Senin, 05 Desember 2011

10 Karakter Muslim Idaman

dari kajian mentoring mingguan
  • lurus dan benar akidahnya
  • lurus dan benar ibadahnya
  • akhlak mulia
  • berwawasan luas dan cerdas
  • pandai menjaga waktu
  • manajemen hidupnya teratur
  • memiliki jiwa enterpreneur
  • mampu mengendalikan nafsu
  • bugar, sehat jasmani dan rohani
  • bermanfaat bagi orang lain
semoga diantara kita sedikitnya memiliki tiga sajalah karakter di atas yang benar-benar dapat kita unggulkan.

yakin bahwa Allah selalu bersama kita, maka istiqomah dan berkomitmen lah! jangan sampai kita menjadi bebek yang hanya bisa menjadi pengikut saja. hidup butuh prinsip, coy! 
good luck ;)

by. si Famysa, lagi badmood nulis --"

Minggu, 04 Desember 2011

See You At The Top!

oleh-oleh Emotional Quotient with Bong Chandra (motivator termuda nomor 1 di Asia)

GET YOUR SKILL FOR UNLIMITED SUCCESS!

if you wanna be success, lets check it out!
maaf tanggal kameranya waktu ngambil foto ini salah. bukan 2007, tapi 2011 --"
  • i'm the special one! i'm the great!
berpikiran positif bahwa kita adalah orang spesial, orang hebat. bukan untuk menyombongkan diri, tetapi untuk memotivasi kita dan menghadirkan energi positif dalam diri kita. 
ada cerita dalam poin ini tentang seorang anak miskin yang bermimpi ingin berlayar dengan kapal pesiar mewah. setiap hari si anak menabung sedikit demi sedikit dari hasil kerja kerasnya hingga kemudian terkumpul lah uang sejumlah harga tiket kapal pesiar itu. singkat cerita, si anak sudah berada di dalam kapal pesiar yang dia inginkan itu. ketika waktu makan malam tiba, si anak kaget ketika ternyata dia dihadapkan dengan restoran berkelas dan paling bergengsi di kapal tersebut. dia berpikir bahwa makanan dan minuman yang tersedia di sana pastilah sangat mahal harganya, sedangkan dia tidak membawa uang banyak karena uangnya telah habis untuk membeli tiketnya saja. lalu dia menyingkir dari barisan dan dia pun duduk di luar, di pojokan kapal, dan hanya memakan roti gandum yang dibekalnya dan yang mampu dibelinya. setiap waktu makan tiba dia selalu seperti itu. hingga petugas kapal mencurigainya. bagaimana tidak dicurigai, setiap waktu makan dia selalu 'mojok' dengan roti gandumnya. petugas curiga jangan-jangan anak itu adalah penumpang ilegal yang tidak memiliki tiket. kemudian petugas pun menghampirinya dan berkata padanya, "hei, kau, coba tunjukkan tiketmu!" si anak pun memperlihatkan tiketnya pada petugas. lalu petugas bertanya, "kenapa kamu tidak makan bersama yang lain di dalam sana?" si anak menjawab, "aku tidak punya uang banyak untuk membeli makanan-makanan mewah di sana." lalu apakah yang terjadi... si petugas malah tertawa terpingkal-pingkal sambil berkata, "bodoh sekali, kau. coba kau lihat tulisan di belakang tiketmu. harga tiket itu sudah termasuk harga makan selama kau di sini. kau bebas makan sepuasnya di dalam. hahahaaa..."
hikmah yang dapat kita ambil dari cerita di atas yaitu kerja keras tetapi merasa tidak layak tidak aka bisa mencapai sukses! kerja keras di sini dapat diartikan dengan kerja keras yang dilakukan si anak dalam mengumpulkan uang. ketika si anak telah mendapatkan tiket yang diinginkannya, dia tidak merasa layak untuk berada di dalam lingkungan itu (restoran mewah). dia memang miskin, dan dia akan semakin miskin jika dia merasa tidak layak untuk menjadi orang kaya, padahal 'kaya' itu sudah berada di depan matanya. dia tidak bisa mencapai sukses dalam hal menikmati segala layanan dalam kapal pesiar itu.
ada satu lagi cerita dari seorang Bruce Lee. konon dahulu kala ketika ia masih menjadi orang biasa-biasa saja, ketika seluruh saudara-saudaranya membubuhkan tanda tangan di album keluarga mereka, Bruce Lee dengan PDnya tanda tangan sehalaman penuh di halaman album terdepan. saudara-saudaranya pun mengejek, "tanda tangan jelek gitu kok di depan, gede lagi." lalu dengan optimis Bruce Lee berkata, "biar tanda tanganku jelek, suatu hari orang-orang akan banyak mengejar tanda tanganku." dan terbuktilah! Bruce Lee menjadi aktor hebat dan namanya selalu diingat hingga ketiadaannya pun.
satu yang perlu kita ketahui, orang sombong adalah orang yang sesumbar tetapi tidak bisa membuktikan. hanya rasa layak dan percaya diri lah yang dapat membuktikannya.

  • standar hidup yang tinggi
jangan cepat puas dengan apa yang kita dapatkan/miliki sekarang! karena bagus saja tidak cukup (good is not enough). kita harus berani berkata tidak pada yang baik, tetapi harus berkata ya pada yang tepat.
lihatlah Steve Jobs. mulai dari pemilihan nama untuk produk (Apple)nya pun memerlukan waktu yang lama. berbagai saran nama dan logo dari rekan kerjanya tidak ada yang dia terima. bukan karena jelek, bukan karena tidak berkualitas, tidak sesuai, atau apapun, tetapi karena Steve Jobs tidak ingin hanya sekedar baik saja. hingga akhirnya dia menemukan nama Apple dengan logo (asalnya) buah apel, lalu karena dia menganggap masih ada yang kurang, maka jadilah buah apel dengan bekas gigitan. bahkan hingga pemilihan nama 'ipad' pun dia rumuskan matang-matang. ipad 1 ke ipad lainnya pun jarak peluncurannya memakan waktu lumayan lama. tetapi apa hasilnya? laris manis bukan?! itu merupakan buah dari standar hidupnya yang tinggi. ia tidak cepat puas dengan sesuatu yang baik, ia inginkan lebih dari itu jika memang bisa.
seperti itu pula Bong Chandra pada saat menulis bukunya yang pertama (Unlimited Wealth), dia tidak puas hanya dengan satu eksemplar buku. oleh karena itu, dia memberikan bonus CD seminarnya pada buku itu. setelah menambahkan CD, dia masih merasa ada yang kurang. lalu dia pun memberikan tiket seminar seharga jutaan rupiah gratis pada setiap buku. namun dia kembali tidak puas hingga kemudian terpikir untuk menyumbangkan 100% royalti dari bukunya pada panti asuhan. dan lagi-lagi dia merasa kurang sreg juga. dia pun menambahkan gambar-gambar lucu pada bukunya agar menarik untuk dibaca. hmm... setelah ini masih ada saja kekurangannya. hingga pada tahap akhir, jadilah buku tersebut dengan habis dibaca dalam waktu 10 menit/bab.
the enemy of a good life is a great life! hidup ini tidak sekedar good, great, excellent... but get outstanding!

  • perbesar kapasitas/daya tampung
mari kita belajar dari ember 10 liter. suatu saat kita ingin menampung air lebih dari 10 liter. namun jika kita terus mengisi ember 10 liter itu hingga melebihi daya tampungnya, apa yang terjadi? luber kan. yang harus kita lakukan adalah mengganti embernya dengan yang lebih besar daya tampungnya, bukan memaksakan mengisi air hingga luber.
nah begitu juga kita. jika ingin sukses, maka perbesar kapasitas kita. yang awalnya tidak mau belajar, tidak mau mendengarkan saran dari orang lain, sekarang belajarlah dan dengarkan saran dari luar yang membangun kita tentunya. yang awalnya waktu tidurnya lebih banyak dibanding waktu bekerja keras menjalankan misi sukses, sekarang ubahlah menjadi kurangi waktu tidur dan perbanyak jalankan misi sukses. dll pokoknya deh..
sekarang pertanyaannya, gimana sih caranya memperbesar kapasitas kita? jawabannya yaitu ubah prioritas kita dan bangun komunikasi! -seperti sudah disinggung di atas- misalnya nih ya, kita diundang makan malam oleh Bill Gates di rumah makan yang isinya makanan favoritmu semua, apa yang akan kamu pilih? Bill Gatesnya atau makan malamnya? boleh kita memilih makanan favorit kita, tetapi mungkin kita tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa dari Bill Gates karena prioritas kita adalah makanan. berbeda jika ketika makan malam berlangsung, kita justru membangun komunikasi dengannya. ajak dia mengobrol kecil-kecilan, bicarakan tentang misi dan visi hidupmu. dari situ akan terjalin suatu komunikasi yang menyenangkan. barangkali dari ngobrol-ngobrol itu kelak kamu diundang makan malam lagi oleh Bill Gates. atau barangkali kelak kamu dijodohkan dengan anak atau saudaranya Bill Gates. hehe... tentunya tawaran-tawaran menarik ke depannya tidak akan kamu dapatkan jika kamu lebih memilih makan dan makan saja.
ingat.. sukses dan kaya bukanlah tujuan, tetapi efek samping dari kapasitas. ubah prioritas kita; dahulukan peluang dari uang!

  • sedikit egois, banyak empati

kenapa kita perlu egois? jawabannya karena mustahil kita bisa menolong orang lain jika kita tidak bisa menolong diri sendiri. begitu juga sukses, aneh banget kan kalau orang malas-malasan mengajak kita untuk sukses. yang ada kita malah akan meragukannya.
contohnya nih bagi yang sudah pernah naik pesawat (cuung siapa yang pernah?? si aku mah belum pernah. hehe). biasanya kan ada banyak instruksi macam-macam ya, seperti pasang sabuk pengaman, pasang oksigen dalam keadaan darurat, memakai parasut (darurat juga), dll -si aku kagak tau lagi xP-. nah instruksi-instruksi itu biasanya juga diikuti perintah 'pasang dahulu pada diri anda, baru pada anak-anak anda'. sekilas sih kok jahat benaaar, masa iya seorang ibu menyelamatkan dirinya dahulu sebelum menyelamatkan anak tercintanya. ckck... ternyata kembali lagi pada kalimat pertama, mungkinkah seorang ibu itu bisa menyelamatkan anaknya sebelum dia sendiri mengamankan dirinya dengan memakai peralatan-peralatan itu? kalaupun si ibu keukeuh mendahulukan anaknya, lalu nanti jika ada apa-apa dengan ibunya, siapa yang akan menolong anaknya. sementara orang lain juga sedang sibuk dengan penyelamatan dirinya masing-masing.
contoh berikutnya. Bong Chandra kecil paling suka jika diajak main oleh temannya yang kaya raya. setiap kali main dengannya, makanan dan cemilan selalu tersedia setiap saat. 30 menit pertama, burger. 30 menit kedua, kentang goreng. 30 menit berikutnya pizza. dan seterusnya masih banyak lagi. Bong kecil dengan senang hati langsung melahap makanan-makanan yang disediakan memang untuk mereka, sedangkan teman yang lainnya banyak yang menolak karena saking manut pada petuah kuno 'jangan seenaknya menerima pemberian dari orang, malu'. padahal saat itu mereka memang sedang kelaparan. so, siapa yang rugi? mereka, kan. bukannya pemberian dari tuan rumah itu halal bagi tamunya. hhoo... dari situ muncullah ide dari Bong kecil. dia membungkus jatah makanan teman-temannya untuk dibawa pulang. setelah dibawa pulang, dia bagi-bagikan deh kepada saudara-saudaranya.
contoh lagiii.... Bong Chandra meminta pihak Gramedia untuk memajang bukunya (Unlimited Wealth) di kasir, karena menurutnya itulah lokasi paling strategis yang akan selalu dikunjungi pembeli. selain di kasir, Bong juga meminta agar bukunya di pajang di deretan recommended dll. tentu kita akan berpikir 'serakah amat nih Bong, tempatnya diambil semua sama dia. nanti gimana nasib penulis lainnya dong kalau Gramed dipenuhi oleh buku Bong di setiap sudut.' nah ternyata eh ternyata, bukunya Bong kan 100% royaltinya akan disumbangkan pada panti asuhan, jadi semakin banyak yang beli, semakin banyak juga dana untuk panti asuhan yang terkumpul kan. hmm...
itulah beberapa contoh sedikit egois untuk banyak empati. sang ibu yang egois tapi nanti bisa empati dengan menolong anaknya atau bahkan menolong orang lainnya juga. Bong kecil yang egois membungkus jatah orang kemudian dapat berempati untuk membagikannya pada saudara-saudaranya. Bong Chandra yang egois mengambil tempat banyak di Gramedia untuk kemudian berempati menyumbangkan royaltinya pada panti asuhan.
maka jadilah penerima yang baik, bukan hanya jadi pemberi yang baik!

  • ask for more!

lo tau gak siiihh.... sebagian besar dari orang-orang kaya Amerika adalah orang yang suka nawar kalau beli barang. tuuh kan mereka saja hobi tawar-tawaran, kok aku tidak ya. hmm... selain suka nawar, mereka juga suka beli barang diskon (ini sih gue banget) dan suka beli barang bekas. ckck... jauh sekali dengan budaya beli-belian orang Indonesia. pantas saja susah kaya. #naudzubillah..
Bong Chandra juga sangat hobi nawar. dia cerita ketika bukunya jadi, dia ingin memasang iklan di Kompas. Bong awalnya bercanda pada pihak Gramedia, "Pak, Kompas kan bekerja sama dengan Gramedia ya. berarti boleh dong saya pasang iklan di sana satu halaman penuh gratis?" --- "sebentar saya tanyakan dulu," jawab pihak Gramedia. dan ternyata jawabannya iya, boleh, gratis. kemudian Bong melakukan tawar-menawar lagi, "Pak, Hotel X kan punyanya Kompas juga. boleh gak kalau saya mengadakan seminar dan bedah buku di sana gratis juga?" jawabannya ternyata tidak boleh pemirsa. hhoo... tapi, Bong mendapat diskon sewa 50%. wow banget kan! dari MBA (Modal Bacot Aja) jadi beruntung besar. itu dia manfaatnya kalau kita mau meminta lebih.

  • change should become must!

kenal Sylvester Stallone kan? -aku gak kenal. hihii- dahulu ketika namanya belum dikenal, dia sangat terobsesi ingin jadi aktor. dia rajin ikut audisi kesana-kemari walaupun hasilnya nihil. hingga suatu waktu ketika dia sedang sangat putus asa akibat selalu ditolak, dia menonton pertandingan tinju di tempatnya langsung. di sana dia melihat seorang petinju tangguh melawan pendatang baru yang levelnya jauh di bawah petinju tangguh itu. meskipun ketakutan, pendatang baru itu bertekad untuk tetap berdiri walaupun dia kalah. dan terbukti.. ronde 1, pendatang baru dipukul jatuh oleh si tangguh, dalam hitungan kurang dari 10 si pendatang baru kembali berdiri. ronde 2 juga seperti itu. ronde 3, ronde 4 hingga ronde 15 (terakhir) yang dilakukan si pendatang baru hanyalah bertahan untuk tetap berdiri walaupun tetap pada akhirnya dia lah yang kalah. pada awal-awal pertandingan, penonton banyak yang mengelu-elukan si tangguh, tapi pada ronde 10 dan seterusnya, tepuk tangan dan dukungan penonton berpindah pada si pendatang baru. bahkan saat penobatan juara, ketika disebut juara satunya adalah si tangguh, penonton biasa saja. dan ketika si pendatang baru disebut sebagai juara dua, tepuk tangan penonton begitu membahana.
Syl belajar dari kisah itu. masa dia putus asa hanya karena ditolak audisi. itu belum seberapa dibanding si petinju pendatang baru yang harus babak belur dihajar si tangguh. akhirnya Syl bangkit. dia berpikir bahwa dia harus membuat sesuatu yang dapat mengantarkannya menjadi aktor. lalu dia buatlah naskah film Rocky. setelah naskahnya selesai dia buat, dia datang lagi ke tampat audisi. tapi bukan untuk ikut audisi melainkan untuk memberikan naskahnya pada produser film. setelah dibaca produser, produser pun tertarik. lalu Syl ditawari 35000 dolar untuk naskah tersebut. Syl senang bukan kepalang. dia menyalami produser dan bertanya, "jadi kapan saya mulai syuting?". produser terkaget-kaget dengan pertanyaan Syl. dia menjawab, "saya hanya membeli naskahmu, tapi tidak untuk diperankan olehmu. saya akan mencari bintang yang lebih berbakat memerankan peran ini." Syl kecewa. diambilnya lagi naskahnya. beberapa minggu berlalu. tiba-tiba datang telpon dari produser yang menyatakan bahwa dia akan menambah bayarannya 2 kali lipat dari harga semula. Syl pun dengan berbunga-bunga datang lagi ke produser. lagi-lagi dia bertanya, "jadi kapan saya mulai syuting?" dan jawabannya sama seperti di awal. Syl tidak diinginkan memerankan naskahnya sendiri. Syl menolak lagi. dia pulang. minggu-minggu berikutnya Syl kembali mendapat tawaran dari produser untuk membeli naskahnya, bahkan harganya sampai mencapai ratusan ribu dolar. Syl tetap tidak mau menerima sebesar apapun jumlah yang ditawarkan produser jika bukan dia pemeran utamanya. dia hanya bercita-cita menjadi aktor, bukan sebagai penulis naskah. hingga suatu hari produser kembali menelpon, Syl sudah terlalu hafal dengan suaranya. tanpa menunggu produser berbicara lebih banyak lagi, Syl berkata dengan tegas, "saya atau bukan aktornya?" tiada pilihan lain bagi produser selain mengiyakan Syl untuk jadi aktornya karena saking jatuh cintanya produser pada naskah itu. namun penawaran kembali ke harga awal, 35000 dolar. Syl menerima dengan sangat senang. karena tujuan dia bukanlah uang, tetapi cita-citanya (aktor). dari memperjuangkan cita-citanya ini, Syl tetap bisa mendapatkan uang. filmnya laku keras dan meraup untung besar.
mulai sekarang mari kita bersikap seperti Syl. ubah 'seharusnya saya kaya' menjadi 'saya harus kaya!'. eh tapi ingat ya, kalau ingin keukeuh seperti Syl, syarat dan ketentuan berlaku. hehe..

  • jatah sukses
Tuhan tidak membenci orang malas. tapi Tuhan mengizinkan orang rajin untuk mengambil jatah orang malas.
Lucky hate static, but love dinamic!
jaga jatah sukses anda, jangan sampai diambil oleh orang lain.
silahkan pilih, bayar harga sekarang atau nanti?!
ketika kita punya impian, lakukan dengan cepat sebelum pesimisme muncul.
kerjakan hal yang kata orang mustahil. lakukan apa yang tidak orang lain lakukan. jangan ikut mayoritas.
jangan batasi impianmu dengan pendapat orang lain.
tentang arus secara positif, karena hidup memang harus melawan arus.
sejarah hanya ditulis oleh pemenang.

itu dia wejangan dari Bong Chandra. sayangnya aku tidak mendapat kesempatan untuk bertanya. hukhuk.. padahal sudah mengangkat tangan bahkan sampai berdiri loncat-loncat agar terlihat. hhh.... bukan waktu untuk saya mungkin ya.. tapi.. tapiii... senangnya aku bisa bertemu dengan Bong, berhasil mengambil fotonya (padahal dilarang foto-foto loh.. hihii... si aku kan minta panitia yang motoinnya pakai kameraku. mengaplikasikan ask for more gitu deh :D), terus juga si aku bisa melihat Bong dari dekat dan bersalaman dengannya, dapat tanda tangannya pula. yaa sedikit kecewa sih soalnya bukan di bukuku, tapi di bukunya Khas. tak apalah.. yang penting saya mendapat kebanggaan lebih karena saya yang mengejarnya ;D

by. si Famysa, reporter

Rabu, 30 November 2011

5 Tips Sukses

oleh-oleh EQ Training by Mas Andi Kusuma

dari mana kita berasal adalah sama. namun proses yang membentuk kita lah yang membedakan kita.

  • fokus

hadirkan pikiran, hati, dan seluruh indera untuk menjadi jendela ilmu dan pintu masuknya ilmu & hikmah.
  • mempunyai tujuan yang jelas
terapkan long life concept dalam hidup kita, yaitu konsep hidup seolah-olah kita akan hidup panjang. dengan begitu kita akan penuh semangat dalam mencapai tujuan. jadikan hidup kita lebih bermakna.

  • jalani proses yang ada
ingin berubah? tinggalkan zona nyaman!

  • ambil kesempatan dan selalu jadi yang terbaik
gantungkan cita-citamu setinggi langit karena semuanya akan indah pada waktunya.

ada sebuah cerita pada poin ini, tentang seorang guru dan muridnya. begini ceritanya...
seorang murid bertanya pada gurunya, "Guru, bagaimana caranya agar saya bisa sukses?". sang guru malah balik bertanya, "siapkah kamu untuk menjalani langkah untuk sukses itu?". "siap, Guru," jawab sang murid. sang guru pun mulai memberikan arahan pada muridnya, "kamu lihat jalan setapak yang dipenuhi bunga-bunga itu? berjalanlah kamu di sana. lewati jalan setapak itu. namun ada beberapa syaratnya, yaitu kamu harus terus berjalan hingga garis finish tanpa menoleh ke belakang. kamu boleh berhenti untuk beristirahat, tetapi kamu tidak boleh menoleh apalagi mundur. lalu jika kamu menemukan satu bunga yang menurutmu paling cantik dan paling indah, petiklah bunga itu, bawa kemari." tanpa banyak kata, sang murid menganggukkan kepala tanda mengerti dan segera melaksanakan perintah gurunya. 
setelah beberapa lama berjalan, sang murid melihat bunga yang menurutnya paling cantik dan paling indah. namun ketika dia hendak memetiknya, timbul pernyataan dalam hatinya 'jangan-jangan di depan masih ada bunga yang lebih cantik dan lebih indah dari ini. ah sudah lah ini tak usah kuambil dulu'. tak lama setelah kakinya mulai melangkah lagi, dia kebingungan. dia ingin bertanya pada gurunya tetapi dia tidak boleh kembali lagi sebelum sampai garis finish. akhirnya dia kembali berjalan, dan dia pun melihat lagi bunga yang menurutnya paling cantik dan paling indah. dia sudah hampir memetiknya, tetapi lagi-lagi dia berpikir seperti pikiran sebelumnya. kemudian dia memutuskan untuk berjalan lagi. hingga lagi-lagi dia menemukan bunga yang paling cantik dan paling indah. dia ingin memetiknya, tetapi kembali dia urungkan niatnya. pikiran-pikiran itu kembali datang dan selalu datang setiap dia melihat bunga yang paling cantik dan paling indah. 
beberapa bunga yang paling cantik dan paling indah telah dia lewati. tanpa sadar ternyata dia sudah sampai di garis finish. dia kembali menemui gurunya dan memberikan laporan perjalanannya. sang guru bertanya, "mana bunga yang paling cantik dan paling indah menurutmu yang kuperintahkan untuk kau bawa kemari?" dengan sangat menyesal sang murid menjawab, "aku tidak membawanya, Guru. aku bingung setiap aku menemukan bunga itu. aku takut jika aku memetiknya ternyata di depan justru ada bunga yang lebih cantik dan lebih indah daripada yang akan kupetik itu."
apa hikmah yang dapat diambil dari cerita di atas? hikmahnya yaitu kesungguhan dalam mencapai cita-cita itu ternyata tidak cukup dengan usaha keras kita saja, tetapi bagaimana cara kita selalu mengambil dan memanfaatkan peluang yang ada. kita ibaratkan 'bunga yang paling cantik dan paling indah itu adalah peluang'. apa yang terjadi ketika sang murid terlalu takut untuk memetik bunga-bunga itu? dia tidak mendapatkan apa-apa dari perjalanannya kecuali rasa lelah. dia terlalu banyak berpikir dan takut ketika kesempatan itu justru datang menghampirinya. padahal bayangkan jika sang murid dapat mengambil minimalnya satu saja kesempatan yang datang padanya, dia pasti dapat mewujudkan cita-citanya untuk sukses.
oleh karena itu, ketika kesempatan datang, ambillah! jangan ditunda-tunda, karena kesempatan yang sama tidak akan datang dua kali ;)

  • berani
kenapa mesti takut, karena sesungguhnya kita adalah pemenang hidup. dari awal penciptaan kita hingga lahirlah kita ke dunia ini juga telah cukup membuktikan bahwa kita adalah pemenang.


filosofi daun:
hiduplah seperti daun. ketika hidup, ia berguna bagi makhluk hidup lainnya karena ia lah kita dapat menghirup oksigen secara bebas. ia tak jemu-jemu berfotosintesis demi kelangsungan hidup makhluk hidup banyak, terutama manusia. dan ketika ia gugur pun, ia membusuk, ia dapat menyuburkan tanah. :)

ACTION!
DO THE BEST!
CHANGE YOUR MIND 100%, AND PREPARE YOUR SELF TO BE A SUCCESS PEOPLE!

by. si Famysa, calon orang sukses

Sabtu, 26 November 2011

From Cikampek To Cipunagara

Stasiun Cikampek, pukul 02.00...
celingukan. saling bertanya "kita mau kemana sekarang?". ke kanan, ke kiri, stasiun itu tampak meyeramkan bagi kami. sepi. hanya ada beberapa pedagang asongan yang berwajah tajam. kami hendak ke petugas stasiun menanyakan jadwal kereta ke Cirebon, tapi ketika sudah hampir masuk ke ruangan petugas, "gak jadi ah. takut juga di dalam cowok semua. ini kita cewek cuy.. takut diapa-apain ah. cari mushola aja yuk!" kata Tian. sambil berjalan menuju mushola, kucoba menelpon rumah bibiku yang berlokasi di Perumahan Pucung Baru. untungnya mamahku sempat membalas smsku yang meminta nomor rumah bibi. padahal ketika aku sms sudah sangat malam. oh mamah.... :-* tak terlalu lama aku menunggu, di seberang sana sudah ada jawaban. alhamdulillaaah rumahnya tidak kosong. 
(S = Syifa, I = Ibu Pengasuh Haura -lupa namanya, Bu. maaf. hehe-)
S: halo asalamu'alaikum...
I: wa'alaikumsalam...
S: ini rumahnya Bi Icah kan?
I: iya. ini sama tetangganya. ini siapa?
S: oh Ibu.. ini Syifa, Neng Syifa. jadi Ibu sekarang lagi di rumah bibi?
I: oohh Teh Syifa. iya ada apa, Teh? iya ini kebetulan Ibu lagi di rumah bibi. tadi siang Khansanya bilang pengen tidur di rumah. jadi deh ini sekarang pulang. padahal biasanya tidur di rumah Ibu.
S: ini, Bu... Syifa sekarang ada di Stasiun Cikampek. baru pulang dari Semarang naik kereta, turunnya di Cikampek gara-gara gak berhenti di stasiun dekat rumah. Syifa mau pulang ke rumah bibi dulu boleh?
I: ya Alloh, Teteeeh... iya sok atuh ke sini aja. hafal kan alamatnya? 
S: iya hafal kok, Bu. naik ojek ya?
I: iya, Teh ngojek aja. insya Allah aman kok. sok gak usah takut ya naik ojek aja... nanti Ibu tunggu di depan gerbang.
ketika tepat sampai di mushola hendak beristirahat di sana, aku berteriak, "hey, kita ke rumah bibiku aja yuk! naik ojek. dekat kok dari sini." dengan segera Tian dan Ayu mengiyakan. bahkan Tian sampai berterima kasih padaku. katanya untung ada Syifa, jadi kita gak akan terlantar. hohoho.. pertolongan Allah memang selalu datang tak disangka-sangka. 

di depan stasiun...
terjadilah tawar-menawar dengan tukang ojek. beruntung lah kami karena aku hafal area dan aku Sunda tulen. hehehe... secara tukang ojeknya ngomong pakai bahasa Sunda. awalnya dia (ojek) sempat bertanya membingungkanku.
(S = Syifa, O = Ojek)
O: kamana, Neng?
S: Pucung, Pa.
O: Pucung mana nya?
S: Pucung... nya Pucung. emang aya sabaraha Pucung kitu di dieu? Pucung Cikampek lah, Pa. masa Pucung Purwakarta (ngarang banget kan. orang di Purwakarta gak ada Pucung. :D)
O: oh muhun hayu... hayu... sabaraha motor?
S: dua wae, Pa. lima rebu nya.
O: yee atuh, Neng pan wengi. tambihan dalapan rebu atuh.
S: ooh pami wengi benten nya, Pa?
O: muhun atuh. 
ya sudah lah menyerah saja. kami sudah terlalu capek dan ingin segera beristirahat dengan tenang. hohoo... nah kan motornya dua, jadinya dibagi berdasarkan berat badan. aku sama Tian, Ayu sendiri. hihiii #peace :D
dan sesampainya di Pucung, pembayaran pun dimulai. dengan sangat berat hati kami harus merelakan uang kami berpindah tangan pada bapak-bapak ojek. higs... #lebay... 
begitu sampai di depan rumah bibi, si Ibu ternyata sudah menunggu di depan gerbang seperti apa yang dijanjikannya. gerbang dan pintu pun dibukakan. kami dipersilahkan masuk, disuguhi minum, mengobrol sebentar dengan si Ibu, Ayu solat dulu, dan lanjut deh ke lantai dua menuju kamar Zahra (anak pertama bibi dan mamang yang sedang pesantren di Darul Quran-nya Ustad Yusuf Mansyur). inilah saat yang kami tunggu-tunggu... gubraaaagg.... kasur yang empuk seketika menjadi santapan lezat kami. hmmm.... #siapa mau coba bersantap kasur? hehe.. kami sempat berbincang-bincang dulu sebelum kami benar-benar tertidur. Tian berkata, "Syif, untung tadi aku sama Ayu gak turun di Perujakan. kalau kita turun kan nanti kasihan Syifa ke Cikampek sendiri." hihihiii... padahal memang biasanya aku turun di Cikampek, cuma tidak mendadak seperti ini.
saking capek dan lelapnya, sehabis solat subuh aku kembali tidur. namun aku sempat mendengar ketika si Ibu membangunkan Khansa solat subuh dan dia berkata, "Sha, ada Teh Ifa tuh di kamarnya Teh Zahra." Khansa pun langsung mengecek kebenaran kata-kata si Ibu. ketika membuka pintu kamar dan melihat ada tiga bidadari di kamar kakaknya, dia terkaget hingga mengucap "astaghfirullaahh!!" sambil mata melotot dan tangan mencoba menutup mulutnya. aku hanya mampu berkata, "hello, Ansha..." hehe... wong edan yoo..
sampai kira-kira jam enam pagi, Tian membangunkan kami dengan paksa. sudah ingin buru-buru pulang rupanya dia. hoho.. akhirnya dengan sangat malas aku segera bersiap-siap. kami segera menuju ke bawah. duduk-duduk sebentar di kursi ruang tamu sambil menunggu si Ibu menghampiri. lalu si Ibu datang dengan membawakan tiga piring sarapan dan satu piring gorengan untuk kami. hmm.... lezatos nih sepertinya :)
selesai sarapan, kami berpamitan pada si Ibu, Haura, dan Abah (ayahnya mamang). ketika kami pulang Khansa sudah pergi sekolah sehingga aku tidak sempat berpamitan padanya. 
kami naik ojek lagi ke pasar Cikampek tempatnya transportasi mobil umum berada. ketika turun dari ojek dan hendak membayar empat ribu/orang, tukang ojeknya bilang kurang. lalu kubilang "ah kata ibunya juga empat ribu kok." --- "ah itu mah si ibunya aja yang gak tau. masa kita dikasih empat ribu." ya sudah lah lagiii.... relakan uangnya pergi. hehe...
awalnya aku hendak naik angkot ke Sadang Purwakarta, lalu lanjut ke Subang naik bus. tapi ketika Tian melihat ada bus Luragung lewat di depan mata, dia berteriak, "woy itu Kuningan. ayo naik itu aja." otomatis kernet yang mendengar pun langsung menarik kami. belum sempat pertanyakanku 'ke Pamanukan, kan?' dijawab dengan jelas, aku sudah harus naik ke bus karena di belakang bus sudah berderet mobil-mobil lain yang terhalangi jalannya.
di bus aku sempat berdiri. lalu duduk di pangkuan Ayu. lalu duduk di tempat yang kosong di tengah-tengah laki-laki. aduuh berasa risih deh. kenapa juga itu bapak-bapak nyuruh aku yang duduk di tengah --"
aku bertekad jangan sampai aku tertidur. karena busnya pun ngebut tanpa macet, tak terasa aku sudah harus turun di Pamanukan.

di sinilah petualanganku dimulai...
aku terpaksa harus turun di jalan sebelum jalan layang Pamanukan karena bus yang akan lanjut ke Timur harus lewat jalan layang. nah, jarak dari jalan layang ke pertigaan pasar Pamanukan itu lumayan jauh. apalagi di hari yang terik. mana belum mandi #oops.. buka rahasia, jalan kaki, panas pula. hhh... keringat mengucur deras. ketika aku lewat di depan gerombolan tukang ojek, beberapa diantaranya mengikutiku, mereka keukeuh menawariku ojek padahal sudah dengan tegas kukatakan tidak. huh betapa menjengkelkannya ojek-ojek itu. kubilang aku mau ke Pagaden, mau naik elf (sejenis mini bus) saja. lalu mereka bilang bahwa elf sekarang sudah tidak lagi mangkal di perempatan, tapi di depan puskesmas, jauuhh... jelas aku tak percaya. bukankah kata-kata seperti itu kerap diucapkan oleh tukang ojek agar mangsanya terjerat?
aku terus berjalan dan berjalan. lama-lama aku merasa lelah. kakiku sudah tak mau diajak melangkah. kutengok ke belakang, dan kulihat betapa jauhnya aku berjalan! sedikit ada sesal di hati kenapa aku tak mempercayai tukang ojek itu. elf memang sudah tak ada di sekitar sini. tapi aku lelah jika harus tetap berjalan sampai menemukan elf. aku pun memutuskan untuk membeli minum dulu di Indomaret. sambil membayar, aku bertanya pada kasir, "Teh, elf tuh lewat depan sini gak sih?" --- "lewat kok, Teh." --- "tapi kok dari tadi aku tunggu-tunggu gak ada juga ya." --- "ditunggu lagi aja nanti juga ada." jawaban kasir itu sedikit dapat menenangkanku.
aku menurut. aku tetap menunggu di depan Indomaret sambil berdiri. pegal memang. tapi ya mau gimana lagi.. tempat duduk pun tidak ada. masa sih aku harus duduk lesehan di tanah. kelihatan banget dong gembelnya. hehehe...
toreng... toreeeng.... akhirnya datang juga. elfnya datang. tapi sayangnya ke arah yang berlawanan dengan tujuanku. yaaahh.... eh.. eh.. tapiii... sopir elfnya bertanya padaku, "Subang, Neng?" --- "iya, Pak." --- "tunggu sebentar ya mau muter balik dulu di depan." --- yesss!! (dengan senyum bertebaran).
lama juga nih elf muter baliknya. aku mulai putus harapan lagi. sampai akhirnya elf tadi pun datang. aku naik. dan betapa kagetnya aku ketika aku membayar ongkos Rp 3000, kernetnya bilang kurang. katanya Rp 9000. hahh... apaan tuh 9000?? perasaan dulu cuma 3000 deh. 
(S = Syifa, K = Kernet)
S: kok 9000 sih, pak? bukannya 3000 ya?
K: 9000, Neng sekarang mah.
S: 5000 aja.
K: yeeehh, Neng, 9000. beneran deh.
oh My God... hari ini apaan banget sih... mulai dari ojek di stasiun Cikampek hingga elf sekarang tarifnya gak ada yang benar. lama-lama harus dibikin SOP (standard, operational, procedure)nya nih yang mengatur tentang per-ojek-an dan per-elf-an >__<
elf mulai melaju... aku duduk di depan, di samping pak kusir (emangnya delman). kutanya padanya, (S = Syifa, So = Sopir)
S: kok sekarang elf mahal banget sih, Pak. masa ke Pagaden aja 9000. dulu pas jaman saya SMA masih 3000 kok.
So: ya itu Eneng jaman SMAnya udah dari kapan. sekarang kan udah lain jamannya.
S: (buset ni si bapak meragukan tampang muda saya --") baru tahun lalu kok aku lulus SMA. setahun harga elf naiknya tiga kali lipat. hmm...
So: (agak gelagapan) yaa kalau 3000 mah saya tekor, Neng. harus kejar setoran, selalu kurang.
S: (setoran lu emang urusan gue ya?)
waktu aku naik elf itu, hanya ada tiga orang penumpang termasuk aku. di tengah-tengah jalan penumpang-penumpang lain naik dan turun silih berganti. aku perhatikan kok mereka bayarnya 1000 - 2000 - 3000. padahal jaraknya lumayan jauh. aku penasaran. kutanya temanku yang sampai sekarang masih biasa naik elf Pamanukan-Subang. katanya Pamanukan-Pagaden hanya 5000. 9000 itu bisa sampai Subang Kota. mulai cemberut deh saya. dongkol deh. bahkan ketika turun di Pagaden pun aku tak mau mengucap terima kasih pada sopir elfnya. #jahat.
perjalanan selanjutnya, dari Pagaden ke Cipunagara dilanjutkan dengan ojek lagi. sesampainya di depan rumah, aku mengeluarkan uang Rp 10000 untuk membayar ongkos ojek. lagi-lagi kurang! oh maaann.... benar-benar hari *tuuuuutt* banget deh. uangnya terkuras habis untuk bayaran tak teruduga. biasanya ojek Pagaden-Cipunagara seharga Rp 10000, sekarang dibilang kurang, maunya 15000. yaa Alloh... maaf deh kalau aku jarang sedekah :'(( gak mau-mau lagi deh si aku mengalami hal-hal tidak menyenangkan seperti itu.

di rumah...
langsung tidur di kursi ruang TV.

pelajaran edan kali ini: 
- kata si ibu, semakin ke Barat, orang-orang semakin sulit untuk dipercaya. pedagang asongan pun banyak yang hanya berpura-pura, padahal aslinya dia pencopet.
- kata si ibu, kalau nyasar sok tahu aja! jangan tunjukkan pada orang-orang sekitar bahwa kamu kebingungan. karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab justru akan memanfaatkan kebingunganmu itu. bisa saja kamu dirampok, dohipnotis, atau diapa-apain gitu lah.
- kata si Abah, ojek di Pamanukan memang terkenal sangar. Abah saja emoh. hati-hati saja..
- keep calm when you in panic!
- siapkan uang receh agar ojek-ojek tidak banyak cincong / tidak ada alasan untuk meminta bayaran lebih.
- ketahui kondisi lingkungan tempat kamu berada ketika kamu nyasar atau semacamnya.
- jangan sungkan meminta bantuan pada orang yang dikenal. daripada minta bantuan sama orang yang tidak dikenal hayooo....
- sabaaaarrrr!!! hehehe..

by. si Famysa, sleepy


Jumat, 25 November 2011

From Cirebon To Cikampek

aku sempat berkata seperti ini pada Khas, "Khas, sekarang aku semakin merasakan diriku benar-benar seorang mahasiswa." --- "kenapa gitu?" --- "tugas bejibun, Khas. semua mata kuliah ada tugas. yang satu harus revisi, ada lagi tugas baru. kamu sih enak ada praktikumnya. lah aku giliran ada tugas ya sudah deh jadi kutu buku. kan pusing juga. ckck.."
#gak penting banget sumpah yang di atas itu. sekedar ingin menumpahkan kepenatan dalam dada deh. hhohoo.. sekarang saja ceritanya aku mau mengerjakan tugas Teori Administrasi Publik, buka buku, baca sedikit, buka laptop dulu aahh... dan... online deh. ahahaa... sudah biasa terdengar ya xD

yang mau aku ceritakan kali ini adalah kegokilan pada tanggal 8 November 2011 silam. bagaimana tidak... sebab begini lah ceritanya.... xD

sore itu, sekitar jam 17.00, aku yang sedang asyik update batik di FB tiba-tiba ditelpon Tian. dia bilang supaya aku menunggunya pulang dari Salatiga dan segera bersiap-siap karena kereta yang akan membawa kami pulang berangkat jam 19.00. sontak aku terkaget dibuatnya. karena kukira keretanya berangkat jam 21.00 seperti apa kata Ayu. duuh aku langsung kelabakan deh. 2 jam lagi kereta berangkat, aku belum mandi, belum packing, belum beli oleh-oleh dan amunisi untuk di perjalanan, belum lagi membayangkan jauhnya jarak dari Tembalang ke Stasiun Poncol. whuaaa.... jangan sampai deh ketinggalan kereta. saking takutnya ketinggalan kereta, aku langsung mematikan si PinkQ, kumasukkan dia ke tas (pinjaman dari Rio), langsung ganti celana, pakai jaket, pakai kerudung, tanpa mandi! dan ketika kulihat Ayu baru keluar dari kamarnya, aku teriak, "Ay, keretanya jam 7. ayo cepet, gak usah mandi! solat magribnya dijamak saja ke isya" --- "haaahhh.... gue kira jam 9." jadilah kita berdua tidak mandi. wohohoo... setelah siap berangkat, kami menjemput Tian ke kosnya. dan berangkat deh ke stasiun.
di jalan.... mampir dulu ke Indomaret untuk membeli minum. di jalan menuju Ngesrep, Ayu sengaja membawa motornya pelan-pelan karena kami sedang mencari-cari gerobak tahu bakso. sesampainya di Patung Pangeran Diponegoro Berkuda, kami bertanya-tanya.. kok gak ada sih tahu baksonya, apa karena kemalaman kali ya? hmm... entahlah... sepertinya Allah tahu kalau aku tidak biasanya pulang membawa oleh-oleh, makanya tidak dipertemukan dengan tahu bakso. ahihii...
di Poncol... kami ke kantor papanya Tian dulu untuk menitipkan motor di sana selama kami pulang. daripada titip di stasiun 5000/hari. cari yang gratisan dong... kalau ada yang gratis dan aman, kenapa pilih yang bayar. bwahaha... xD Ayu dan Tian masuk ke kantor papanya Tian, sedangkan aku mencari becak untuk kami tumpangi ke Stasiun Poncol. lalu kami pun naik becak tuti (tumpuk tilu) dengan ongkos 10ribu. kata bapak becaknya 10ribu itu karena kami bertiga, beraaaat boo...
beruntungnya kami tiba di stasiun tepat waktu. begitu masuk ke stasiun, kereta Tawang Jaya -ekonomi- (kalau tidak salah xP) yang akan membawa kami pulang kampung telah berdiri kokoh di hadapan kami (masa kereta berdiri? :S whatever). kami langsung masuk ke gerbong kereta tanpa banyak cincong. pilih-pilih tempat duduk... eehh tempat duduk kami malah diduduki orang lain. tapi setelah kami menunjukkan tiket kami, bapak-bapaknya pun langsung memberikan kami tempat duduk tersebut. 
kereta pun jalaaaann...... ngook... ngoook.... gujeeess.... gujeees.... (bunyi kereta versi adikku waktu masih kecil).
belum terlalu lama setelah kereta berjalan, aku dan Ayu kelaparan. Tian pun  mendengar keluh-kesah kami dan menawari makanan yang dibawanya. sebelum Tian berubah pikiran, langsung kami rebut makanannya itu. hehe... dan seselesainya kami makan, Tian bilang kalau daging yang tadi kami makan adalah daging kerbau (kebo), bukan sapi. katanya dia sengaja tidak bilang di awal karena takut kami tidak jadi makannya. hohoo... enak-enak saja kok. namanya juga lapar. selama halal mah yaa sikat sajaaa :D
setelah makan dan minum obat (obat untuk telingaku yang bermasalah), aku pun tidur. lumayan pulas... eh atau sangat pulas ya?? hehe... aku terbangun sebentar ketika kereta berhenti di Stasiun Perujakan. kudengar Tian bertanya pada Ayu, "Ay, turun dimana nih?" --- "nanti aja di Stasiun satunya (Stasiun Kejaksan)." --- "oke." ketika tiba di Stasiun Kejaksan, samar-samar kudengar Ayu berkata, "lah kok keretanya gak berhenti? aduh jangan-jangan emang gak berhenti.. tuh-tuuuhh kan gag berhenti. gimana nih, Tian?" aku jadi sepenuhnya terbangun, sampai-sampai lupa dengan kantukku karena lagi-lagi dikagetkan. "masa sih? tanyain coba ke pak petugas berhenti laginya dimana?" kataku. lalu Tian bertanya pada bapak petugasnya, "Pak, ini berhenti laginya dimana ya?" --- "di Cikampek." wak...waaaww...... BD surpriseeeed.... BD
awalnya aku sempat dibuat panik karena bibi dan mamangku yang bertempat tinggal di Cikampek sedang berhaji. lantas aku mau numpang istirahat dimana coba. hmm... dan yang membuatku sebal, bapak-bapak pedagang asongan jadi tiba-tiba riweuh gitu deh terhadap kondisi 'nyasar' kami. guenya aja biasa aja wooyy!! berkali-kali dia bilang, "Kampek, Kampek persiapan... bentar lagi nyampe, Mbak. ayo siap-siap jangan sampai terbawa lebih jauh lagi." padahal aku tahu ketika si bapak asongan itu menyuruh kami bersiap-siap, Stasiun Cikampeknya masih jauuuuh..... gini-gini juga aku kan hafal jalan, hafal sekarang aku baru sampai daerah mana. ckckck... kalau bukan karena ngantuk, beuuuhh..... #lupakan! ada juga si bapak satunya bilang, "jadinya mau turun dimana, Mbak?" --- "Cikampek." ---"Stasiun Cikampek kan udah kelewat tadi." sumpah ya bisa gila gue. jelas-jelas saat itu kami masih berada di kawasan Subang. bodoh sekali aku jika tidak melihat tulisan Stasiun Cikampek yang amat besar dan tidak merasakan keretanya berhenti. hhh...
saking tadi terburu-buru, lapar, lalu mengantuk, aku sampai lupa kalau aku belum solat magrib dan isya. astaghfirullah... namun alhamdulillah setelah dibangunkan oleh kaget, aku langsung ingat dan langsung menunaikan solat isya rangkap magrib dengan tayamum sebagai pengganti wudhunya.
satu pelajaran edan: kukira semua kereta ekonomi selalu berhenti di setiap stasiun. itulah salah satu alasan kenapa aku mau pakai kereta ekonomi, karena aku bisa turun di Stasiun Cipunagara (dekat rumah) lalu tinggal berjalan kaki ke rumahnya. praktis bukan?! selain itu harganya juga murah, cuma 34ribu (tarif sama dengan Semarang-Jakarta). dibandingkan jika harus pakai eksekutif seharga 100ribu sampai Cirebon, atau 55ribu pakai bus patas AC sampai Cirebon, belum lagi ongkos tambahan ke Subangnya kan. weleehh... mau pulang kampung saja menguras bak mandi dulu ya. hehe... tapi ternyata eh ternyata, ekonomi yang ini berbeda. sampai-sampai aku sms gini ke mamah, "Mah, ini mah kereta ekonomi-eksekutif. setelah dari Stasiun Perujakan Cirebon gak akan berhenti lagi di stasiun-stasiun kecil lainnya. berhenti laginya cuma di Cikampek. jadi Eneng pulangnya ke Cikampek (rumah bibi) dulu. (padahal dalam hati takut-takut rumah bibinya kosong)" Stasiun Perujakan Cirebon itu adalah stasiun terakhir kereta berhenti. setelah itu benar-benar bablaaass ke Cikampek. jadi deh mau turun di stasiun dekat rumahnya tidak terlaksana. oh ya, kata temanku juga kalau mau ekonomi yang benar-benar ekonomi, pakainya yang jurusan Surabaya-Jakarta, hanya 28ribu, yang itu baru berhenti di setiap stasiun. hohohoo maklum deh saya kan tidak berpengalaman tentang perekonomian. xD
akhirnya setelah memasang wajah cemberut dan putus asa selama di kereta, sekitar jam dua malam kami mendaratkan kaki di Stasiun Cikampek. :)
bagaimana kisah perjalanan kami selanjutnya?? tunggu episode berikutnya! ;D

by. si Famysa, begadang yuk!

Mijn Vriend