Kamis, 29 Mei 2014

Menanti Eksekusi 'Scriptsweet'

Banyak cerita yang tertunda untuk kutuliskan karena kesibukanku pada skripsi. Mungkin tidak terlalu sibuk sampai-sampai seharian mengarjakan skripsi, hanya saja aku butuh memfokuskan diri untuk mengerjakan satu hal. Aku bukan tipe orang yang bisa mengerjakan berbagai hal sekaligus dalam satu waktu, jika ingin mencapai efektivitas, apalagi kalau dikejar deadline. Kecuali jika pekerjaannya santai dan menyenangkan, dalam artian pekerjaan itu aku suka, baru aku bisa mengerjakannya. Dalam hal skripsi ini, bukan berarti tidak suka atau tidak menyenangkan. Hanya saja ada beberapa faktor yang menimbulkan hal-hal tidak menyenangkan. Ya, yaa buat yang sudah melalui tahap skripsi ini pasti tahu laah apa yang kumaksud faktor itu. 
Aku tidak terlalu rajin dalam mengerjakan skripsi. Tapi aku juga tidak malas-malasan. Aku justru memiliki target kapan harus menyelesaikan skripsi. Meski pada akhirnya tetap ngaret karena lamanya penantian eksekusi. Ya sudah lah woles saja sekarang mah.. Hidup bukan hanya untuk skripsi, bukan? Hehehe... Aku juga bisa melakukan banyak hal lain yang bermanfaat karena sekarang woles pada skripsi. Aku tidak terlalu gencar mengejar-ngejar dosen. Kupikir untuk apa? Toh kalau memang dosen sudah bisa ditemui atau mengoreksi, pasti dosen akan segera mengoreksi kok. Freak banget kalau aku ngebet cepat di-ACC dan lulus. Mau apa sih? Nanti aku bisnis tidak akan menggunakan ijazah S1-ku kok :P
Well, well, jangan diteruskan baca ini deh mendingan. Takut bikin mumet kepala. Hahaha...
Eh, tadinya aku sudah melupakan draf ini loh. Baru satu paragraf di atas (awal), tadinya mau kuhapus saja drafnya. Namun adaaa saja hal-hal yang mengingatkanku lagi pada kegalauan skripsi. Salah satunya beberapa waktu yang lalu ada temanku yang curhat dia dimarahi dosen hanya karena sms minta waktu bimbingan. Halaah aku sih sudah biasa dimarahi kalau sms beliau. Awalnya memang agak mengerikan, takut dosennya sentimen atau apa lah. Tapi ternyata 'kalem aja, lanjut terus tuh :D'. Malah sekarang skripsiku sudah di-ACC oleh beliau yang aku takutkan akan sentimen padaku gara-gara smsku. Tinggal tunggu satu dosen lagi nih. Mohon doanya yaa, teman-teman :))
ini isi sms balasan dari beliau karena aku agak 'protes'. lucu ya, masa iya hari gini disamain sama jamannya dulu. hehehe *peaceee!
by. si Famysa, maunya rajin ngeblog lagii :D

Sabtu, 05 April 2014

Ingatkah Kawan?

Ingatkah kawan... Dimana pertama kali kita bertemu? Gedung B FISIP ruang 202 kan ya...
Ada Arista, Syifa, Siska, Icha, Ayuni, Vinna, Anita, Arina, Komang, Diaz, Odi, Anjar, Ady.
Lalu di Tony Blank, Pak Kordes memimpin kita berkenalan lagi.
Aku Diaz, Sastra Jepang,
Aku Anita, Adminitrasi Bisnis,
Aku Arista, Sastra Inggris,
Aku Siska, Administrasi Publik,
Aku Icha, Administrasi Publik,
Aku Syifa, Administrasi Publik
Aku Ayuni, Sastra Jepang,
Dan seterusnya...
photo edited by Ayuni
Rapat kedua... Rapat Ketiga... Survey... Macet-macetan... Menyusun LRK... Survey lagi...
Ingatkah kawan... Tanggal berapa kita pelepasan? Tanggal 15 Juli bukan?
Sore harinya, kaki-kaki ini sudah menginjak tanah Pagersari.
Apa perasaanmu kala itu? 
Setiap hariiiii selalu membuka kalender. Menghitung hari... 15, 14, 13, 11, 10, 9, sampai akhirnya tiba saat kita mudik lebaran.
Kita menghadapi anak-anak, menghadapi masyarakat, tarawih bersama, sahur bersama, buka puasa bersama, tidur bersama, kita menjadi guru dadakan, luaaaarrr biasa kesabaran diuji. Terlebih saat belajar merajut dan berhadapan dengan anak SD.
Ingatkah kawan... Sindiran dari kita dari luar adalah Pagersari memang mager!! Selaluuuu telat, selaluuu kesiangan. Tapi memang inilah kita apa adanya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan kita. 
Kita bersama bersuka cita, bersama berlelah-lelah, bersama berduka cita. Ada marah, ada sedih, ada letih, ada bahagia, juga ada cinta...
Ingatkah kawan... Kapan kita kembali lagi ke sini setelah lebaran? Tanggal 15 Agustus bukan?
Entah kenapa waktu itu sudah tak ada lagi agenda menghitung kalender, tak ada lagi keluhan tentang makanan. 
Apa sebenarnya yang kita rasakan? Apa itu rasa sebuah keluarga? Apa itu rasa cinta?
Ingatkah kawan... Siapa nama-nama kita. dari mana asal kita, apa yang kita suka dan tidak kita suka.
Ingatkah kawan... Seberapa kuat hati kita menyimpan kenangan ini? Tanya hatimu, tanya hatimu, tanya hatimu...
photo edited by Ayuni
Dimana kita akan meletakkan kita di hati kita? Dimana kita akan bertemu lagi setelah akhir dari KKN ini?
Kita akan sangat merindukan kita...
Saat kesal, saat bernyanyi, saat tertawa terbahak, saat berpijat-pijatan ria, saat menyaksikan ada cinta...
Ingatkah kawan... Meski raga ini berpisah, hati ini akan selalu satu. Biarkan ribuan foto yang memenuhi laptop dan hpmu tetap di sana. Tataplah kita saat kita merindukan kita. Katakanlah kangen di grup whatsapp kita.
Ingatkah kawan... Sedang apa kita pada detik ini? Lalu bagaimana dengan besok? Tentunya kita akan teringat selalu pada tempat ini dan 30 hari ini.
Berjanjilah kawan... Temui kita, temui kenangan kita.
Ingatkah kawan... Apa kabar LPK kita? Apa kabar BBB?
Aku sayang kalian :* :* :*

*musikalisasi puisi malam perpisahan dari Syifa & Diaz

by. si Famysa, with love :*

Jumat, 04 April 2014

Valentine Kelabu yang Telah Berlalu

Oke, fix maximal! Bulan Maret tidak ada postingan satu pun di blog ini. Skripsiku memang sudah selesai kutulis. Tapi saat ini aku masih menunggu eksekusi dosen pembimbingku yang amat sibuk. Mohon doanya yaa teman-temaan :)

Masih ingat bencana yang melanda Indonesia pada tanggal 14 Februari 2014 lalu?
Letusan Gunung Kelud yang abunya menyebar hampir ke seluruh Pulau Jawa.
Saat itu, subuh-subuh aku dibangunkan oleh Mbak Dian. Agak mengagetkan. Aku yang masih tertidur pulas langsung membuka mata dan sikap sempurna. "Syif, Kelud meletus. Kata temanku hujan abu. Coba lihat ke depan rumah yuk!"
Setelah melihat keadaan di luar rumah, memang, semuanya kelabu. Berjalan-jalan ke depan rumah harus payungan. Kalau tidak, kerudung dan bajuku akan penuh abu.
Kami mencoba bersembunyi di dalam rumah. Hujan abu masih berjatuhan deras disertai angin yang lumayan kencang. Pemandangan yang kami lihat dari dalam jendela rumah terlihat putih seperti tertutup kabut, padahal tertutup abu yang masih berjatuhan. Jujur, kami agak ketakutan. Takut hujan abu semakin deras. Takut dalam rumah tidak akan aman dari abu. Padahal hanya di dalam rumah lah kami berlindung.
Hari sudah menjelang siang. Hujan abu sepertinya sudah berhenti. Akhirnya kami bersih-bersih rumah, memasak, lalu sarapan. Sekitar jam 11 siang, karena kelelahan bersih-bersih rumah, aku tertidur di kasur angin di ruang TV. Pulas. Hingga kemudian Mbak Dian membangunkanku lagi dengan nada panik. "Syif, hujan abu lagi, Syiif..." Ya sudah lah, rumah yang sudah dibersihkan terkotori lagi. Di luar rumah terlihat pekat. Abu yang menumpuk di tanah, atap, dedaunan semakin tebal. Kami pasrah.

Sore harinya, orang-orang sudah mulai terlihat ramai beraktivitas lagi. Tetangga-tetangga juga sudah mulai membersihkan bagian depan rumahnya. Kami pun tak mau kalah. Halaman lapang di samping rumah Mbak Dian menjadi sasaran utama kami. Abunya tebal sekali. Sampai-sampai terkumpul sekitar kurang lebih 50 bak! Kupikir andai itu semen, bisa kaya mendadak lah kami, menjual semen 50 sak. 
Hingga beberapa hari kemudian, hujan abu masih terus turun meskipun intensitasnya mulai berkurang. Jogja masih kelabu. Penelitian skripsiku waktu itu juga sempat terhenti 1 minggu karena bencana Kelud tersebut. Antara tidak kuat menempuh jalanan Turi-Magelang yang penuh abu dan pastinya badan yang sedang kuteliti juga sedang sibuk menangani bencana ini. Banyak agenda yang terpaksa dibatalkan. Beruntungnya kami sudah membeli stok makanan cukup banyak sehingga kami tidak terlalu kesusahan dalam mencari makan.

Kami sempat bertanya-tanya, kenapa bencana itu datang bertepatan dengan hari Valentine?
Dan berturut-turut setelah bencana Kelud, bencana-bencana lain datang silih berganti. Gunung-gunung lain juga sepertinya sedang ingin bangun berbarengan. Lalu beberapa waktu yang lalu, Gunung Merapi, gunung yang dekat dengan tempat tinggalku sekarang (di Turi, rumah Mbak Dian) dan gunung yang menjadi lokus penelitian skripsiku mulai menampakkan keaktivannya lagi. Merapi sempat erupsi, bahkan setiap hari sepertinya ada abu yang dikirim dari Merapi. 
Sekarang cuaca Jogja sedang sangat amat panas. Aku jadi ingat kata Mbak Dian dan kata Mbak Erna (penduduk KRB III Merapi), kalau Merapi aktif, cuaca di sekitarnya akan panas sekali. Ah, semoga panas ini hanya pertanda akan turun hujan. Bukan pertanda Merapi bangun lagi. Mohon doanya teman :))

by. si Famysa, agak sakit :')

Kamis, 06 Februari 2014

Calon Finalis Ubek Negeri-Copa de Flores

email dari Adira Faces of Indonesia
Sejak tadi malam sampai saat ini, jantungku tak berhenti berdetak lebih kencang dari biasanya. Bahasa kerennya deg-deg-seerr lah gitu. Dari hari Selasa sore kemarin memang ada nomor telepon kode area Jakarta (021) menghubungiku. Tapi tidak sempat kujawab karena aku sibuk motoran ke sana-ke mari, maklum lagi skripsian. Tadi malam, nomor itu menghubungiku lagi, dan akhirnya bisa kujawab. Di awal sempat terjadi kesalahan teknis, suaranya tidak jelas terdengar. Sambungan pun putus. Namun nomor itu menelpon lagi. Kali ini benar-benar tersambung. Suaranya perempuan, sepertinya masih muda. 
(M: si Mbak, S: si Syifa)
M: halo, benar ini dengan Syifa?
S: (sambil waspada) iya benar. Ada perlu apa ya, Mbak? 
M: Saya dari Adira...
S: Adira siapa ya, Mbak (masih waspada)? ~maklum si aku kadang dapat telepon dari pembeli, atau yang sekedar ingin tanya ini-itu~
M: Adira Faces of Indonesia. Sudah buka email belum?
S: oooh Adira FOI... Email apa ya, Mbak? Aku memang belum buka email.
M: Jadi, artikel Syifa lolos sebagai calon finalis. Tapi Syifa harus melengkapi dokumen yang kami butuhkan. Syifa diberi kesempatan dalam waktu satu jam untuk melengkapi dokumen tersebut, karena memang hari ini batas pengumpulan dokumennya... Gimana, bisa? Kalau tidak bisa Syifa dianggap mengundurkan diri.
S: Iya siap, bisa, Mbak. Dalam satu jam ini segera saya kirim email.
Tut tut tuut. Pembicaraan selesai. Aku langsung riweuh buka laptop, sambungkan modem, buka email. Setelah membaca email tersebut, aku agak hopeless. Surat ijin orang tua! Bagaimana caranya aku mendapatkan surat ijin orang tua dalam waktu satu jam sedangkan orang tuaku gaptek dan nun jauh di sana. Huaah! Dalam waktu singkat logikaku dipacu untuk mengerjakan tiga dokumen sekaligus. Formulir kesepakatan, foto kopi KTP, surat ijin orang tua, dan surat pernyataan bebas narkoba. 
Malam-malam, tidak ada scanner, kamera hp tidak memadai, aku tetap memaksakan memfoto KTPku. Hasilnya buram, diperbesar bakalan tidak terbaca. Hoho... Lalu untuk surat ijin orang tua, aku segera nodong mamahku untuk membuat pernyataan ijin via sms, lalu kuprint-screen sms itu untuk dilampirkan. Sedangkan untuk KTP yang buram, aku juga menyertakan scan foto KTMku. Mudah-mudahan saja lampiran-lampiran yang sebenarnya tidak diminta itu dapat membantu...
Alhamdulillah, alhamdulillaah, Yaa Robb. Aku benar-benar deg-degan. Tidak menyangka. Aku senang, campur was-was, campur gemetaran, campur aduk deh. Semoga aku berjodoh dengan kompetisi ini, Yaa Robb.. Semoga aku berjodoh dengan Flores bersama 11 finalis terpilih lainnya. Aamiin...
Mohon doanya yaa teman-teman semuaa... Doa kalian akan sangat berarti bagiku... :))

Oh ya, ini dua artikel yang kuikutkan di kompetisi #ubeknegeri #copadeflores Adira FOI. Monggo dibaca juga, dan semoga sukaa ^_^

Dan, hmm... Mau sekalian berbagi juga... Masih ingat beberapa waktu yang lalu aku mengikuti lomba foto blog Ki Tambleg? Postingannya ada di bulan Desember 2013 :)
Nah di lomba itu, aku otomatis tidak akan bisa menang. Gara-gara kudet alias kurang update. Jadi ceritanya di rules lomba itu tidak disebutkan foto harus tanpa editing sama sekali, harus original. Karena tidak disebutkan aturan seperti itu, jadinya fotoku diedit deh. Sekedar edit pencahayaan saja, seperti lomba foto pada umunya, kan biasanya boleh kalau cuma edit pencahayaan tanpa merubah isi foto. Beberapa jam sebelum penutupan lomba, aku iseng-iseng kepoin twitternya media partner penyelenggara lomba. Dan ternyataa... Di sana banyak yang tanya-tanya, foto boleh diedit tidak. Jawabannya adalah tidak. Foto harus original, apa adanya. Gubraks deeh --" Hatiku tak karuan. Antara kecewa pada penyelenggara, tapi yaa salahku juga kenapa tidak rajin-rajin kepoin media partnernya. 
Tapiii.... Di balik kekecewaanku, aku juga senang karena salah satu fotoku mejeng di pengumuman penutupan lomba & daftar peserta. Alhamdulillah fotoku terpakai :D 
http://www.tintahijau.com/ragam/38-nusantara/5595-memotret-wajah-pohon-ki-tambleg
foto Ki Tambleg dari postinganku yang ini -->> Ki Tambleg di Perum Sang Hyang Seri
Well, dari dua kejadian di cerita postingan ini, aku sekedar ingin berbagi nasihat saat sedang mengikuti lomba. Cuma satu kok nasihatnya. Yaituuu "rajin-rajin lah kepoin media sosial/media partner penyelenggara lomba. Jangan kudet kayak aku, atau kamu bakal ketinggalan info terpenting. Rajin-rajin juga buka email & medsosmu, siapa tahu dapat pengumuman menggembirakan bahwa kamu lolos kualifikasi atau bahkan menang lomba. Jangan sampai riweuh seperti aku gara-gara kudet deh intinya. Hihihi"

Selamat berlomba, selamat mengerjakan skripsi... (berlaku untuk semua teman-teman yang ingin di'selamat'i :D) Tak lupa mohon doanya yaa cems untukku... *big hope :')

by. si Famysa, wish me luck!

Sabtu, 01 Februari 2014

Lorong Itu & Kain Tenun Lombok

Hola, February! How are you? Do you still with your color, pink? :)
And how are you too, friends? Do you still with your hobby, reading and blogging? :)
in this post i will show you my new creation with kain tenun Lombok. Are you ready open your eyes in this morning to read this guys? Hihihi *tumben ini teh si aku lagi kerajinan, pagi-pagi begini sudah buka PinkQ buat ngeblog.
Tebak-tebakan yuuuk! Dimana lokasi foto-fotoku ini hayoo? Yang bisa nebak dan tebakannya benar, aku kasih kue keranjang rasa coklat deh. Tapi syarat dan ketentuan berlaku, ambil sendiri sini kue keranjangnya :P *pagi-pagi nyebelin gini ya. Hahaa 
Jadi ceritanya hari Selasa kemarin (28 Januari 2014), aku ke Magelang untuk mengurus surat ijin penelitian skripsweet diantar oleh Ibank. Kami berangkat dari Jogja, karena memang dari hari Minggu kemarin aku sudah berada di Jogja. Padahal niat awalnya sih aku akan ke Magelang sendiri pas hari Senin. Tapi batal gara-gara akunya asyik main sama Dea yang sedang liburan di Jogja dengan rombongan kantornya. Kan waktu yang langka banget bisa main lagi sama Dea setelah terpisah pasca lulus SMA, dan memang baru bisa bertemu lagi kemarin! Aku jadi kesiangan ke Magelangnya deh. Hehehe
Ya sudaah jadi lah aku ke Magelang diantar oleh Ibank, kebetulan hari Selasa adalah jadwal libur kerjanya. Padahal sih niat awalnya hari Selasa mau dijadikan quality time main sama Ibank saja. Main seharian sambil foto-foto. Eeh batal lagi gara-gara hari Selasa harus menggantikan hari Senin. Daripada batal juga foto-fotonya, akhirnya aku mendapat ide untuk sekalian foto-fotonya di Magelang saja. 
Di perjalanan menuju Kantor Kesbang Kabupaten Magelang, aku tengok kanan-kiri untuk mencari tempat yang pas buat foto-foto. Ada siih, nemu. Tapi lagi-lagi batal. Hihihi... Karena surat perijinan sudah beres sebelum masuk waktu lohor, akhirnya aku memutuskan untuk langsung pulang ke Jogja saja, foto-fotonya di Jogja saja. Lalu Ibank mengajakku ke tempat ini. Dimana hayoo inii? :D
Sudah sejak lama aku ingin ke tempat ini. Namanya sudah lama nangkring di sticky notenya PinkQ. Bahkan aku hampir melupakannya. Ibank tiba-tiba mengajakku ke sini. Ah dasar jodoh ya. Walaupun sempat terlupakan juga tetap saja akan dipertemukan *edisi curhat pagi-pagi :P Dan setelah aku menginjakkan kaki di tempat ini, aku tersenyum ketika melihat must visit listku di sticky note. Ada daftar yang akan kuhapus. Dia adalah Taman Sari Jogja :)
Kami sampai di Taman Sari sekitar pukul setengah tiga sore. HTMnya Rp 4.000/orang. Pertama memasuki benteng, aku disambut oleh kolam yang dulunya adalah tempat pemandian keluarga kerajaan. Persis seperti yang kulihat di foto-foto koleksinya Mbah Google. Sayangnya karena kami datang kesorean, kami jadi tidak sempat kembali lagi ke kolam itu untuk berfoto di sana. Awalnya mau berkeliling dulu sambil mencari titik yang bagus untuk foto. Tapi apa daya, waktu yang kami punya tidak cukup lama.
Dulu kukira di Taman Sari hanya ada kolam dan lorong, seperti yang sering kulihat gambarnya. Ternyataa... Taman Sari adalah desa wisata. Komplek Taman Sari luas sekali. Tidak cukup untuk mengelilinginya dalam waktu dua jam saja. Aku banyak melihat rumah-rumah di komplek Taman Sari sebagai rumah seni. Ada yang sedang membatik, ada pajangan batik, lukisan, kaos-kaos Jogja handmade, dll. Betah deh mata memandangnya. Andai saja kemarin waktuku lebih lama. Hmm...
Saking singkatnya waktu yang kami punya, kami bahkan tidak bisa menemukan lorong yang sering kulihat di Mbah Google ituu.. Iya lorong yang itu looh... Duuh susah menjelaskannya. Pokoknya yang itu saja lah. Hahaa... Semoga lain waktu aku bisa ke sana lagi untuk mengeksplor Taman Sari lebih banyak. Dan tentunya untuk menemukan lorong itu :P Kan kurang asyik nih cuma bisa foto-foto di beberapa titik doang ~.~

Rok yang kupakai berbahan kain tenun Lombok. Karena tenun jadi agak mahal dari harga batik Famysa biasanya ya :D
Harganye Rp 200rebu (free ongkir daah buat sobat yang di Indonesia :))
Modelnya sengaja kubuat sederhana agar ongkos jahit tidak terlalu mahal. Kainnya kan sudah mahal. Bisa-bisa tambah mahal kalau modelnya yang agak rame. Hehehe
Mauu? Sms/line kemari aja yaa --> 08997185407, atau mention twitterku --> @famysa_ ;)
Dan gak ketinggalan, di Famysa, sobat bisa #SambilOrder #SambilBeramal. Agar belanja tidak hanya mengeluarkan uang untuk belanja, tetapi juga mengeluarkan uang untuk beramal ^^

See you guys... Tunggu foto-foto Famysa selanjutnya yaa :)

fotografer: Ibank
lokasi: Taman Sari, Yogyakarta
Need review for your product in this blog? Call me as soon as possible... ;)

by. si Famysa ;)

Mijn Vriend