Sabtu, 05 April 2014

Ingatkah Kawan?

Ingatkah kawan... Dimana pertama kali kita bertemu? Gedung B FISIP ruang 202 kan ya...
Ada Arista, Syifa, Siska, Icha, Ayuni, Vinna, Anita, Arina, Komang, Diaz, Odi, Anjar, Ady.
Lalu di Tony Blank, Pak Kordes memimpin kita berkenalan lagi.
Aku Diaz, Sastra Jepang,
Aku Anita, Adminitrasi Bisnis,
Aku Arista, Sastra Inggris,
Aku Siska, Administrasi Publik,
Aku Icha, Administrasi Publik,
Aku Syifa, Administrasi Publik
Aku Ayuni, Sastra Jepang,
Dan seterusnya...
photo edited by Ayuni
Rapat kedua... Rapat Ketiga... Survey... Macet-macetan... Menyusun LRK... Survey lagi...
Ingatkah kawan... Tanggal berapa kita pelepasan? Tanggal 15 Juli bukan?
Sore harinya, kaki-kaki ini sudah menginjak tanah Pagersari.
Apa perasaanmu kala itu? 
Setiap hariiiii selalu membuka kalender. Menghitung hari... 15, 14, 13, 11, 10, 9, sampai akhirnya tiba saat kita mudik lebaran.
Kita menghadapi anak-anak, menghadapi masyarakat, tarawih bersama, sahur bersama, buka puasa bersama, tidur bersama, kita menjadi guru dadakan, luaaaarrr biasa kesabaran diuji. Terlebih saat belajar merajut dan berhadapan dengan anak SD.
Ingatkah kawan... Sindiran dari kita dari luar adalah Pagersari memang mager!! Selaluuuu telat, selaluuu kesiangan. Tapi memang inilah kita apa adanya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan kita. 
Kita bersama bersuka cita, bersama berlelah-lelah, bersama berduka cita. Ada marah, ada sedih, ada letih, ada bahagia, juga ada cinta...
Ingatkah kawan... Kapan kita kembali lagi ke sini setelah lebaran? Tanggal 15 Agustus bukan?
Entah kenapa waktu itu sudah tak ada lagi agenda menghitung kalender, tak ada lagi keluhan tentang makanan. 
Apa sebenarnya yang kita rasakan? Apa itu rasa sebuah keluarga? Apa itu rasa cinta?
Ingatkah kawan... Siapa nama-nama kita. dari mana asal kita, apa yang kita suka dan tidak kita suka.
Ingatkah kawan... Seberapa kuat hati kita menyimpan kenangan ini? Tanya hatimu, tanya hatimu, tanya hatimu...
photo edited by Ayuni
Dimana kita akan meletakkan kita di hati kita? Dimana kita akan bertemu lagi setelah akhir dari KKN ini?
Kita akan sangat merindukan kita...
Saat kesal, saat bernyanyi, saat tertawa terbahak, saat berpijat-pijatan ria, saat menyaksikan ada cinta...
Ingatkah kawan... Meski raga ini berpisah, hati ini akan selalu satu. Biarkan ribuan foto yang memenuhi laptop dan hpmu tetap di sana. Tataplah kita saat kita merindukan kita. Katakanlah kangen di grup whatsapp kita.
Ingatkah kawan... Sedang apa kita pada detik ini? Lalu bagaimana dengan besok? Tentunya kita akan teringat selalu pada tempat ini dan 30 hari ini.
Berjanjilah kawan... Temui kita, temui kenangan kita.
Ingatkah kawan... Apa kabar LPK kita? Apa kabar BBB?
Aku sayang kalian :* :* :*

*musikalisasi puisi malam perpisahan dari Syifa & Diaz

by. si Famysa, with love :*

Jumat, 04 April 2014

Valentine Kelabu yang Telah Berlalu

Oke, fix maximal! Bulan Maret tidak ada postingan satu pun di blog ini. Skripsiku memang sudah selesai kutulis. Tapi saat ini aku masih menunggu eksekusi dosen pembimbingku yang amat sibuk. Mohon doanya yaa teman-temaan :)

Masih ingat bencana yang melanda Indonesia pada tanggal 14 Februari 2014 lalu?
Letusan Gunung Kelud yang abunya menyebar hampir ke seluruh Pulau Jawa.
Saat itu, subuh-subuh aku dibangunkan oleh Mbak Dian. Agak mengagetkan. Aku yang masih tertidur pulas langsung membuka mata dan sikap sempurna. "Syif, Kelud meletus. Kata temanku hujan abu. Coba lihat ke depan rumah yuk!"
Setelah melihat keadaan di luar rumah, memang, semuanya kelabu. Berjalan-jalan ke depan rumah harus payungan. Kalau tidak, kerudung dan bajuku akan penuh abu.
Kami mencoba bersembunyi di dalam rumah. Hujan abu masih berjatuhan deras disertai angin yang lumayan kencang. Pemandangan yang kami lihat dari dalam jendela rumah terlihat putih seperti tertutup kabut, padahal tertutup abu yang masih berjatuhan. Jujur, kami agak ketakutan. Takut hujan abu semakin deras. Takut dalam rumah tidak akan aman dari abu. Padahal hanya di dalam rumah lah kami berlindung.
Hari sudah menjelang siang. Hujan abu sepertinya sudah berhenti. Akhirnya kami bersih-bersih rumah, memasak, lalu sarapan. Sekitar jam 11 siang, karena kelelahan bersih-bersih rumah, aku tertidur di kasur angin di ruang TV. Pulas. Hingga kemudian Mbak Dian membangunkanku lagi dengan nada panik. "Syif, hujan abu lagi, Syiif..." Ya sudah lah, rumah yang sudah dibersihkan terkotori lagi. Di luar rumah terlihat pekat. Abu yang menumpuk di tanah, atap, dedaunan semakin tebal. Kami pasrah.

Sore harinya, orang-orang sudah mulai terlihat ramai beraktivitas lagi. Tetangga-tetangga juga sudah mulai membersihkan bagian depan rumahnya. Kami pun tak mau kalah. Halaman lapang di samping rumah Mbak Dian menjadi sasaran utama kami. Abunya tebal sekali. Sampai-sampai terkumpul sekitar kurang lebih 50 bak! Kupikir andai itu semen, bisa kaya mendadak lah kami, menjual semen 50 sak. 
Hingga beberapa hari kemudian, hujan abu masih terus turun meskipun intensitasnya mulai berkurang. Jogja masih kelabu. Penelitian skripsiku waktu itu juga sempat terhenti 1 minggu karena bencana Kelud tersebut. Antara tidak kuat menempuh jalanan Turi-Magelang yang penuh abu dan pastinya badan yang sedang kuteliti juga sedang sibuk menangani bencana ini. Banyak agenda yang terpaksa dibatalkan. Beruntungnya kami sudah membeli stok makanan cukup banyak sehingga kami tidak terlalu kesusahan dalam mencari makan.

Kami sempat bertanya-tanya, kenapa bencana itu datang bertepatan dengan hari Valentine?
Dan berturut-turut setelah bencana Kelud, bencana-bencana lain datang silih berganti. Gunung-gunung lain juga sepertinya sedang ingin bangun berbarengan. Lalu beberapa waktu yang lalu, Gunung Merapi, gunung yang dekat dengan tempat tinggalku sekarang (di Turi, rumah Mbak Dian) dan gunung yang menjadi lokus penelitian skripsiku mulai menampakkan keaktivannya lagi. Merapi sempat erupsi, bahkan setiap hari sepertinya ada abu yang dikirim dari Merapi. 
Sekarang cuaca Jogja sedang sangat amat panas. Aku jadi ingat kata Mbak Dian dan kata Mbak Erna (penduduk KRB III Merapi), kalau Merapi aktif, cuaca di sekitarnya akan panas sekali. Ah, semoga panas ini hanya pertanda akan turun hujan. Bukan pertanda Merapi bangun lagi. Mohon doanya teman :))

by. si Famysa, agak sakit :')

Mijn Vriend