Senin, 31 Oktober 2011

Kentut 'Anti Kemunafikan'

suatu hari di kabupaten Kuncup Mekar...

"saudara-saudaraku, rakyat sudah bosan dengan kemunafikan. rakyat sudah bosan dengan pemimpin yang sok bersih. rakyat merindukan pemimpin yang punya prinsip. ini bukan masalah baik atau buruk, bukan masalah salah atau benar, sedikit ngawur gak apa-apa yang penting rakyat bisa sejahtera. heeeyy... kalian di sana, pemuda-pemudi, jangan cuma bisa langak-longok, kayak pencelongok. hidup adalah kerja. ayo maju bersamaku, ikuti perkembangan dunia, jangan tulalit kayak handphone kejepit. ayo bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain. kita ini adalah bangsa yang besar, bukan bangsa yang minder. harus bersikap tegas dan jelas, jangan muter-muter. kamu ini bukan makhluk sempurna. kamu manusia, bukan Tuhan yang bisa memuaskan semua orang. jadi, tanya hatimu. kalau kamu yakin itu yang terbaik, kerjakan. sikat dulu, urusan belakangan. jadi kalau masih ada yang tergilas, itu wajar. kalau masih merasa ada yang tertindas, itu juga masih wajar. sebab kesengsaraan diciptakan memang untuk manusia. jadi kalau ada yang tidak siap sengsara jangan memilih jadi manusia."

"kalau kita sudah terjepit, jangan kasih pikir aturan. mana ada di negara ini peraturan yang tidak dilanggar."

"setiap pembangunan itu butuh biaya. dan pada saat kemiskinan di negeri ini sangatlah tidak mungkin untuk menaikkan pajak daerah. maka program pertama saya adalah melegalkan perjudian untuk membiayai pembangunan agar rakyat bisa segera jadi kaya raya."
"anda keterlalulan. rakyat kita ini kan sangat religius, Pak Jas Merah. kalau anda sampai melakukan hal itu maka akan timbul masalah sosial baru."
"nah inilah yang selalu saya tentang. pemimpin yang munafik. anda bisa bicara seperti ini karena anda terlahir sebagai orang kaya. kalau anda terlahir sebagai orang miskin bagaimana?"
"jangan-jangan kalau anda jadi bupati, pelacuran pun akan anda legalkan?"
"iya. kenapa tidak. daripada mereka ngeteng di jalan. sebagai komoditi, nilai jualnya sangat rendah. apa salah jika kita kelola secara profesional sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah. dibandingkan dengan mengumpulkan mereka semua kemudian kita mengirim mereka ke luar negeri sebagai pembantu, lalu pulang kembali ke tanah air sebagian mereka bunting. anda pilih mana?" 

"saya penganut hedonisme. tetapi hedonisme yang terkontrol dan bertanggung jawab. hidup hedonisme!"

"kesehatan lebih penting dari kesopanan."

"bagi kami semua pasien itu penting. kami tidak pernah membedakan pelayanan berdasarkan ukuran kantong pasien. jadi kami menunjuk dokter untuk menangani sesuai dengan kondisi pasien itu sendiri."

"hanya orang cantik yang bisa membuat gaun buruk tetap terlihat indah."

"wahai rakyatku, mulai hari ini panggil aku H. Jas Mera."

pict here
begitulah sekilas tentang percakapan yang ada di film Kentut karya Deddy Mizwar. ini hanya sekilas ya.. masih banyak percakapan lainnya yang keren bin mantap binti luar biasa #loh. menarik untuk ditonton bukan? ;D      
film ini mengisahkan tentang pemilu kada di kabupeten Kuncup Mekar. calonnya adalah pasangan Jas Merah - Delarosa (artis dangdut) dan Patiwa - Ki Orka. program dari kedua pasang calon sangat berbeda. yang satu ke Selatan, yang satu ke Utara. suatu hari Patiwa mendapat musibah. dia (entah) tertembak atau ditembak oleh seseorang yang tidak dikenal bahkan tidak nongol di filmnya #nah loh kok bisa. akibat dari tembakan itu Patiwa jadi harus dirawat serius di rumah sakit. ada satu indikator kesembuhan Patiwa, yaitu KENTUT. tetapi justru kentut ini menjadi kendala. setelah beberapa hari dirawat Patiwa tak kunjung kentut. hingga akhirnya suatu hari............ ---> tonton sendiriiii!! hehe
hmm... film ini mungkin sedikitnya merupakan gambaran dari dunia perpolitikan di Indonesia. tentang pentingnya kentut yang terkadang dianggap hal tidak penting bahkan aib, tentang bagaimana rupa-rupa para calon kepala daerah kampanye, tentang 'santet' yang selalu mewarnai di balik pemilu tersebut, tentang realita bagaimana warga Indonesia sudah tidak memperhatikan peraturan lagi, tidak bisa menghargai privacy orang lain, dls. segala hal yang ingin disampaikan oleh Deddy Mizwar melalui film ini benar-benar sampai. pesan moralnya mantap!
bagi yang doyan dunia politik, monggo nonton film ini! bagi yang kurang suka juga apa salahnya mencari ilmu dari sebuah film karya sutradara terbaik Indonesia. dijamin bermanfaat, dijamin gak buang-buang waktu, soalnya ini bukan hanya sekedar tontonan, tapi juga sarat akan tuntunan. ;D
oh ya, jika teman-teman semua sudah menontonnya, dapatkah kalian menemukan makna dari closing statement dari Jas Merah (Deddy Mizwar)? itu tuh kalimat di atas yang kutulis large and bold. selamat menemukan dan selamat menonton tentunya!! xD

by. si Famysa, lagi UTS malah ngeblog xP

4 komentar:

  1. wah pas bangett semalam.lagi nonton nih pelem sambil.ngerjakan tugas..
    emang banyak banget psan moral yang ada d dlamnya.. ceritanya pun cukup lucu apalagi pas prsatuan seluruh agama datang ngasi dukungan spiritual buat Bu Fatiwa.. hahaha
    tapi brhubung gak suka.politik jadi aku gak terlalu detil nontonnya...hhe

    BalasHapus
  2. Kagak ada calon bupati,walikota,dpr bahkan presiden yang bisa ngasih solusi untuk membangun negeri ini lebih baik
    Karena orang baik & pintar di negeri ini sering diabaikan,
    Dah aku follow blog kamu,gantian follow back balik ya

    BalasHapus
  3. @Youko: yup bener banget. gokil dah pokoknya xD

    @Andy: hmm.. mungkin belum ada kali ya.. bukan kagak ada. hehe
    suatu saat nanti pasti orang baik & pintar itu pasti bakal amat dibutuhkan :)
    okeokee ;)

    @mom Lid: iya tan.. bagus banget deh.

    BalasHapus

hatur nuhun kana kasumpingannana :) mangga bilih aya kalepatan atanapi aya nu bade dicarioskeun sok di dieu tempatna..

Mijn Vriend