putar balik deh. “Untung sopirnya Ace. Kalau orang lain mah gak
enak kan pas ada hal-hal kayak gini tuh,” kata Bibi. Ace hanya nyengir,
dikiit..
Kami berangkat lagi dari rumah untuk yang kedua kalinya
sekitar jam 9 pagi. Mampir dulu ke tempat perbelanjaan untuk belanja stok toko
Bibi. Kami baru sampai pesantren ketika hari sudah masuk waktu dzuhur.
Oh ya, kami ke sana berlima. Aku, Bibi, Khansa & Haura (Bibi’s
daughters), dan Ace (sepupu, anaknya Uwa). Sayangnya kami tidak bisa
mengajak Zahra. Jangankan mengajak, bertemu pun tidak bisa. Para santri sedang
tidak boleh dijenguk sampai bulan Oktober. Keluarga hanya diperbolehkan menitip
barang untuk santri. Karena tidak bisa bertemu Zahra, akhirnya kami langsung
menuju Jakarta. Waktu menunjukkan sekitar jam 2 siang ketika kami keluar dari gerbang
pesantren.
Monas hari itu dipenuhi manusia. Ya iya lah.. kan lagi ada
festival.. Semakin mendekati Monas, suasana Jepang sudah mulai terasa. Banyak
orang berlalu-lalang membawa kipas dari festival, memakai ikat kepala
berbendera Jepang, memakai kimono, pokoknya terlihat asesoris-asesoris berbau Jepang
menempel pada orang-orang itu. Hmm... sepertinya di dalam sana menyenangkan :)
Sesampainya di Monas, kami makan dan solat ashar dulu. Setelah
itu baru deh kami masuk ke festival.
Aku, Bibi, dan Haura duluan mengantri tiket. Sedangkan Ace
menemani Khansa yang ingin bermain motor-motoran dulu di halaman depan Monas. Harga
tiket masuknya Rp 25.000,-/orang, dapat kenang-kenangan kipas. Heu.. jadi
ini tho kipas yang dari tadi dibawa orang-orang tuuh..
Jak-Japan Matsuri 2013, Japan
Festival in Jakarta
Closing Event at Monas. Sun, 8 Sep
2013, 11:00 – 21:00
Tulisan di tiket masuknya seperti itu. Memang waktu kami ke
sana bertepatan dengan penutupan/hari terakhir festivalnya. Makanya rame
banget. Apalagi itu hari Minggu. Semua orang tumpah ruah lah di sana.
Menurut kamus Diaz (nanya Diaz :P), matsuri (Bahasa
Jepang) itu artinya festival, pesta, atau keramaian. Event ini mungkin
diadakan setiap tahun kali ya.. Soalnya bertepatan dengan peringatan hubungan
persahabatan Indonesia dan Jepang (kemarin peringatan ke-55 tahun). Di tiketnya
ada tulisan gini juga “5elalu Ber5ama, Indonesia-Jepang”. Maaf yaa aku kurang
tahu mengenai event ini... Teman-teman yang lebih tahu monggo share
di kolom komentar yaa :D
Sumpek dan gerah. Itu kesan pertamaku begitu masuk area
festival. Di sana buanyaaak sekali orang. Aku terserang dilema. Antara penasaran
ingin mengelilingi semua stand dan pegal karena menggendong Haura dengan
memakai sandal berhak 3 cm. Ampuuun dijeeh :O
Kami hanya sempat mendatangi stand-stand produk elektronik
Jepang, stand travel wisata ke Jepang, dan stand popok bayi (tadinya bibi mau
beli. Pas tanya harganya, eeh SPGnya bilang ‘gratis’, ini memang untuk
dibagikan ke orang tua yang membawa babynya. “Hihihi... jadi malu,” kata
Bibi :D). Banyak stand makanan yang hanya kami lewati begitu saja. Eh tapi
Khansa sempat mendatangi stand yang menjual minuman, karena memang dia
kehausan. Dari kejauhan, minumannya terlihat menggoda, warnanya hijau
kecoklatan, dingin, sepertinya segar sekali di tenggorokan. Khansa membeli 3
gelas. Aku, Khansa, dan Ace dengan semangat meminumnya. Srupuuutt.... “Teh,
gak enak iih minumannya. Dikira tuh enak, manis, atau asem. Eeh malah pahit. Buat
Teteh aja ah niih..” Aku lupa. Hari itu kan kami sedang berada di tengah budaya
Jepang. Jelas saja green teanya pahit. Memangnya green tea ala
Indonesia yang pakai gula -_-
Giliran ketemu stand makanan Jepang yang gratisan aja... baru
deh kami tertarik. Bibi yang paling semangat. “Teh ayo masuk ke sini, Teh..
Ngantri... Pengen nyobain kayak gimana sih jajanan Jepang.” Hahaha... Kami rela
mengantri hanya demi sesuap makanan Jepang gratisan (nama makanannya apaa, aku lupaa).
Padahal yang gak gratis banyak berjajar di stand, tinggal dipilih :P
Karena sudah capek, kami akhirnya memutuskan untuk segera
keluar dari area festival. Di perjalanan menuju pencarian pintu keluar, Bibi
menemukan stand makanan khas Betawi. Bibi membeli kerak telor, selendang
mayang, dan bir ala Indonesia (berbahan jahe). “Ini kita ke Festival Jepang
tapi kok belinya makanan khas Jakarta ya..” candaku – “hahahaa iya yaa...
Ngaco!” kami berlima tertawa semua. Memang ngaco sih. Ada-ada ajaa yaa -_- :P
Setelah keluar dari area festival, Bibi membeli kacang dan
kaos bergambar Monas untuk Khansa dan Haura. Lalu kami juga berfoto berlima
dulu menggunakan jasa foto sekali jadi. Foto sudah jadi. Waktu maghrib pun
memanggil. Sebelum pulang kami solat maghrib plus isya dulu, supaya
tenang dalam perjalanan.
Kami makan malam di rest area tol. Pizza Hut menjadi
tempat yang kami pilih. Setelah kenyang makan semangkuk salad dan satu iris
pizza, ditambah capucino, perutku dipaksa untuk menampung satu iris pizza lagi.
Whuaa.... Bukan aku saja sih.. Ace dan Bibi juga bernasib sama. Aku harus
menghabiskan pizza sisa Khansa, Bibi menghabiskan pizza sisa Haura, dan Ace
menghabiskan satu iris pizza utuh. Hahaha... Ace memang luar biasa kalau soal
makan :P Walhasil kami bertiga kekenyangan....
Yaa begini lah kelakuanku dan keluargaku kalau sudah
berkumpul dan jalan-jalan. Bagaimana dengan kalian dan keluarga? :)
Perjalanan pulang selalu terasa lebih melelahkan daripada
perjalanan berangkat. Tapi memang begitulah suatu perjalanan. Walaupun lelah,
namun banyak hal yang kita dapat. Banyak pelajaran dan pengalaman dari setiap
perjalanan hidup manusia :) ~Famysa~
note: aku baru tahu kalau di acara penutupan hari itu menghadirkan Agnes Monica dan JKT 48, dari twitternya +AGNEZ MO, sewaktu perjalanan berangkat. whuaa coba tahunya dari kapan hari... mungkin aku tidak akan pergi ke festival bersama keluarga. huhuhu... next time kita pasti ketemu ya, Kak Nez :)
By. Si Famysa, love my family so much :*
aaaah.. asyiknya liat festival Jepang, sayangnya saya di Bandung jadi gak sempet maen kesana. hihii
BalasHapusnice share, :)
Serasa di Jepang ya Syifa :)
BalasHapus@Damae: ikutan tahun depan aja. hihihi
BalasHapus@mom Lid: iya tantee :D
Hmm, menarik sekali ceritanya.. awalnya bercanda eh akhirnya jadi senang juga..
BalasHapusfollow me
iyaa... hihiii :D
BalasHapusPerjalanan pulang selalu terasa lebih melelahkan daripada perjalanan berangkat.
BalasHapusItu makanya saya gak begitu suka traveling krn pulangnya capek, harus mencuci dll .. hahaha untungnya suami saya juga sama. Kami sukanya kalo liburan ya diam saja di suatu tempat :D
Btw asyik euy jalan2nya ... Kokoro Notomo ... saya ingat itu lagu Jepang jaman saya SD dulu :D
liburan diam aja ngapain aja tante? :D
BalasHapusaku ga tau lagu itu. tante SD aku bayi atau masih dalam proses ya. hihihi
keluar dari event tersebut dapat samurai masing2 ngga? :D
BalasHapusandaikan dapat... alangkah senangnya saya *loh :O
BalasHapusWahhh...
BalasHapusada JKT 48 & Agnes???
iyaa -__-
BalasHapus