Sabtu, 31 Mei 2014

Pinter Kodek

Ada yang tahu atau pernah dengar istilah 'pinter kodek'? Orang Sunda harusnya tahu loh yaa... Karena ini istilah bahasa Sunda :)
Sederhananya, pinter kodek itu adalah sebutan bagi orang yang curang. Lebih luasnya, pinter kodek itu adalah sebutan bagi orang yang bersikap "habis manis sepah dibuang" pada orang lain, atau bersikap "kacang lupa pada kulitnya" pada orang yang telah berjasa padanya, atau ingin senang sendiri tapi melupakan kesenangan orang lain, atau ingin berbagi sedih dengan orang lain tapi giliran senang dia tidak berbagi, atau ingin untung sendiri tapi merugikan orang lain, atau... apa lagi ya? Hmm... Silakan tafsirkan saja sendiri lebih luas. Intinya pinter kodek itu sifat curang, baik sedikit maupun banyak, dalam hal apapun.
Pinter kodek tidak sama dengan pelit. Banyak orang yang pinter kodek baik hati dan suka memberi. Namun dalam beberapa hal yang sekiranya bermanfaat dan penting bagi orang lain, dia kadang menyimpan untuk dirinya sendiri, dia tidak mau membaginya dengan orang lain, walaupun dengan teman dekatnya sendiri. Orang yang pinter kodek tidak selalu merugikan secara lahir, tapi bisa juga merugikan secara bathin. Kerennya suka bikin sakit hati.
Sayangnya, tidak semua orang pinter kodek sadar bahwa dirinya adalah orang yang seperti itu. Dia woles saja dengan watadosnya seolah tidak terjadi apa-apa, seolah semua baik-baik saja. Padahal jauh di sebrang sana mungkin saja ada orang lain yang sedang terlukai hati atau fisik karenanya. Ya iya lah ya.. Mana ada maling mengaku maling. Kalau maling jujur semua nanti penjara penuh *oops :P Dan mungkin saja aku atau kalian yang baca juga adalah orang yang pinter kodek, baik sedikit atau banyak kadarnya -memangnya emas ada kadarnya. zzzz-
Aku jadi ingat beberapa waktu yang lalu saat sedang penelitian skripsi.. Aku sedang menunggu narasumberku. Kemudian ada seorang bapak yang menghampiriku. Beliau mengajakku mengobrol, katanya kasihan melihatku menunggu sendirian, makanya beliau ingin menemaniku. Ketika cerita dari Utara sampai Selatan, di tengah-tengah beliau bertanya seperti ini padaku, "Mbak Syifa pernah ngalamin hal gak enak gak selama temenan sama teman-teman di kuliahan?" Kubilang "Nggak tuh, Pak. Selama ini saya baik-baik saja dengan teman-teman." Lalu beliau berkata lagi, "Ooh berarti belum ngerasain ya.. Hati-hati aja, Mbak, nanti juga Mbak bakal ngerasain gimana rasanya dikhianati sama teman. Di depan bilang A, padahal hatinya Z. Sudah dibantu banyak, tapi malah Mbak Syifa dilupain." Dan dengan santai kubilang, "Iya, Pak."
Ternyata apa yang dikatakan bapak tersebut benar adanya... Siapapun pasti bakal mengalaminya. Aku, kamu, kita, akan berkesempatan dekat dengan orang pinter kodek.
Waspadalah! Kalau bertemu dengan orang pinter kodek, jauhilah! Kita boleh kok pilih-pilih teman. Masa iya kita mau berteman dengan penjagal manusia, kan seram. Bisa-bisa kita yang dimutilasi. Masa iya kita tetap berbisnis dengan orang yang sudah mencurangi kita. Kan itu bodoh namanya. Pokoknya, say no to pinter kodek! *loh
*Berbagi kesulitan itu mudah, menerima bantuan itu mudah. Yang susah adalah berbagi kebahagiaan dan memberi bantuan setelah kita berkeluh kesah pada orang lain setelah kita menerima jasa orang lain.
*Bantuan kecil yang berarti besar seharusnya dapat mengikat kita untuk berusaha membalas jasa. Namun pada kenyataannya, bantuan kecil tak lebih diingat daripada kesalahan kecil. Memang, 'forgive is not forget', tapi perlu diingat, 'helper must be reminder'.
*Orang baik bertebaran dimana-mana, orang sok baik juga ada, bahkan orang jahat sekalipun bisa berpura-pura baik. Namun baik saja tidak cukup. Dunia ini butuh empati!
*Jika definisi sahabat adalah dia yang berbagi suka maupun duka denganmu, tak peduli apapun keadaannya, maka siapakah sahabatmu? Adakah sahabatmu? Karena ternyata tidak semua teman adalah sahabat.
*Semuanya adalah quotes ala my self yang kutulis di Path Syifa Azmy Khoirunnisa, bukan quotes colongan loh yaa :P

by. si Famysa, semoga jauh dari 'pinter kodek'

Kamis, 29 Mei 2014

Menanti Eksekusi 'Scriptsweet'

Banyak cerita yang tertunda untuk kutuliskan karena kesibukanku pada skripsi. Mungkin tidak terlalu sibuk sampai-sampai seharian mengarjakan skripsi, hanya saja aku butuh memfokuskan diri untuk mengerjakan satu hal. Aku bukan tipe orang yang bisa mengerjakan berbagai hal sekaligus dalam satu waktu, jika ingin mencapai efektivitas, apalagi kalau dikejar deadline. Kecuali jika pekerjaannya santai dan menyenangkan, dalam artian pekerjaan itu aku suka, baru aku bisa mengerjakannya. Dalam hal skripsi ini, bukan berarti tidak suka atau tidak menyenangkan. Hanya saja ada beberapa faktor yang menimbulkan hal-hal tidak menyenangkan. Ya, yaa buat yang sudah melalui tahap skripsi ini pasti tahu laah apa yang kumaksud faktor itu. 
Aku tidak terlalu rajin dalam mengerjakan skripsi. Tapi aku juga tidak malas-malasan. Aku justru memiliki target kapan harus menyelesaikan skripsi. Meski pada akhirnya tetap ngaret karena lamanya penantian eksekusi. Ya sudah lah woles saja sekarang mah.. Hidup bukan hanya untuk skripsi, bukan? Hehehe... Aku juga bisa melakukan banyak hal lain yang bermanfaat karena sekarang woles pada skripsi. Aku tidak terlalu gencar mengejar-ngejar dosen. Kupikir untuk apa? Toh kalau memang dosen sudah bisa ditemui atau mengoreksi, pasti dosen akan segera mengoreksi kok. Freak banget kalau aku ngebet cepat di-ACC dan lulus. Mau apa sih? Nanti aku bisnis tidak akan menggunakan ijazah S1-ku kok :P
Well, well, jangan diteruskan baca ini deh mendingan. Takut bikin mumet kepala. Hahaha...
Eh, tadinya aku sudah melupakan draf ini loh. Baru satu paragraf di atas (awal), tadinya mau kuhapus saja drafnya. Namun adaaa saja hal-hal yang mengingatkanku lagi pada kegalauan skripsi. Salah satunya beberapa waktu yang lalu ada temanku yang curhat dia dimarahi dosen hanya karena sms minta waktu bimbingan. Halaah aku sih sudah biasa dimarahi kalau sms beliau. Awalnya memang agak mengerikan, takut dosennya sentimen atau apa lah. Tapi ternyata 'kalem aja, lanjut terus tuh :D'. Malah sekarang skripsiku sudah di-ACC oleh beliau yang aku takutkan akan sentimen padaku gara-gara smsku. Tinggal tunggu satu dosen lagi nih. Mohon doanya yaa, teman-teman :))
ini isi sms balasan dari beliau karena aku agak 'protes'. lucu ya, masa iya hari gini disamain sama jamannya dulu. hehehe *peaceee!
by. si Famysa, maunya rajin ngeblog lagii :D

Mijn Vriend