Hello, April… How
are you?
Tiga hari pertama di bulan April ini, kondisi
badanku gak karuan. Aku kedinginan sepanjang hari, padahal cuaca sedang hot-hotnya bukan? Menjelang duhur, aku
semakin kedinginan. Tepat jam 12 siang, bukannya siap-siap sholat duhur, aku
malah pergi ke kamar, berbaring dibalut selimut. Rasanya dingin sekali. Aku seperti
orang sakit. Hanya saja hanya dingin dan mual yang aku rasakan, tidak ada
keluhan lain seperti pusing atau demam seperti yang biasanya menyerang orang
sakit. Entah kenapa, aku juga gak tahu. Yang jelas, kedinginanku semakin
menjadi kalau aku keramas. Sejak diserang kedinginan itu, sekarang aku jadi
jarang keramas deh, agak parno sih, haha..
Lalu tiga hari berikutnya, setelah tidak kedinginan
lagi, aku pergi-pergian setiap hari. Waktu di rumah, di depan laptop jadi
berkurang deh, makanya gak ada postingan selama 6 hari belakangan ini *alibi :P.
Di tiga hari pertama bulan April, aku semakin susah
makan, bahkan berlanjut sampai sekarang. Makan ini gak enak, itu gak enak. Padahal
intensitas ‘kelaparan’ semakin bertambah. Lapar sedikit saja, tapi tidak ada
makanan yang bisa kumakan, aku bisa langsung lemas. Badanku seperti bergetar. Yaa
seperti orang kelewat makan biasanya. Bedanya, serangan itu bisa datang sebelum
jam 12 siang. Kalau aku sedang normal mah
serangan itu paling-paling datang jam 3-an.
Yang kuinginkan saat susah makan akut di tiga hari
pertama di bulan April ini adalah rujak buah-buahan masam. Oh sampai saat ini
aku selalu membayangkan bisa ngerujak manga
muda. Enak kali yaa… Sayangnya kehamilanku tidak bertepatan dengan musim manga,
huhu.. Tak ada mangga, belimbing pun jadi deh. Alhamdulillah pohon belimbing di
kebun belakang rumah sedang berbuah lebat. Tiap hari aku jadi bisa makan yang
masam.
Di tiga hari pertama di bulan April ini, selain
kondisiku yang kacau, hatiku juga jadi sangat mellow. Tiba-tiba waktu ngerujak sama Ibank, aku teringat
masa-masa sulit yang keluargaku lalui dulu. Tiba-tiba aku cerita pada Ibank…
Dulu aku setiap hari ikut Bapa mengantar kue ke
beberapa rumah sekecamatan ini. Waktu itu ada program –dari kecamatan, kalau
tidak salah- bagi-bagi kue sehat ke beberapa keluarga terpilih. Keluarga terpilih
itu adalah keluarga yang memiliki anak kecil, namun kurang mampu. Jadi lah ada
bagi-bagi kue sehat ini sebagai pengganti jajan anak-anak mereka. Kuenya tiap
hari beda-beda. Yang kuingat beberapa diantaranya adalah bolu kukus,
buras/arem-arem, lemper, bakpao, kue naga, kue putri ayu, risoles. Semuanya enak-enak,
semuanya besar-besar ukurannya, semuanya dibuat high quality, gak ngasal.
Setiap hari aku, Mamah, dan Bapa membungkus kue-kue
itu. Rumah kami selalu penuh oleh kue. Aku juga jadi bisa makan kue-kue enak
itu setiap hari, kalau ada sisa, atau kalau ada rumah tujuan yang kosong
(penghuninya tidak di rumah). Motor Bapa, depan, belakang, penuh oleh kue-kue
itu. Aku biasanya duduk di depan, berdesakan dengan kresek besar berisi kue. Entah
ke desa mana saja kami pergi, aku tidak ingat. Yang kuingat hanya jaauuuuh
sekali… Panas… Berdebu… Masuk ke kebun tebu… Melewati banyak sawah dan jalanan
jelek. Ah. Kadang aku merengek capek pada Bapa. Tapi entah kenapa Bapa selalu
membawaku pergi setiap aku ingin ikut, padahal aku sering mengeluh, hehe..
Awal-awal perjalanan, aku masih bisa turun dari motor, ikut Bapa mengetuk pintu
rumah ke pintu rumah. Kadang ada juga penghuni satu atau dua rumah yang
mengajak Bapa mengobrol dulu, menyuguhi kami makanan dan minuman. Aku senang
ketika aku bertemu dengan makanan dan minuman, tapi aku juga tidak senang
karena jika Bapa mengobrol dulu, biasanya kami akan pulang larut. Tapi di
tengah perjalanan, apalagi menjelang akhir, aku sudah tidak mood, aku akan tetap duduk di motor dan
menyuruh Bapa cepat-cepat, jangan mengobrol dulu, haha..
Aku ingat sekali.. Saat aku mengeluh capek dan
lapar pada Bapa, Bapa berhenti di warung dan membelikanku air mineral. Padahal aku
kan lapar, aku ingin makan, ingin jajan, bukan ingin minum. Tak jarang aku
ngambek pada Bapa, hehe.. Tapi seingatku Bapa tidak pernah memarahiku.
Tanpa sadar, aku pun menangis sambil ngerujak. Mellow banget yaa :(
Jujur, aku sangat merindukan masa-masa itu. Masa-masa
dimana Bapa dan Mamah saling menguatkan walau kondisi ekonomi kami pas-pasan,
bahkan mungkin kekurangan. Masa-masa dimana kami selalu bersama setiap hari. Masa-masa
dimana Bapa selalu menjadi Bapa yang rendah hati, Bapa yang tidak banyak omong,
Bapa yang mengajarkanku banyak hal. Aku rindu semuanya. Jika dulu aku tahu ternyata
kekayaan hanya akan memisahkan kami, aku pasti akan lebih memilih tetap seperti
dulu. Hidup serba kekurangan, tapi tidak kekurangan kasih sayang dari kedua
orang tua. Dan seandainya aku bisa melakukan pertukaran, aku ingin menukar masa
sekarang dengan masa laluku. Aku ingin orang tuaku bersama kembali. Dengan begitu,
tidak akan ada masalah demi masalah yang datang silih berganti akibat
perceraian mereka.
Tiga hari pertama di bulan April ini, aku teringat
pada dua buah CD berisi foto-fotoku waktu pesantren di Daarut Tauhiid. Aku ingat,
di CD itu ada foto waktu aku diwisuda. Aku, Mamah, Bapa, adikku, Aa Gym, dan Teh
Ninih; ya, aku ingat ada foto ini! Itu berarti hanya di CD itu lah aku punya
foto lengkap bersama keluargaku. Karena pasca bercerai, Mamah membuang semua
foto Bapa, aku jadi tidak punya lagi foto masa kecil bersama Mamah dan Bapa,
higs..
Aku terus mencari CD itu. Seisi rumah kuobrak-abrik
demi mencari CD itu. Tapiii… Hasilnya nihil. Aku lupa dimana menyimpannya. Memang
sudah lama sekali aku tidak pernah membuka CD itu. Kapan terakhir kalinya saja
aku sudah lupa. Higs.. Dimana yaa? Adakah yang bisa membantuku? Aku sangat berharap
bisa menemukan CD itu :’(
by. si Famysa, rindu...
sayang banget musim mangga sudah habis ya syifa tapi sekarang musim duku .
BalasHapusSyifa semoga bis amenemukan fotonya ya, bumil jangan terlalu sedih ya buat happt aja kasihan loh janinnya. Semangat terus ya syifa
iya tante, moga cepet ketemu, aamiin..
Hapusaku bayanginnya mangga, asemnya, kayaknya enak. hehe
Habis curhat ke suami, terus curhat di blog ini, jangan lupa curhat kepada-Nya.
BalasHapusSemoga bisa makin menenangkan pikiran teh di saat hamil blues ini. Yg penting fokus buat bangun sang masa depan.
pasti itu mah rip, wajiiib :)
Hapussiap rip.. hatur nuhun..
Aku sedih bacanya fah :( Aku juga lagi rindu banget sama bapakku. Sedih bacanya, aku juga memilih lebih baik kekurangan segalanya daripada kekurangan kasih sayang dari orang tua, mereka segalanya, bener-bener segalanya :( Btw, kamu udah mulai ngidam ya? Ibank harus lebih sabar ekstra tuh, kalau enggak dapet mangga, ntar kamu suruh nanem pohon mangga lagi :D
BalasHapus*peluk melissa :')
Hapushaha kayaknya iya nih mel :P