tema postingan kali ini berdasarkan pertemuan anggota FLP Semarang di acara senam dan jalan santai yang diselenggarakan fakultas psikologi Unissula, hari Minggu lalu.
mari sekarang kita bicara mengenai penulis dan penerbitan. ^^
ketika sedang asyik berbincang-bincang mengenai rencana liburan kami ke Gunung Sindoro, tiba-tiba Kak Adi (ketua FLP Tembalang) menanyakan tentang projek novel masing-masing dari kami. baik aku maupun Kak Adi sendiri menjawab 'belum rampung'. tetapi ketika tiba giliran Mbak Putri (mahasiswa FK Unissula) menjawab sedang dalam antrian penerbitan, kami semua terperangah. wuaahhh..... hebaaatt!! akhirnya muncullah berbagai pertanyaan. salah satunya adalah pertanyaan 'bagaimana ceritanya kok bisa sampai ke penerbit dan sedang dalam proses penerbitan gitu?'
silahkan disimak cerita dari Mbak Putri...
judulnya Sujud Cinta di Masjid Nabawi. awalnya aku gak berniat untuk nulis. novel itu pun asalnya tidak akan kulanjutkan lagi kisahnya. ceritanya waktu tulisanku baru 60 halaman, laptopku dipinjam teman, lalu tanpa kuketahui ternyata temanku membaca novelku dan mengkopinya. selain itu, temanku juga mencetak novelku dan memperlihatkannya pada teman-temannya yang lain (kebetulan kami beda universitas). setelah teman-temannya membaca, tiba-tiba dia bilang padaku, "Put, teman-temanku pada nanyain lanjutan novelnya mana. maaf dulu aku gak izin dulu ngopi novelmu dari laptopmu." maka dengan terpaksa aku pun melanjutkan kembali kisah di novel itu. hingga akhirnya temanku yang mempunyai saudara di penerbitan mengusulkan agar aku mengirimkan naskahnya pada penerbit tempat saudaranya bekerja. aku gak ngerti sama sekali. maka dengan bantuan temanku itu, terkirimlah naskah novelku ke penerbit. setelah kurang dari satu bulan menunggu kabar, akhirnya aku dikabari oleh pihak penerbit bahwa novelku layak terbit. aku akan mendapatkan uang dua juta per 3000 eksemplar novel. dan sekarang uangnya sudah sampai bahkan sudah habis lagi, tapi novelnya masih dalam antrian terbit. aku benar-benar gak menyangka. soalnya itu tuh beneran cuma iseng-iseng doank...
-cerita melewati tahap lebayisasi-
ini dia cover novelnya Mbak Putri... |
menurut prediksi Kak Adi sihhh... sepertinya novel Mbak Putri itu akan terbit pada bulan puasa mendatang. soalnya klop gitu dengan temanya.
memang yaa jika Allah sudah menghendaki, semuanya pasti akan terjadi. baik itu direncanakan sebelumnya atau tidak oleh manusia. aku cuma berkomentar, "wah, Mbak, berarti Allah sudah meridhoi Mbak di jalan ini. lanjutkan, Mbak." selebihnya semoga cerita Mbak Putri di atas dapat menginspirasi dan memotivasi kita agar lebih serius lagi dalam menulis.
dari cerita di ataslah kami jadi mendiskusikan tentang penerbitan.
inilah beberapa fakta yang perku diketahui oleh para penulis pemula (seperti saya. haha.. aminn):
1. dalam pembagian keuntungan antara penerbit dan penulis itu ada yang namanya royalti, semi royalti, dan putus (penulis hanya dibayar dimuka sebagai tanda penerbit telah membeli ide yang tertuang dalam karyanya. selanjutnya penulis tidak mendapatkan keuntungan materi apa-apa lagi kecuali rasa bangga).
2. karya yang dikirim ke penerbit akan mempunyai nilai tambah dan bayaran yang plus juga jika penulis menyertakan embel-embel organisasi kepenulisan ternama yang terpercaya kredibilitasnya (contohnya seperti FLP).
3. suatu karya akan lebih menarik perhatian pembaca jika pemberi testimoninya adalah orang yang sudah terkenal dan memang ahli di bidang sastra atau kepenulisan (contohnya seperti Afifah Afra, Kang Abik, Asma Nadia, dll).
4. sebagai penulis pemula, kita harus aktif bertanya-tanya, mencari tahu sejauh mana perkembangan karya kita agar meminimalisir segala modus penipuan.
5. penulis juga bisa mengambil alih dalam proses marketing atau pemasaran. seperti dengan bedah buku individu (tanpa kehadiran penerbit), pemasaran dan promosi oleh pribadi, dll. karena faktanya jika kita hanya mengandalkan bakat 'penulis' kita, itu tidak akan membuat kita kaya. yang membuat kaya itu sebenarnya ada pada pemasarannya. jadi apa salahnya jika kita ikut andil dalam memasarkan... penulis, oke! marketing, siap!
6. surat perjanjian antara penulis dan penerbit harus diperhatikan dengan teliti. baik itu sistem pembagian keuntungannya, objek pemasarannya, percetakannya, dll. jangan sampai suatu saat kelak kita menyesal karena telah menandatanganinya.
7. intinya walaupun sebagai penulis pemula, kita jangan terlampau polos dalam menanggapi semuanya. bersikap dewasa dan cerdas lah, kawan! ;D
semoga bermanfaat informasinya. kurangnya silahkan ditambahi.. lebihnya silahkan dikantungi oleh kantong masing-masing saja. hahaa *jayus, bukan Gayus.
happy writing all....!!! ^^
by. sii Famysa, the writer :D
ada tiga syifa, 1. royalti, 2. semi-royalti, 3. beli putus.
BalasHapusiyaa kak.. udah sfa tulis kan di atas juga..
BalasHapus