aku sempat berkata seperti ini pada Khas, "Khas, sekarang aku semakin merasakan diriku benar-benar seorang mahasiswa." --- "kenapa gitu?" --- "tugas bejibun, Khas. semua mata kuliah ada tugas. yang satu harus revisi, ada lagi tugas baru. kamu sih enak ada praktikumnya. lah aku giliran ada tugas ya sudah deh jadi kutu buku. kan pusing juga. ckck.."
#gak penting banget sumpah yang di atas itu. sekedar ingin menumpahkan kepenatan dalam dada deh. hhohoo.. sekarang saja ceritanya aku mau mengerjakan tugas Teori Administrasi Publik, buka buku, baca sedikit, buka laptop dulu aahh... dan... online deh. ahahaa... sudah biasa terdengar ya xD
yang mau aku ceritakan kali ini adalah kegokilan pada tanggal 8 November 2011 silam. bagaimana tidak... sebab begini lah ceritanya.... xD
sore itu, sekitar jam 17.00, aku yang sedang asyik update batik di FB tiba-tiba ditelpon Tian. dia bilang supaya aku menunggunya pulang dari Salatiga dan segera bersiap-siap karena kereta yang akan membawa kami pulang berangkat jam 19.00. sontak aku terkaget dibuatnya. karena kukira keretanya berangkat jam 21.00 seperti apa kata Ayu. duuh aku langsung kelabakan deh. 2 jam lagi kereta berangkat, aku belum mandi, belum packing, belum beli oleh-oleh dan amunisi untuk di perjalanan, belum lagi membayangkan jauhnya jarak dari Tembalang ke Stasiun Poncol. whuaaa.... jangan sampai deh ketinggalan kereta. saking takutnya ketinggalan kereta, aku langsung mematikan si PinkQ, kumasukkan dia ke tas (pinjaman dari Rio), langsung ganti celana, pakai jaket, pakai kerudung, tanpa mandi! dan ketika kulihat Ayu baru keluar dari kamarnya, aku teriak, "Ay, keretanya jam 7. ayo cepet, gak usah mandi! solat magribnya dijamak saja ke isya" --- "haaahhh.... gue kira jam 9." jadilah kita berdua tidak mandi. wohohoo... setelah siap berangkat, kami menjemput Tian ke kosnya. dan berangkat deh ke stasiun.
di jalan.... mampir dulu ke Indomaret untuk membeli minum. di jalan menuju Ngesrep, Ayu sengaja membawa motornya pelan-pelan karena kami sedang mencari-cari gerobak tahu bakso. sesampainya di Patung Pangeran Diponegoro Berkuda, kami bertanya-tanya.. kok gak ada sih tahu baksonya, apa karena kemalaman kali ya? hmm... entahlah... sepertinya Allah tahu kalau aku tidak biasanya pulang membawa oleh-oleh, makanya tidak dipertemukan dengan tahu bakso. ahihii...
di Poncol... kami ke kantor papanya Tian dulu untuk menitipkan motor di sana selama kami pulang. daripada titip di stasiun 5000/hari. cari yang gratisan dong... kalau ada yang gratis dan aman, kenapa pilih yang bayar. bwahaha... xD Ayu dan Tian masuk ke kantor papanya Tian, sedangkan aku mencari becak untuk kami tumpangi ke Stasiun Poncol. lalu kami pun naik becak tuti (tumpuk tilu) dengan ongkos 10ribu. kata bapak becaknya 10ribu itu karena kami bertiga, beraaaat boo...
beruntungnya kami tiba di stasiun tepat waktu. begitu masuk ke stasiun, kereta Tawang Jaya -ekonomi- (kalau tidak salah xP) yang akan membawa kami pulang kampung telah berdiri kokoh di hadapan kami (masa kereta berdiri? :S whatever). kami langsung masuk ke gerbong kereta tanpa banyak cincong. pilih-pilih tempat duduk... eehh tempat duduk kami malah diduduki orang lain. tapi setelah kami menunjukkan tiket kami, bapak-bapaknya pun langsung memberikan kami tempat duduk tersebut.
kereta pun jalaaaann...... ngook... ngoook.... gujeeess.... gujeees.... (bunyi kereta versi adikku waktu masih kecil).
belum terlalu lama setelah kereta berjalan, aku dan Ayu kelaparan. Tian pun mendengar keluh-kesah kami dan menawari makanan yang dibawanya. sebelum Tian berubah pikiran, langsung kami rebut makanannya itu. hehe... dan seselesainya kami makan, Tian bilang kalau daging yang tadi kami makan adalah daging kerbau (kebo), bukan sapi. katanya dia sengaja tidak bilang di awal karena takut kami tidak jadi makannya. hohoo... enak-enak saja kok. namanya juga lapar. selama halal mah yaa sikat sajaaa :D
setelah makan dan minum obat (obat untuk telingaku yang bermasalah), aku pun tidur. lumayan pulas... eh atau sangat pulas ya?? hehe... aku terbangun sebentar ketika kereta berhenti di Stasiun Perujakan. kudengar Tian bertanya pada Ayu, "Ay, turun dimana nih?" --- "nanti aja di Stasiun satunya (Stasiun Kejaksan)." --- "oke." ketika tiba di Stasiun Kejaksan, samar-samar kudengar Ayu berkata, "lah kok keretanya gak berhenti? aduh jangan-jangan emang gak berhenti.. tuh-tuuuhh kan gag berhenti. gimana nih, Tian?" aku jadi sepenuhnya terbangun, sampai-sampai lupa dengan kantukku karena lagi-lagi dikagetkan. "masa sih? tanyain coba ke pak petugas berhenti laginya dimana?" kataku. lalu Tian bertanya pada bapak petugasnya, "Pak, ini berhenti laginya dimana ya?" --- "di Cikampek." wak...waaaww...... BD surpriseeeed.... BD
awalnya aku sempat dibuat panik karena bibi dan mamangku yang bertempat tinggal di Cikampek sedang berhaji. lantas aku mau numpang istirahat dimana coba. hmm... dan yang membuatku sebal, bapak-bapak pedagang asongan jadi tiba-tiba riweuh gitu deh terhadap kondisi 'nyasar' kami. guenya aja biasa aja wooyy!! berkali-kali dia bilang, "Kampek, Kampek persiapan... bentar lagi nyampe, Mbak. ayo siap-siap jangan sampai terbawa lebih jauh lagi." padahal aku tahu ketika si bapak asongan itu menyuruh kami bersiap-siap, Stasiun Cikampeknya masih jauuuuh..... gini-gini juga aku kan hafal jalan, hafal sekarang aku baru sampai daerah mana. ckckck... kalau bukan karena ngantuk, beuuuhh..... #lupakan! ada juga si bapak satunya bilang, "jadinya mau turun dimana, Mbak?" --- "Cikampek." ---"Stasiun Cikampek kan udah kelewat tadi." sumpah ya bisa gila gue. jelas-jelas saat itu kami masih berada di kawasan Subang. bodoh sekali aku jika tidak melihat tulisan Stasiun Cikampek yang amat besar dan tidak merasakan keretanya berhenti. hhh...
saking tadi terburu-buru, lapar, lalu mengantuk, aku sampai lupa kalau aku belum solat magrib dan isya. astaghfirullah... namun alhamdulillah setelah dibangunkan oleh kaget, aku langsung ingat dan langsung menunaikan solat isya rangkap magrib dengan tayamum sebagai pengganti wudhunya.
satu pelajaran edan: kukira semua kereta ekonomi selalu berhenti di setiap stasiun. itulah salah satu alasan kenapa aku mau pakai kereta ekonomi, karena aku bisa turun di Stasiun Cipunagara (dekat rumah) lalu tinggal berjalan kaki ke rumahnya. praktis bukan?! selain itu harganya juga murah, cuma 34ribu (tarif sama dengan Semarang-Jakarta). dibandingkan jika harus pakai eksekutif seharga 100ribu sampai Cirebon, atau 55ribu pakai bus patas AC sampai Cirebon, belum lagi ongkos tambahan ke Subangnya kan. weleehh... mau pulang kampung saja menguras bak mandi dulu ya. hehe... tapi ternyata eh ternyata, ekonomi yang ini berbeda. sampai-sampai aku sms gini ke mamah, "Mah, ini mah kereta ekonomi-eksekutif. setelah dari Stasiun Perujakan Cirebon gak akan berhenti lagi di stasiun-stasiun kecil lainnya. berhenti laginya cuma di Cikampek. jadi Eneng pulangnya ke Cikampek (rumah bibi) dulu. (padahal dalam hati takut-takut rumah bibinya kosong)" Stasiun Perujakan Cirebon itu adalah stasiun terakhir kereta berhenti. setelah itu benar-benar bablaaass ke Cikampek. jadi deh mau turun di stasiun dekat rumahnya tidak terlaksana. oh ya, kata temanku juga kalau mau ekonomi yang benar-benar ekonomi, pakainya yang jurusan Surabaya-Jakarta, hanya 28ribu, yang itu baru berhenti di setiap stasiun. hohohoo maklum deh saya kan tidak berpengalaman tentang perekonomian. xD
akhirnya setelah memasang wajah cemberut dan putus asa selama di kereta, sekitar jam dua malam kami mendaratkan kaki di Stasiun Cikampek. :)
bagaimana kisah perjalanan kami selanjutnya?? tunggu episode berikutnya! ;D
by. si Famysa, begadang yuk!
awalnya aku sempat dibuat panik karena bibi dan mamangku yang bertempat tinggal di Cikampek sedang berhaji. lantas aku mau numpang istirahat dimana coba. hmm... dan yang membuatku sebal, bapak-bapak pedagang asongan jadi tiba-tiba riweuh gitu deh terhadap kondisi 'nyasar' kami. guenya aja biasa aja wooyy!! berkali-kali dia bilang, "Kampek, Kampek persiapan... bentar lagi nyampe, Mbak. ayo siap-siap jangan sampai terbawa lebih jauh lagi." padahal aku tahu ketika si bapak asongan itu menyuruh kami bersiap-siap, Stasiun Cikampeknya masih jauuuuh..... gini-gini juga aku kan hafal jalan, hafal sekarang aku baru sampai daerah mana. ckckck... kalau bukan karena ngantuk, beuuuhh..... #lupakan! ada juga si bapak satunya bilang, "jadinya mau turun dimana, Mbak?" --- "Cikampek." ---"Stasiun Cikampek kan udah kelewat tadi." sumpah ya bisa gila gue. jelas-jelas saat itu kami masih berada di kawasan Subang. bodoh sekali aku jika tidak melihat tulisan Stasiun Cikampek yang amat besar dan tidak merasakan keretanya berhenti. hhh...
saking tadi terburu-buru, lapar, lalu mengantuk, aku sampai lupa kalau aku belum solat magrib dan isya. astaghfirullah... namun alhamdulillah setelah dibangunkan oleh kaget, aku langsung ingat dan langsung menunaikan solat isya rangkap magrib dengan tayamum sebagai pengganti wudhunya.
satu pelajaran edan: kukira semua kereta ekonomi selalu berhenti di setiap stasiun. itulah salah satu alasan kenapa aku mau pakai kereta ekonomi, karena aku bisa turun di Stasiun Cipunagara (dekat rumah) lalu tinggal berjalan kaki ke rumahnya. praktis bukan?! selain itu harganya juga murah, cuma 34ribu (tarif sama dengan Semarang-Jakarta). dibandingkan jika harus pakai eksekutif seharga 100ribu sampai Cirebon, atau 55ribu pakai bus patas AC sampai Cirebon, belum lagi ongkos tambahan ke Subangnya kan. weleehh... mau pulang kampung saja menguras bak mandi dulu ya. hehe... tapi ternyata eh ternyata, ekonomi yang ini berbeda. sampai-sampai aku sms gini ke mamah, "Mah, ini mah kereta ekonomi-eksekutif. setelah dari Stasiun Perujakan Cirebon gak akan berhenti lagi di stasiun-stasiun kecil lainnya. berhenti laginya cuma di Cikampek. jadi Eneng pulangnya ke Cikampek (rumah bibi) dulu. (padahal dalam hati takut-takut rumah bibinya kosong)" Stasiun Perujakan Cirebon itu adalah stasiun terakhir kereta berhenti. setelah itu benar-benar bablaaass ke Cikampek. jadi deh mau turun di stasiun dekat rumahnya tidak terlaksana. oh ya, kata temanku juga kalau mau ekonomi yang benar-benar ekonomi, pakainya yang jurusan Surabaya-Jakarta, hanya 28ribu, yang itu baru berhenti di setiap stasiun. hohohoo maklum deh saya kan tidak berpengalaman tentang perekonomian. xD
akhirnya setelah memasang wajah cemberut dan putus asa selama di kereta, sekitar jam dua malam kami mendaratkan kaki di Stasiun Cikampek. :)
bagaimana kisah perjalanan kami selanjutnya?? tunggu episode berikutnya! ;D
by. si Famysa, begadang yuk!
sweet banget blognya.. :D
BalasHapusloh turun dicikampekgak mampir kerumah mamaku?hihihi tapi akunya gak ada :-p
BalasHapusjadi anak hilang, :D
BalasHapusselamat tahun baru 1433H, semangat!!!
masih banyak tugas...
@bang Andy: makasiih :)
BalasHapus@mom Lid: engga tau sih rumah mamahnya tante dimana. kalo tau mah mampir deh. hehe
@d'Anonim: semangat mengerjakan tugas berarti. hehe
BalasHapusselamat tahun baru 1433H juga ^^
Disamping artikelnya yang unik, jarang dijumpai mengandung pelajaran juga ni....
BalasHapuskeren (Y)
thanks :)
Hapus