Senin, 03 Desember 2012

Menghemat Listrik dan Mengamankan Sampah

hello Sobat Bumi... apa kabarmu hari ini? apa kabar juga dengan bumimu? sudahkah kamu melakukan perawatan yang terbaik untuk bumimu sampai detik ini?

nah loh, sebenarnya ada makna apa di balik sapaan pembukaku dalam postingan ini? 
ok, just let me to explain more..

Sobat Bumi... apa yang terpikirkan oleh kalian dengan kata 'Sobat Bumi'?
menurutku pribadi, Sobat Bumi berasal dari dua kata, sobat berarti sahabat, bumi berarti lingkungan/alam semesta. maka dapat diuraikan bahwa Sobat Bumi adalah seseorang yang mencintai lingkungan/alam semesta, dan sebagai tanda cintanya itu dia menjadikan dirinya sebagai sahabat bagi bumi. kita tahu sendiri bahwa seseorang tidak akan melukai siapa yang dia anggap sebagai sahabatnya. seseorang itu pasti akan menjaga sahabatnya agar tetap tersenyum dan tertawa. serta ketika sahabatnya berduka, seseorang itu pasti akan setia menemani dan menghibur. begitu pula dengan kita yang menamakan diri sebagai Sobat Bumi, tentunya kita akan sangat menjaga kelestarian bumi kita, bukan? tidak hanya sekedar menghabiskan kekayaan alam yang disediakan bumi. jika kamu masih serakah dan semena-mena terhadap bumi, jangan mengaku dirimu sebagai Sobat Bumi deh...

sebagai Sobat Bumi, aku mempunyai beberapa tindakan nyata untuk menghemat listrik dan menjaga lingkunganku dari sampah. 
pertama, dalam rangka menghemat listrik, aku tidur dalam gelap. alias mematikan lampu kamar ketika akan tidur. dulu, waktu aku masih kecil, aku tidak mau tidur dalam gelap. kubilang 'aku takut' atau 'pengap' pada mamah. tapi karena mamah memaksa, mamah bilang supaya hemat listrik, jadi ya mau tidak mau kuturuti juga akhirnya. misalnya aku tertidur sebelum mematikan lampu pun, mamah pasti akan mengontrol kamarku dan mematikan lampunya. 
dulu aku masih ogah-ogahan tidur dalam gelap. sampai ketika aku SMP, aku membaca sebuah artikel yang isinya berupa ajakan agar kita tidur dalam gelap. seingatku, dalam artikel yang kubaca itu dijelaskan bahwa lampu kamar kita berasal dari listrik, listrik sama saja dengan api, dan api adalah bahan pembentuk setan. kesimpulannya, siapa yang tidur dengan menyalakan lampu berarti dia tidur ditemani setan. jadi lah sejak membaca artikel itu, aku sadar dengan sebenar-benarnya bahwa aku harus tidur dalam gelap. selain menjauhkan diri dari setan dan mengistirahatkan mata, aku juga berhemat listrik kan.
bukan hanya tidur dalam gelap saja. menonton TV atau memakai komputer pun sangat jarang. cukup seperlunya saja. karena lagi-lagi mamah selalu mengontrol penggunaan listrik di rumah. jika ketahuan main games di komputer, apalagi dalam waktu lama, mamah pasti menghentikannya. atau ketika sedang menonton TV, mataku senyap-senyap tertutup, mamah juga akan mematikan TVnya. kata mamah, "masa TV yang nonton kita, bikin boros listrik aja". terlebih lagi acara di TV sekarang kebanyakan sangat diragukan kualitasnya. isinya kebanyakan gosip, reality show yang padahal bohong, dan sinetron-sinetron yang ujung-ujungnya ceritanya jadi tidak jelas atau terlalu banyak adegan antagonisnya. sudah lah, pokoknya lebih baik tidak menonton TV daripada kesulitan memilih acara yang bagus dan berkualitas.
aku juga sangat berhati-hati dalam memakai jet pump. sebisa mungkin, ketika jet pump menyala, kegiatan yang berhubungan dengan air seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci piring, mengepel, menyiram, dsb diselesaikan. karena akan sangat boros listrik jika jet pump dinyala-matikan secara sering dalam sehari. lebih baik sekali nyala, selesaikan kegiatan ber'air', lalu matikan jet pump. *di rumahku tidak memakai tandon air. air yang keluar dari keran berasal langsung dari jet pump yang menyala.
    
kedua, dalam rangka mengamankan sampah, aku selalu membuang sampah pada tempatnya. tempatnya di sini jelas saja tempat legal yang disediakan untuk pembuangan sampah. seperti tong sampah atau tempat (gundukan) sampah yang akan dibakar.
dari dulu sampai sekarang, sering sekali aku mendengar pembenaran orang-orang akan tempat membuang sampah yang jelas-jelas salah, karena itu bukan tempat sampah. contohnya seperti parit di tengah pemukiman warga. sering sekali orang berkata seperti ini ketika kutanya kenapa membuang sampah ke parit, "di parit itu kan sudah banyak sampah, aku hanya ikut-ikutan, aku nggak salah dong. toh sampah yang kubuang hanya plastik kecil". nah loh, jika semua orang berkata seperti itu, bukan kah lama-lama parit itu akan menjadi gundukan sampah. lalu akan menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan sekitar, atau menyumbat saluran air yang kemudian akan mengakibatkan banjir. jika sudah seperti ini, orang-orang yang pernah membuang sampah ke parit itu pasti akan beralibi macam-macam karena tidak mau disalahkan. lalu ketika muncul sebagian orang yang mengerti akan permasalahan sampah di parit itu dan mengusulkan kerja bakti, seluruh warga -bahkan- yang tidak pernah membuang sampah ke parit itu pun terpaksa harus ikut kerja bakti membersihkan parit. rasanya agak tidak adil bukan. orang lain yang berbuat, tetapi kita yang harus bertanggung jawab atas nama solidaritas.
sekecil apapun sampah yang kupunya, contohnya sampah bungkus permen, pasti akan kubuang ke tempatnya. jika memang aku belum menemukan tempat sampah ketika sedang di luar rumah, aku akan menyimpan sampah tersebut ke saku / tasku dulu. hingga setelah aku menemukan tempat sampah, baru lah kubuang sampah itu ke tempat sampah.
sebisa mungkin aku juga tidak meminta plastik ketika berbelanja. selama belanjaanku masih bisa kupegang atau bisa kumasukkan ke tas, aku akan berkata 'tidak usah pakai plastik' pada pelayannya. dan kalau pun terpaksa menggunakan plastik karena barang belanjaannya banyak, aku akan mengumpulkan plastik tersebut untuk kemudian digunakan lagi.
bahkan untuk sampah kertas yang mudah didaur ulang pun, aku tidak akan langsung membuangnya. sisa-sisa guntingan kertas dari tugas kuliah tidak langsung kubuang, tetapi masih kusimpan hingga sekarang. siapa tahu nanti berguna untuk menulis catatan kecil atau untuk keperluan mading. begitu pula dengan sampah yang berasal dari kesalahan print atau kesalahan tugas. namanya mahasiswa, pasti mempunyai tumpukan kertas kan. setiap minggunya pasti ada saja tugas yang harus diprint. nah, untuk menyiasati pemakaian kertas secara berlebihan, aku biasanya mengeprint untuk keperluanku pribadi pada kertas yang sudah terpakai satu sisinya. sayang kan satu sisi lainnya yang masih putih. mengapa tidak dipakai untuk mengeprint lagi saja.
aku juga bisa memanfaatkan satu sisi kertas yang masih putih tersebut untuk isi binderku. atau sisi kertas yang masih putih itu juga bisa kubuat menjadi buku baru dengan sampul dari koran. hanya tinggal melaminating kertas koran ke tempat foto kopi, lalu disatukan deh dengan kertas bekas menggunakan jilid ring atau lakban

menghemat listrik dan mengamankan sampah ternyata tidak sulit kok. yang membuat sulit itu adalah kemalasan dan keenganan kita sendiri. apa salahnya melakukan hal kecil untuk bumi kita? toh hal besar pun berasal dari hal kecil kan..
sekarang bukan lagi saatnya menilai hal kecil sebagai sesuatu yang percuma, karena sebenarnya yang percuma itu adalah ketika kita mengabaikan bumi. lebih baik melakukan hal kecil tetapi bekelanjutan daripada belagu ingin melakukan hal besar tetapi tidak juga dilaksanakan.
sebagai Sobat Bumi yang baik, mari kita hemat listrik dan amankan sampah!! bumi tenang, kita pun senang kaan?? :)

tulisan ini diikutsertakan dalam Blogger Contest Sobat Bumi yang diselenggarakan oleh PT Pertamina
mohon doanya ya, Sobat Bumi semuaaa :)

Mijn Vriend