Jumat, 14 Oktober 2011

Money Politic, Antara Tidak Boleh Tapi Rakyat Senang

hari Senin yang lalu saat mata kuliah administrasi pembangunan, dosen kami, Bu Hartuti terus mengajak kami untuk berpikir terbuka mengenai segala macam permasalahan pembangunan di Indonesia. sedikit hal yang dipaparkannya, yang kiranya dapat menggelitik jari-jariku untuk menorehkannya dalam sebuah tulisan, yaitu fakta seperti ini:
1. setiap pemimpin / kepala daerah di negeri ini pasti mengharapkan mereka bisa mengembalikan modalnya ketika kampanye dan pemilu setelah mereka terpilih (baca: politik balik modal).
menurut saya pribadi, kalau memang tujuan awalnya ingin berlimpah harta, mengapa harus memilih untuk menjadi pemimpin / kepala daerah / pejabat negara / dll semacamnya?? mengapa tidak berwirausaha saja? bukannya itu lebih baik bagi mereka jika mereka memang mengerti. lalu bukankah setiap amanat akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat? lantas mereka mau mempertanggungjawabkan apa jika yang mereka lakukan selama ini hanya bertujuan mengeruk uang sebanyak-banyaknya? 
2. ada realita, pada setiap detik-detik akhir menjelang masa jabatannya, pemimpin di negeri ini seolah angkat tangan untuk segala permasalahan daerahnya. karena ia menganggap sebentar lagi ia akan lengser, kenapa juga ia mesti repot-repot menyumbang sesuatu yang berharga untuk daerahnya. 
ckckck... idealnya bukankah seharusnya setiap pemimpin itu berpikir seperti ini: "apa yang akan saya berikan pada daerah ini di akhir masa jabatan saya untuk sekedar memberi kenang-kenangan baik pada warga?" bukannya malah meniatkan diri untuk lepas tangan.
saya juga merasa miris karena hal serupa terjadi pada bapak saya. yaa... walaupun hanya kepala desa, tetapi ya tetap saja beliau adalah seorang pemimpin dan abdi negara.

beberapa waktu yang lalu saat sedang melintasi area desa (wilayah kepemimpinan bapak) menggunakan mobil, kami sama-sama melihat dan merasakan kondisi jalan desa yang tidak lagi mulus. lalu bapak berkata seperti ini, "warga mendemo bapak minta supaya jalan diperbaiki lagi. padahal jalan ini sudah sering sekali bapak perbaiki. sudah ah sekarang gak usah diperbaiki lagi. biarkan saja ini menjadi pekerjaan kepala desa setelah bapak nanti. orang bapak menjabat cuma sekitar lima bulanan lagi kok. kalau jalan ini diperbaiki sama bapak sekarang, ya nanti enak kepala desa mendatang dong." saya hanya melempar senyum tanpa berkomentar. soalnya waktu itu saya belum dapat ilmunya. jadi takut salah-salah ngomong nanti malah debat kusir dengan bapak. secara bapak kan lebih senior dan jam terbangnya jauh lebih tinggi dibanding saya yang baru makan pendidikan politik kemarin sore. hehe.. 

ada pula realita semacam ini... (cerita bapak)
"pak anu, kakaknya kepala desa (desa X, bukan desa bapak) sekarang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa menggantikan adiknya. ceritanya semalam dia begadang di rumah bapak ingin meminta nasehat dan tips. di rumah bapak semalam kan lagi rame karena sedang banyak tetangga bantu-bantu persiapan hajatan. pak anunya pede banget gak bawa apa-apa, sekedar rokok untuk basa-basi pun tidak. jadi deh para tetangganya bergunjing setelah pak anu pulang. kata para tetangga 'gimana mau dipilih sama kita, ngasih rokok aja nggak. padahal sudah jelas-jelas ini sedang begadang rame-rame.' "
nah loh... jadi harusnya gimana tho? bukannya sekecil apapun money politic itu tidak diperbolehkan? (idealnya). tapi jika melihat kenyataan rakyatnya juga senang dengan kucuran money politic itu, dimana calon pemimpin harus memposisikan dirinya?? serba salah ya.. hmm...
dengan berbagai fenomena minus seperti itu, bapak jadi melarang keras saya untuk menjadi 'kepala'. "sudah anak perempuan bapak mah gak usah ada yang jadi kepala-kepalaan. pusing, Neng.. takutnya stres. bapak saja laki-laki stres, apalagi kalau perempuan."
weleh-weleeeehh....... -______-

sebenarnya inti dari judul postingan ini hanya untuk meransang teman-teman semua agar mau mendiskusikannya. siapa tau bermanfaat, dan siapa tau juga beberapa diantara kita adalah calon pemimpin dari surga. aamiin... :)

bagaimana menurutmu??
by. si Famysa calon pemimpin

6 komentar:

  1. Hoooo... saya juga dapet kuliah "Administrasi Pembangunan" dulu, waktu semester 5... Eh, apa 4 ya?

    Tapi administrasi pembangunan yang lebih ke planologi.... ^_^

    BalasHapus
  2. heee :D saya saya saya calon pemimpin insya allah amanah B) mimpin diri sendiri dulu aja hhohho gw banting setir bener2 dah dulu gw pengen banget jadi presiden :P

    sebenarnya tugas kita nih, tugas yang amat berat, menyadarkan bahwa politik itu bukan sesuatu yang buruk, buruk itu individunya. Serta mengembalikan citra perpolitikan serta pemerintahan, karena pemerintah dan rakyat merupakan satu kesatuan yang harusnya mutualisme #alah jadi berasa di kelas :P

    BalasHapus
  3. wah gak ada mata kuliah itu dulu ::)

    BalasHapus
  4. @bang Asop: harusnya kita bisa kerja sama bang.. yang penting sama2 administrasi pembangunan tho.. supaya dapat saling mengisi xD

    @Tiara: siiipp lah neng ;D
    aamiin... ntar lu jadi presiden, gw jadi pengusaha gede ya. ahaaay xD

    @mom Lid: kalau mau materi tentang adm.pembangunan boleh tan, tak kasih deh. hehe

    BalasHapus
  5. wah, eic juga ada mata kuliah administrasi pembangunan tapi ntar semester 4...hehe
    nice post Fa... :)

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend